coloridosAvatar border
TS
coloridos
Hanya Karena Hal Ini Ane Harus Pisah GanSis



Selamat siang agan dan sista sekalian kali ini ane ingin berbagi keresahan ane yang sebenarnya sudah berlalu sejak lama namun bekasnya masih terasa. Tahun 2007 saat ane masih gencar-gencarnya Mirc dengan Friendster, Seperti biasa keisengan ane chat engga pernah nganggap serius hanya sekedar berkenalan atau kalau berbagi nomor handphone adalah hal yang biasa.

Melalui Mirc ane berkenalan dengan lawan jenis yang domisilinya sangat jarang dengan satu domisili dengan ane. Tapi tidak mengapa karena kembali lagi pada tujuan ane cuma iseng dan senang-senang saja. Bertukar no. handphone, kemudian setelah pulang dari warnet barulah ane sms-an atau teleponan. Syukurlah selama ane berkenalan dengan mereka, semuanya selalu memberikan foto dan identitas sesuai, benar-benar cewek tulen dan bukan jadi-jadian. Friendster saat itu menjadi tolak ukur ane untuk stalking koleksi foto-foto mereka.


Setelah ane berkenalan dengan mereka, ada banyak kesan-kesan berbeda yang didapatkan, kadang mereka sering curhat, kadang mereka mengajak ketemuan, kadang minta dijadikan pacarnya, dan kadang tidak jarang pula yang sudah punya pacar pengen ane jadi selingkuhan. Tapi beruntunglah domisili berjauhan itu membuat ane tidak perlu mendatangi mereka secara langsung.

Dari sekian banyak yang sudah ane kenal, Beberapa di antaranya menjalani hidup masing-masing, mereka sudah lulus sekolah, mereka sudah menikah, mereka sudah jadi ibu rumah tangga, dan mereka sudah mengganti no. handphone emoticon-Big Grin



2 Tahun ane ane berkutat dengan Mirc entah bagaimana ada satu nickname yang membuat ane penasaran. Nicknamenya adalah ce_sederhana. Mungkin sudah bukan hal baru bagi ane melihatnya, tapi kesan mengobrol dengannya tampak berbeda dari biasanya, hobi ane dengan dia sama, makanan favorit juga sama sayur kucai tumis, lagu favorit juga sama. Otomatis untuk menjaga keberlangsungan komunikasi, ane minta no. handphone dan akun friendster dia.

Ane lihat akun friendsternya dan lihatin fotonya, dan benar saja, cewek bernama Shinta Herdia***ika ini memiliki paras yang cantik, rumah besar , punya mobil mewah, dan keluarga yang harmonis. Tapi ane engga gampang percaya, masa iya ce_sederhana punya semua kemewahan itu? Maka ane coba hubungi dia melalui no.handphone yang tadi diberikannya.



Bukan main, responnya begitu cepat tanggap, ngobrol sama ane pakai bahasa sunda yang bahkan ane sendiri ga familiar banget dengan bahasa daerah itu. Berceritalah kami seperti perkenalan pertama, dia bilang berdomisili dari Jawa Barat. Cukup jauh harus melintasi pulau berbeda antara Sumatera dan Jawa. Kami ngobrol apa saja yang ingin diobrolkan seolah-olah tidak habis topik percakapan.

Sampai ane tanyain tuh mengapa ngaku sederhana tapi punya fasilitas mewah. Dia bilang: "Aku mah memang aslinya sederhana karena memang menurutku inilah hidup paling membuatku bahagia, bukan kemewahan itu. Lagipula aku kaya juga karena tinggal bersama orang tuaku, coba apakah aku sendiri nantinya bisa seperti mereka? Belum tentu 'kan?"  



Ane dengerin dengan serius percakapan dia, tidak jarang kami sesekali tertawa lepas ketika terlintas penyataan lucu. Selama ngobrol dengan Shinta ane ga pernah menyangka bakal ada kesan berbeda dari sebelum-sebelumnya, ane jadi selalu ingin tahu kabarnya, ingin ngobrol dengan dia lebih lama lagi. Perlahan kehidupan Mirc juga mulai ane tinggalkan karena mengetahui kabar Shinta lebih baik dari chat di Mirc sekalipun. Ane jadi semakin dekat dan makin dekat lewat komunikasi 2 arah tersebut.

Sampai akhirnya ane beranikan bertanya, "Apakah kamu sudah punya pacar?". Tanpa ragu dia menjawab "sama sekali belum." Lalu berlanjut "Kalo kamu gimana?" Ane menjawab "saat ini masih jomblo".  Dia sepertinya tidak percaya begitu saja, sampe mempertegas dengan penyataan "kamu engga bohong, 'kan? Awas Kalo kamu bohong aku bakal engga mau ngobrol sama kamu lagi". Ane balas "Itu udah jawaban paling jujur dan nyatanya memang ane sedang ga menjalin hubungan apapun".



Tanpa terasa 3 tahun ane menjalin pertemanan jarak jauh tersebut dan tanpa diduga pula kami sudah pakai embel "sayang" "sayangan". Ane saat itu akan melanjut ke bangku kuliah, sedangkan Shinta memasuki semester ketiga. Ya, dia satu tahun lebih tua dari ane. Entah ini kabar baik atau mengejutkan ane diminta orang tua supaya kuliah di luar kota, tepatnya di Bandung. Awalnya ane sempat menolak, karena kuliah tidak perlu jauh-jauh kalau tujuannya sungguh-sungguh mengenyam pendidikan.

Ane coba menghubungi Shinta tentang kemungkinan tersebut. Dia merespon, "pilihan itu kamu yang menentukan, tapi ketika orang tua sudah mengizinkan, apalagi yang kamu tunggu?". Dan ane akhirnya setuju untuk kuliah di Bandung, dengan semua keperluan diberikan oleh orang tua. Kebetulan ada saudara juga di sana yang dapat membantu mendaftarkan ane ke salah satu Institusi Pendidikan di Bandung.

Berangkatlah ane ke sana dengan penuh semangat serta dukungan doa dari orang tua dan kerabat. Alhamdulillah perjalanan lancar, dan keselamatan terjaga. Ane sampai di Bandung kemudian dijemput oleh Uwak yang sudah menunggu. Lantas kami masuk ke mobil untuk melanjutkan perjalanan sembari cerita saat diperjalanan. Tidak lupa ane mengabari orang tua melalui ponsel yang ane bawa. Sampailah ane di rumah uwak ane yang terlihat mewah dan besar itu kelak ane akan tinggal di situ selama masa perkuliahan.

Hal yang paling ane nanti adalah momen bertemu dengan Shinta yang selama 3 tahun ini memberikan nuansa indah dalam hati dan pikiran. Seminggu kemudian, Momen yang ditunggu akhirnya tiba, dia mengajak ane untuk bertemu di salah satu Mall di Bandung. Sedangkan ane yang masih kebingungan menuju ke sana bertanya terlebih dahulu kepada uwak ane. Dan uwak ane bersedia menghantarkan saja, sedangkan untuk pulang ane diberitahukan agar naik angkutan umum saja.

Sampailah ane di Mall yang dituju dan Uwak ane mengantar tepat di depan mall tersebut, sembari memberikan beberapa lembar uang untuk ane apabila butuh untuk makan atau belanja, dan Uwak pun meninggalkan ane karena ada keperluan penting dengan teman pengajiannya. Ane yang kebetulan masih polos belum terlalu mengenal, mencoba berkomunikasi dengan Shinta, berdiri di dekat pintu mall dan Shinta agak lama merespon. Panggilan telepon ane terjawab dan dia sudah hampir sampai ke tujuan. Tidak lama ane lihat mobil sedan putih turun seorang wanita yang ane kenal betul wajahnya seperti yang ada di friendster. Edaann.. kesan pertama bertemu bahwa Shinta benar-benar jujur dengan perkataannya selama ini. Paras cantiknya, dengan tampilan sederhana ane benar-benar tidak tahu mau ngomong apa lagi. Dia melamun parah menatapnya dari jauh dan iapun mengenali ane dan menyapa dengan hangat. Ini mah bukan ketiban durian runtuh lagi melainkan pohonnya ikutan tumbang, begitu pikir ane. Tidak jauh berbeda dengan komunikasi lewat telepon, Shinta adalah sosok wanita periang yang cukup aktif berbicara, sementara ane seperti orang yang mati kutu dengan ketidakpercayaan ini. Ane heran saja cewek secantik itu kok mau ya sama ane? emoticon-Big Grin emoticon-Big Grin ya meskipun ane juga ga jelek-jelek amat. Tapi penantian 3 tahun ini terbayarkan dengan pertemuan membahagiakan ini. Sambil mencari restoran untuk makan rekomendasi dari Shinta, ane manut-manut aja nurutin kemauannya.



Kami pesan makanan dan duduk sambil menunggu sajian kuliner modern tersebut datang. Sembari menantikan makanan, kami ngobrol kembali dan membahas segala macam topik perbincangan tertentu. Sampai yang bikin ane udah ga sabar saat ini bilang ingin jadi pacarnya. Mendengar itu dia tampak berekspresi malu dan diam sejenak. Lalu jawaban yang ane nanti akhirnya tersampaikan dengan kata "Ya, aku mau."  Semakin bertambah tingkat kebahagian ane saat itu. Rasanya ini seperti tidak mungkin. Tapi tetap masa pacaran kami jalani dengan normal bahkan cenderung seperti berteman seperti biasanya.

Hidangan pun datang dan kami siap menyantapnya. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya masa pacaran ane makin dekat dengan dia begitupun sebaliknya. Tapi bukan berarti hubungan kami monoton berjalan mulus. Ada momen dimana kami disibukkan dengan rutinitas masing-masing. Biasanya ane bisa menuruti kemauannya namun menjadi pembantah karena faktor tertentu. Dia juga begitu akibat masa kuliahnya yang mendekati kelulusan waktu kami bertemu juga semakin berkurang. Intensitas komunikasi jarak jauh juga mulai menurun.



Tapi hubungan kami tetap berjalan seperti biasanya, ane tidak lupa mendukung agar Shinta segera lulus dengan jurusan Ekonomi yang diembannya. Masa kelulusan adalah masa yang paling dinanti termasuk ane yang berada satu tahun di belakangnya. Tahun 2013 Shinta pun lulus dengan predikat cumlaude dan hal itu tentu memotivasi ane untuk segera menyusul. Keluangan waktunya setelah lulus ane pikir akan menjadi momen pertemuan kami berjalan lebih sering. Namun yang ane dapat justru pernyataan mengejutkan. Shinta ingin melanjutkan pendidikannya di Amerika Serikat. Ane pikir dia cuma berguyon seperti kebiasaannya waktu dulu.
Tapi ane salah itu penyataan sebenarnya yang membuat ane terasa sesak. Lebih sesak lagi dia memutuskan ingin fokus dengan pendidikannya meminta kepada untuk memahami situasinya. Ane bisa menerima asal komunikasi kami tidak terputus. Shinta pun menyanggupinya.

Momen keberangkatannya menuju Amerika, ane turut ikut mengantarnya ke Bandara terbesar di Indonesia tersebut. Saat itu ane juga sudah tidak terlalu banyak mata kuliah karena mulai sibuk mengurus skripsi. Bersama orang tuanya ane tidak lupa mengucap salam dan bercakap-cakap di dalam mobil mewahnya. Sesampainya di Bandara ane melihat wajahnya seperti berat meninggalkan Indonesia, tapi di sisi lain ane tidak bisa menghalangi niatnya untuk mengenyam pendidikan lebih jauh lagi.



Kecupan di kening dan pelukan itu menandakan terakhir kalinya ane harus siap untuk merelakan dia merantau ke Negeri orang. Hanya satu yang ane minta dari dia agar tidak memutuskan hubungan yang sudah berjalan lama ini. Bahkan orang tuanya sudah setuju bila ane andaikata bisa menikahinya. Selama keberadaan dirinya di Amerika. Ane sering video call dan banyak bercerita dengannya meski komunikasi kami terkesan putus nyambung karena masalah koneksi internet, tapi hal tersebut dapat dimaklumi. Ane hingga menjelang kelulusan pun tidak lupa untuk memberitahukannya. Dia turut senang dan berharap agar ane bisa lebih sukses dari dia. Dia melanjutkan kuliah S2 nya, ane diterima bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta. Masing-masing rutinitas kami jalani setiap harinya.

Intensitas berkomunikasi kami sudah semakin berkurang dan momen pahit dari hubungan kami akhirnya terjadi. Selama ini dia sudah memiliki pasangan di luar sana. Teman kuliahnya yang juga dari Indonesia, cowok itu bernama Ren** Da****. Alangkah kagetnya ane begitu mengetahui langsung dari ucapannya. Dengan berat hati dia menangis sambil menjelaskan pada ane bahwa temannya itu lebih banyak berkorban demi dia selama berada di sana. Belum lagi kedekatan mereka memberi warna baru dalam hubungan sesama teman kuliah tersebut. Ane yang mendengar itu rasanya tidak percaya seperti tidak ingin berkata tapi mulut seperti tertahan. Benarkah harus seperti ini akhirnya? Jika iya, maka dia bukan jodoh yang selama ini kunantikan? Jika Engkau Menghendaki hambaMu dengan insan lain maka ringankanlah rasa sakit ini agar hamba dapat melupakannya.



Setelah kejadian itu ane sama sekali tidak pernah mendengar lagi kabar tentangnya. Walaupun itu terjadi ane hanya berharap agar hubungan mereka langgeng dan baik-baik saja. Sebagai laki-laki ane harus tetap tegar karena kehendak Sang Maha Pencipta lebih baik daripada perencanaan hambaNya. Entah doa ane dikabulkan atau ane mencoba keluar dari kesedihan, ane sama sekali tidak larut lagi dalam kesedihan, ane lebih semangat menjalani rutinitas bekerja dan ane saat itu memutuskan untuk tidak ingin berpacaran lagi. Ane hanya berdoa jika Sang Maha Tahu berkehendak memberikan jodoh, maka pertemukanlah dengan jodoh yang baik, shaleha dan baik hati.




Quote:



Sumber:Ane yang Bercerita, Ane yang Merasakan.






disya1628
rieed
satyagilang
satyagilang dan 62 lainnya memberi reputasi
61
132.3K
115
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Tampilkan semua post
MenthogAvatar border
Menthog
#90
Ya udahlah kalau udah terjadi gan. Yang penting dah pernah dapat jatah.
coloridos
coloridos memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.