Banyak Kontra Terhadap Regulasi PBESI di Industri Game dan Esports

Beranda

...

Games
Banyak Kontra Terhadap Regulasi PBESI di Industri Game dan Esports

adijaya89

16-08-2021 13:16

Banyak Kontra Terhadap Regulasi PBESI di Industri Game dan Esports

Tentunya Gansis sudah mengenal Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) telah merilis regulasi tentang aturan-aturan yang berkaitan dengan Game, Esports, Atlet, dan sebagainya. Namun seperti biasa, banyak sekali kritik dari Netizen terhadap regulasi yang telah mereka buat. Sebagian ada yang biasa-biasa saja dan menganggap regulasi yang telah dibuat merupakan hal yang baik, tetapi tidak sedikit pula yang menentang akan beberapa poin aturan yang ada.

Jika gansis membaca seksama regulasi tersebut, terdapat pengakuan bahwa Esport Secara Resmi diakui oleh Negara. Tentunya ini membuat banyak khalayak yang berkecimpung di dunia Esport merasa aman karena mereka memiliki regulasi yang jelas. Esport akan dianggap menjanjikan untuk masa depan bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh menggelutinya. Hal ini akan membantu banyak pemain pemula untuk memasuki karir dalam bidang Esports. Dengan adanya pembentukan Liga Amatir dan Liga Franchise. Berdasarkan regulasi ini siapapun yang sukses pada Liga Amatir membuat mereka bisa menjadi pemain profesional.

Kalau hal diatas merupakan bagian baiknya mari kita bahas bagian kontranya nih gansis,

Regulasi PBESI membuat game Esports yang aktif di Indonesia menjadi terbatas karena dalamBab XVIII menyebutkan bahwa Penerbit Game wajib mendaftarkan game mereka kepada PBESI agar dapat beroperasi serta jika menginginkan game nya menjadi esport yang terdaftar, Penerbit Game tersebut harus melakukan permohonan lagi dan juga harus lolos syarat yang ditetapkan.

Dengan adanya regulasi ini, ane melihat hanya game yang memiliki kantor di Indonesia saja yang diakui PBESI menjadi Esport resmi seperti Mobile Legends, PUBGM, dan Free Fire saja. Tentunya ini ada sedikit kejanggalan bukan? Mungkin mereka yang memiliki kantor membuat "permohonannya"diloloskan dari syarat-syarat yang ditetapkan. Tentu gansis tau game Overwatch, Fortnite, Rainbow Six, LoL: Wild Rift, Dota 2, Valorant, Apex Legends, dan game lainnya yang sangatlah populer di luar Indonesia justru tidak dapat menjadi game Esports yang diakui oleh PBESI. Ada besar kemungkinan ini akan terjadi monopoli pasar Esports dikarenakan PBESI sendiri memilik partner publisher besar yaitu Tencent, Moonton, Garena, dan Lyto. Tentu jika ini benar-benar terjadi maka bisa membuat perkembangan esport di Indonesia menjadi rusak akibat persaingan bisnis antar Publisher tersebut.

Pilih kasih perihal penerbit game terdaftar bisa berimbas pada atlet Esports memiliki prestasi gemilang karena bisa tidak diakui prestasinya. Tentu pecinta MOBA Dota 2 gansis mengenal Xepher dan Filemon yang telah lolos DOTA 2 The International tahun ini. Mereka berdua beresiko tidak diakui prestasinya karena Valve belum mendaftarkan dota 2 sebagai game esport ke PBESI.

Dengan "metode" pendaftaran seperti ini kemungkinan akan semakin banyak game yang tidak diakui Indonesia karena Publisher harus mendaftarkan perusahaan mereka di Indonesia untuk mendapatkan hak agar bisa beroperasi serta diakui di Indonesia. Padahal untuk ranah ini, hak dan perizinan pengoperasian game sudah dikelola oleh IGRS (Indonesia Game Rating System). Sebenernya siapakah orang-orang dibalik PBESI ini? Jika sudah seperti ini akankah ada bentrokkan antara PBESI dengan IGRS?

Tentunya regulasi seperti ini dapat menutup perkembangan game Esport indonesia untuk dimata dunia. Para pemain yang berprestasi pada game tertentu nantinya harus keluar dari Indonesia untuk bisa bermain secara profesional karena game ikuti tidak diakui oleh PBESI. Sungguh ironi sekali melihat anak bangsa tidak diakui negara sendiri karena regulasi seperti ini. Sudah merdeka 76 tahun kok masih ada hal seperti ini. Kalo menurut gansis gimana nih?

sumur

Diubah oleh adijaya89 16-08-2021 13:22