deganijo001
TS
deganijo001
MENANTI LANGKAH BCA DI PASAR MODAL


Bisnis, JAKARTA — Rencana manuver PT Bank Central Asia Tbk. di pasar saham dalam beberapa waktu ke depan makin menarik untuk diperhatikan, menimbang emiten ini memiliki rekam jejak kinerja saham yang sangat baik di pasar modal. Emiten berkode saham BBCA tersebut berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5. Rapat Direksi & Komisaris BCA pada 29 Juli 2021 telah menyetujui aksi korporasi tersebut.

Nilai nominal per unit saham BBCA saat ini adalah Rp62,50, sedangkan nilai nominal per unit saham BBCA setelah stock split akan menjadi sebesar Rp12,5. Dengan aksi korporasi ini, total jumlah saham BBCA akan membesar dari 24,65 miliar saham menjadi 123,27 miliar saham.

Di samping itu, anak usaha BCA yakni, PT Bank Digital BCA pun berencana melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski demikian, rencana ini tampak tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Manajemen BCA mengungkapkan langkah IPO BCA Digital akan terealisasi setidaknya dalam 1 hingga 2 tahun ke depan.

Pengamat Pasar Modal yang juga Founder Indonesia Superstocks Community Edhi Pranasidhi menyampaikan rencana stock split BCA akan disambut baik oleh investor dan fund manager, terutama investor ritel hingga fund manager kelas menengah. Edhi bahkan menuturkan pihaknya sebenarnya telah sejak setahun lalu memperkirakan bahwa BBCA akan melakukan stock split dengan alasan bahwa upside untuk kenaikan harga sudah terlihat agak terbatas.

Dia menjelaskan, secara psikologis stock split akan membuat saham BBCA yang juga sudah setengah digital lebih menarik dari harga saham bank lain. Bahkan, BBCA akan lebih menarik ketimbang emiten bank yang mengaku telah digital, tetapi masih memiliki indikator saham seperti price to earning ratio (PER) dan price to book value (PBV) yang mahal.

"Tentu rencana ini akan sangat menarik bagi investor dan akan disambut baik," katanya kepada Bisnis, Minggu (9/8).

Edhi pun berpendapat rencana IPO Bank BCA Digital juga tak perlu menunggu lama. Dengan latar belakang pemegang saham pengendali (PSP) yang kuat yakni BCA, investor pun akan menyerap penuh saham yang dilepas ke publik.

"BCA Digital IPO juga seharusnya akan disambut baik sekali mengingat branding BBCA yang sangat kuat dan profitable," imbuhnya.

Edhi bahkan melanjutkan perhatian investor ke bank-bank besar berpotensi kembali. Terlebih, bank besar seperti BCA memiliki laba yang besar, kenaikan harga yang stabil, dan pembagian dividen yang rutin.

"Ketika euforia berakhir, dan akan sangat mungkin terjadi, ketika mereka sadar bahwa bank-bank incumbent besar dengan kemampuan teknologi digital dan didukung oleh modal hebat ternyata menawarkan outlook dividen yang lebih baik, switching back pasti terjadi," imbuhnya.

Baca : Bisnis Gadai Makin Ramai Peminat

Setali tiga uang, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada pun berpendapat kontribusi investor akan lebih maksimal dengan rencana stock split. Reza bahkan tak menampik potensi peningkatan harga akan sangat cepat terjadi ketika stock split efektif.

Dia menyampaikan kinerja paruh pertama BCA pun tampak sudah positif dengan pertumbuhan kinerja kredit dan pertumbuhan laba. Di samping itu, Reza menuturkan prospek kinerja BCA Group juga tak lagi dapat diragukan dengan pengalamannya menjaga pertumbuhan kinerja dan stabilitas.

"Kita juga perlu digarisbawahi bahwa nasabah Bank BCA banyak, loyal, dan kuat. Pasar mereka besar dan tumbuh kuat," katanya.

Reza pun menyampaikan integrasi Bank Digital BCA dengan induk usahanya akan tetap kuat.

"BCA punya kemampuan menata bisnis dengan sangat baik. Kalau ada IPO, maka sahamnya pun akan sangat bersaing dengan bank-bank digital lainnya," imbuhnya.

BCA membukukan laba bersih paruh pertama tahun ini senilai Rp14,45 triliun, tumbuh 18,10% secara tahunan atau year-on-year (YoY). Kredit tercatat naik 0,8% dari posisi awal tahun ini atau year-to-date (YtD). Segmen Korporasi dan KPR masing-masing naik 2,1% dan 3,8% YtD, sedangkan kredit komersial dan UKM tetap dapat dipertahankan secara baik.Dari sisi pendanaan, rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) tumbuh 8,3% YtD, sejalan dengan peningkatan nilai transaksi.

Saham BBCA per Senin (9/8) tercatat berada pada posisi Rp31.000, turun 3,2% dari posisinya 3 bulan lalu. PER emiten bank swasta terbesar Tanah Air ini tercatat 26,44 kali dengan market cap Rp764,31 triliun.

Spoiler for Sasar Millenial:







Diubah oleh deganijo001 10-08-2021 08:51
nomoreliessellinglukakumuhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 2 lainnya memberi reputasi
1
752
6
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Tampilkan semua post
AsalBunyi
AsalBunyi
#1
kelebihan emiten BbCa tu eksklusif…..kyk keren aja kl kita punya saham nya…karena muahall….

melihat IHSG yg lesu gini karena asing bnyk yg cabut dari saham2 bluechip,rencana stok split bagus2 aja si…kali aja jadi lebi voluntir…

asal jgn 1:20 aja….jadi gorengan…

emoticon-Ngakak

btw..salam utk para sangkuters di 32rb…

emoticon-Ngakak
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.