- Beranda
- Stories from the Heart
Dendam Cinta Dari Masa Silam
...
TS
beqichot
Dendam Cinta Dari Masa Silam
WARNING!!!!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Prolog
Hai...namaku Aji, lengkapnya Bayu Satriaji.
Aku baru saja pulang dari PETUALANG MASA LALU
Terakhir yang kuingat, aku beserta Zulaikha dan Menik, dua jin cantik.yang selalu mendampingiku selain dari Sang Pamomong, baru saja keluar dari portal yang membawa kami pulang dari masa lalu ratusan tahun silam.
Aku memgerjapkan mataku yang silau oleh cahaya yang menyorot di atas mataku.
Ah...rupanya cahaya lampu.
Perlahan, pandangan mataku menjadi semakin jelas. Kulihat langit-langit kamar yang putih dengan lampu yang menyilaukan mataku tadi.
Di mana aku gerangan? Bukankah aku baru saja keluar dari portal yang menghubungkan masa kini dan masa lalu?
"Mas Aji.... Kau sudah sadar?" sebuah suara menyapaku.
Aku menoleh ke arah suara yang menyapaku itu. Seraut wajah cantik dengan mata yang berair, menatapku.
"Desi...?"
"Iya mas... Ini aku!" jawabnya.
"Mas Aji...!" sebuah suara lain menyapaku.
Aku menoleh ke asal suara itu..
"Anin...? Kamu kok di sini? Aku di mana?" tanyaku.
"Sebentar mas, biar aku kasih tahu bapak dan dokter.kalau kamu sudah sadar!" katanya sambil beranjak pergi.
Bapak? Dokter?
Kok bapak juga ada di sini? Dokter? Berarti aku di rumah sakit...
Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku ada di rumah sakit?
"Des...ini di rumah sakit?"
"Iya Mas...!"
"Kok aku bisa disini?"
"Ssttt...mas istirahat saja dulu. Kita tunggu dokter dulu!" sahutnya sambil mengelus-elus tanganku.
Saat itulah pintu terbuka, dan dua wanita dengan pakaian serba putih menghampiriku. Seorang diantaranya memeriksa nadiku, menyenteri mataku, dan menempelkan stetoskop di dadaku.
"Bagaimana dokter?" sebuah suara yang berat terdengar beetanya.
"Keadaannya normal pak! Mungkin butuh pemulihan sebentar, dan 2 atau 3 hari kemudian sudah bisa pulang!" kata bu dokter.
'Syukurlah...!" kata Bapak.
"Bapak.....!" panggilku.
"Hai..cah bagus... Bikin panik orang tua saja kamu!" kata bapak sambil mengacak-acak rambutku.
"Maaf pak... Sudah bikin khawatir bapak..!" ucapku.
"Sudahlah. Yang penting kamu sudah ga papa sekarang!" ujar bapak.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak?" tanyaku.
"Kamu ditemukan orang terbaring di jalanan setelah hujan. Lalu dibawa ke rumah sakit ini. Lalu orang itu membuka kontak hpmu dan menghubungi bapak. Bapak dsn Anin segera kemari. Dan kamu baru sadar setelah 3 hari pingsan!" kata bapak.
Hah.3 hari? Padahal aku ada di masa lalu selama 35 hari.
Jadi apakah kejadian di masa lalu itu hanyalah mimpi di saat aku tak sadar?
Kalau memang hanya mimpi, syukurlah...
Dan aku berharap itu semua memang hanya mimpi.
Aku menoleh pada Zulaikha dan Menik yang sedari tadi berdiri di samping ranjangku.
Mereka cuma mengangkat bahu dan menggeleng. .
Yah...semoga saja semua itu hanya mimpi belaka. Kembang tidur di saat aku pingsan. .
Semoga....
Aku masih dirawat selama 2 hari, dan Desi setia memungguku jika sudah pulang kuliah.
Sementara, bapak dan Anin jika malam istirahat di kostku.
Setelah dirasa sehat, aku diperbolehkan pulang.
Bersama bapak dan Anin, kami nakk taksi menuju kostan.
Zulaikha dan Menik melayang di samping mobil.
Di kostan sudah ada pacar tersayang dan adiknya yang menunggu kedatangan kami....
Yah...aku kembali berada di jamanku. Pengalaman di masa lalu itu, entah nyata ataukah sekedar mimpi belaka?
Only time will tell.....
INDEX:
Prolog
The Begining
Naning
The Truth
Lanjutan
Naning Lagi....
Melati's Pov
Godaan Nenek Bohai
Menik's Pov
Tukang Ojek
Masalah Cewe Dino
Di Rumah Firda
Menolong Naning....
One By One
Pulang....
Di Madrasah 1
Di Madrasah 2
It's Begin...
Bingung
Masih Di Rumah Naning
Menik's Pov
Pengakuan Firda
Desi Cemburu
Pertempuran
Bendera Perang Sudah Dikibarkan
Masalah mulai bertambah
Firda's Pov
Liburan Semester
Kejadian Di Kamar Kost.....
Di Gazebo..
Tekad Naning
Pov nya Kunyil
Balada Lontong Opor
Kunyil Ember
Ditinggal.....
Pengusiran
Pulang....
Nenek Tua
Mimpi
RSJ
Pertempuran Seru
Serangan Susulan
Menuju Sumber....
Lanjutannya..
Kurnia
Sebuah Pengakuan
Interogasi
Menepati Janji
Malam Minggu
Piknik....
Di Curug
Ki Sarpa
Berlatih
Ketiduran
Kejadian Aneh
Kyai Punggel
Pagi Absurd
Pov: Naning
Latihan Di Gunung
Wejangan
Aku Dipelet?
Lebih Hebat Dari Pelet
Terusan Kemarin
Tante Fitri Yang....
She's Back
Bros
Makhluk Paling Absurd
Makhluk Absurd 2
Part Kesekian
Cowo Tajir
Jangan Buat Naning Menangis
Surprise
Kejadian Aneh
Quote:
Menghentikan Perang
Ahaha ..
Jatuh Bangun
Selaras
Mulai Dari Awal
Kembali
Rencana Bapak
Gadis Galak
Pengobatan
Sang Dukun
Sandra
A Little Bonus: Sandra's Pov
Pulang Ke Kost
Nenek Tukang Pijat
Upgrade
Si Galak Sakit
Fight....
Proyek Besar
Kesurupan Massal
Kalahkan Biangnya
Kosong
Dreamin'
About Renita
Kenapa Dengan Sandra?
Teluh
Serangan kedua
Gelud Lagi...
Hadiah Nyi Rambat
Kembalinya Trio Ghaib
Kepergian Zulaikha
Kurnia's Pov
Lanjutan Indeks
Diubah oleh beqichot 18-09-2021 12:54
xue.shan dan 199 lainnya memberi reputasi
190
389.8K
12.1K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32KThread•45KAnggota
Tampilkan semua post
TS
beqichot
#926
Makhluk Absurd 2
Menik kaget melihat makhluk absurd itu. Kurnia juga...
Makhluk absurd itu sendiri juga kaget...ditambah gemetaran tubuhnya melihat Menik dan Kurnia.
Aku jadi bingung sendiri...ada apa ini? Kok malah kaget berjamaah kek gitu ya?
Terlihat makhluk absurd itu beringsut-ingsut seperti hendak melarikan diri. Tapi dengan cepat, Menik meraih ujung bajunya.
"Mau kabur kemana kamu...? Enak aja, baru ketemu mau kabur!" gertak Menik.
"Hihihi...dicariin sampai lubang semut ga ketemu, ternyata ngumpet di sini kamu...!" kata Kurnia.
"Hei....kalian kenal sama makhluk ini?" tanyaku pada mereka.
"Kenal lah mas .. Ini buronan dari kerajaan... Suka bikin ulah di kerajaan kami... Makanya dikejar-kejar mau ditangkap. Tapi kami kehilangan jejaknya...!" kata Menik.
"Emang kejahatan apa yang sudah dia buat?" tanyaku penasaran.
"Hmmm...dia ini selalu saja menggoda istri jin lain dan diajak mengkhianati suaminya. Dengan modal wajah tampannya, dia bisa dengan mudah menggaet istri jin lain yang rata-rata berwajah pas-pasan, cenderung jelek."jelas Menik.
"Wah..wah.. Ternyata playboy juga makhluk satu ini....!" sahutku.
"Iya mas.. Nah kalau isteri jin itu tergoda sama dia, maka dia akan mengajak isteri jin itu pergi meninggalkan suaminya. Nah, setelah merusak hubungan suami istri itu, dia akan meninggalkan isteri yang tergoda itu begitu saja, padahal wanita2 itu udah cinta mati sama dia...!"
"Hei.kamu itu ya...sudah godain istri orang kok ditinggal begitu aja. Kamu ga kasihan emang sama wanita2 itu?" bentakku pada makhluk absurd itu.
"Huh...buat apa kasihan. Jadi wanita kok mudah tergoda... Ya salah sendiri...!" katanya dengan suara bariton yang membuatnya nampak jantan.
"Kalo begitu, kenapa kamu godain istri orang? Ngapain ga godain gadis2 yang masih single aja?" tanyaku.
"Hahaha...sensasi bro...sensasi. Rasanya puaassss banget kalau bisa godain istri orang sampai mau mengkhianati suaminya...!"
Kok ya ada makhluk dengan watak aneh seperti itu ya?
"Trus, kenapa setelahnya kamu tinggalin? Kamu bosan sama mereka ya? Udah kamu apain aja mereka?" tanyaku.
Entah kenapa, mendadak aku jadi kepo banget sama makhluk itu.
"Ish...mas ganteng pikirannya jorok deh... Eike ga ngapa-ngapain mereka mas ganteng. Eike ga ada selera sama cewe....!"sekarang suara Altonya yang keluar.
Bener2 makhluk ga jelas...
"Nik, kamu bawa aja tuh makhluk. Aku eneg lihatnya...!" kataku.
"Ga mau dijadiin selingkuhan Mas?" tanya Menik sambil mengedipkan matanya.
"Ogah... Buat kamu aja deh... Kan ganteng tuh...ahaha!" sahutku membalas ejekannya.
"Huh...enak aja... Yuk Kur, kita pergi...!" kata Menik mengajak Kurnia pergi.
"Baik putri...!" kata Kurnia.
Mereka berdua segera bersiap untuk pergi...namun, tak dinyana, tak diduga...tiba-tiba, si absurd itu memberontak dan melontarkan dua pukulan ke arah Menik dan Kurnia.
Serta merta, Menik melepaskan cekalannya dan melompat mundur menjauh, begitu juga Kurnia. Namun, Kurnia sedikit terlambat hingga dadanya terkena pukulan.
Kurnia yang membelakangiku, terlempar ke arahku. Aku menyambutnya dengan tangan kananku agar tubuh Kurnia tldak membenturku
Syukurlah, aku bisa menahan laju tubuh Kurnia. Kuturunkan Kurnia ke bawah, namun dia tampak sempoyongan.
Kupapah dia agar tak jatuh. Sementara, Menik dengan penuh amarah menyerang makhluk absurd itu. Keduanya segera terlibat dalam pertempuran sengit. Aku melihat sejenak pertempuran itu. Nampaknya keduanya memiliki ilmu yang nyaris seimbang, jadi Menik masih bakal bisa bertahan.
Aku mengalihkan perhatianku pada Kurnia.
"Bagaimana keadaanmu?"tanyaku.
"Dadaku sesak den, terkena pukulannya." sahutnya.
"Bagian mana yang terkena?" tanyaku.
"Ini den...!" katanya menunjuk tempat di tengah dua gundukan yang membusung
"Kau bisa bermeditasi untuk mengurangi rasa sakitnya?" tanyaku.
"Tolong bantu salurkan energi untuk mengurangi rasa sakitnya Den...!" katanya.
"Baiklah...!" kataku
Apa boleh buat, terpaksa kuletakkan tanganku di tengah dua gundukan itu dan menyalurkan energi untuk memgurangi rasa sakit di dadanya.
Beberapa saat kemudian..
"Bagaimana rasanya? Udah enakan...?" tanyaku.
"Enak sekali den... Terima kasih...!"
"Sekarang bermeditasilah... Pulihkan kondisimu, aku akan membantu Menik!" kataku.
"Baik den... !"
Aku memandang kembali ke kancah pertempuran antara Menik dan makhluk Absurd itu.
Pertarungan masih berlangsung seru.
"Mas Aji...apa yang terjadi mas?" terasa tubuhku digoyang-goyang.
"Eh...ga papa neng. Masih dalam proselengusiran ini. Tolong jangan diganggu dulu ya?" kataku pada Desi.
"Abisnya, mas diam aja dari tadi... Aku kan panik jadinya!"
"Iya neng.. Aku usir dulu makhluknya ya? Jangan digoyang-goyang lagi, nanti aku ga bisa konsentrasi!" kataku.
"Iya mas ..?"
Sedikit gangguan dari Desi, membuatku kehilangan moment pertempuran Menik. Ah, lebih baik aku pakai raga sukma aja deh...biar bebas bergerak.
Aku segera menerapkan raga sukma, lalu kupanggil Zulaikha buat menjaga ragaku.
Tadinya Zulaikha ngeyel, bahwa biar dia saja yang menghadapi makhluk absurd itu dan membantu adiknya, tapi setelah aku juga ngotot, dia menyerah...
akhirnya, aku bisa menang juga dari Zulaikha. Biasanya kalah mulu...
Aku segera melesat ke arah pertempuran dan langsung melancarkan sebuah pukulan jarak jauh ke arah si absurd itu.
Tapi dengan gesitnya, dia mengelakkan pukulanku. Tubuhunya bisa bergerak dengan sangat lentur, seolah karet yang bisa meliuk ke sana kemari.
Sepertl tak ada tulang dalam tubuhnya...
Aku dan Menik bekerja sama menggempur makhluk itu. Sebenarnya, ilmu serangan makhluk itu tak seberapa tinggi, hanya saja, kelenturan tubuhnya dan gesitnya gerakannya sungguh sangat merepotkan.
Berkali-kali, pukulan dan tendanganku dapat dihindarinya dengan mudah. Saat kupikir pukulanku mengenainya, ternyata tubuhnya meliuk dengan sangat lentur dan pukulanku meleset hanya satu senti dari tubuhnya.
Benar-benar makhluk yang aneh.
Akhirnya aku memutuskan untuk meningkatkan kecepatan gerak tubuhku, dengan harapan, dapat menyarangkan pukulan atau tendangan di tubuhnya.
Dengan kecepatan penuh, aku mengitari tubuh makhluk itu dan melontarkan beberapa pukulan dan tendangan...
BUAGH...DHUK....
Akhirnya, sebuah tendangan dan satu pukulan mendarat telak di tubuh makhluk itu.
"OUGHK......!"
Makhluk itu terlempar ke belakang akibat pukulanku. Kebetulan, tubuhnya melayang ke arah Menik. Segera saja Menik melepaskan satu pukulan yang bersarang di punggung makhluk itu.
"Huakh....!" makhluk itu memuntahkan darah hitam berbau busuk.
Lalu tubuhnya menggelosor di tanah...
Segera Menik menghampiri, dan entah dari mana, sudah ada tali di tangannya. Segera diikatnya makhluk itu
Makhluk itu hanya berdiam diri dengan kepayahan...mandah saja diikat oleh Menik.
Aki segera masuk kembali ke ragaku...
Sementara itu, Zulaikha membantu Kurnia untuk memullhkan kondisinya.
Setelah Kurnia agak pulih, Zulaikha pamit untuk membawa buronan itu ke kerajaannya.
Diiringi Menik dan Kurnia, Zulaikha membawa makhluk absurd itu.
Aku menghela nafas lega... Satu masalah terselesaikan.
Aku beepaling pada Dahlia..
"Ini brosnya... Sekarang sudah bersih dan makhluk itu tak akan mengganggumu lagi...!"
"Aduh...makasih ya Ji? Aku bisa tenang sekarang... Sekali lagi, makasih banyak...!" katanya dengan wajah ceria.
"Iya, sama-sama. Senang bisa membantu...!" sahutku.
"Pacar kamu emang hebat Des .. Makasih ya?" kata Dahlia pada Desi.
"Jelas lah... Pacar siapa dulu...!" sahut Desi dengan tersenyum manis padaku.
"Tapi kamu jangan naksir mas Aji lho Lia...!" sambungnya.
"Ga bakal.lah... Tenang aja... Dia bukan tipeku kok...!" kata Dahlia.
Hadeehh...pupus sudah harapan menambah penggemar...!!!
Makhluk absurd itu sendiri juga kaget...ditambah gemetaran tubuhnya melihat Menik dan Kurnia.
Aku jadi bingung sendiri...ada apa ini? Kok malah kaget berjamaah kek gitu ya?
Terlihat makhluk absurd itu beringsut-ingsut seperti hendak melarikan diri. Tapi dengan cepat, Menik meraih ujung bajunya.
"Mau kabur kemana kamu...? Enak aja, baru ketemu mau kabur!" gertak Menik.
"Hihihi...dicariin sampai lubang semut ga ketemu, ternyata ngumpet di sini kamu...!" kata Kurnia.
"Hei....kalian kenal sama makhluk ini?" tanyaku pada mereka.
"Kenal lah mas .. Ini buronan dari kerajaan... Suka bikin ulah di kerajaan kami... Makanya dikejar-kejar mau ditangkap. Tapi kami kehilangan jejaknya...!" kata Menik.
"Emang kejahatan apa yang sudah dia buat?" tanyaku penasaran.
"Hmmm...dia ini selalu saja menggoda istri jin lain dan diajak mengkhianati suaminya. Dengan modal wajah tampannya, dia bisa dengan mudah menggaet istri jin lain yang rata-rata berwajah pas-pasan, cenderung jelek."jelas Menik.
"Wah..wah.. Ternyata playboy juga makhluk satu ini....!" sahutku.
"Iya mas.. Nah kalau isteri jin itu tergoda sama dia, maka dia akan mengajak isteri jin itu pergi meninggalkan suaminya. Nah, setelah merusak hubungan suami istri itu, dia akan meninggalkan isteri yang tergoda itu begitu saja, padahal wanita2 itu udah cinta mati sama dia...!"
"Hei.kamu itu ya...sudah godain istri orang kok ditinggal begitu aja. Kamu ga kasihan emang sama wanita2 itu?" bentakku pada makhluk absurd itu.
"Huh...buat apa kasihan. Jadi wanita kok mudah tergoda... Ya salah sendiri...!" katanya dengan suara bariton yang membuatnya nampak jantan.
"Kalo begitu, kenapa kamu godain istri orang? Ngapain ga godain gadis2 yang masih single aja?" tanyaku.
"Hahaha...sensasi bro...sensasi. Rasanya puaassss banget kalau bisa godain istri orang sampai mau mengkhianati suaminya...!"
Kok ya ada makhluk dengan watak aneh seperti itu ya?
"Trus, kenapa setelahnya kamu tinggalin? Kamu bosan sama mereka ya? Udah kamu apain aja mereka?" tanyaku.
Entah kenapa, mendadak aku jadi kepo banget sama makhluk itu.
"Ish...mas ganteng pikirannya jorok deh... Eike ga ngapa-ngapain mereka mas ganteng. Eike ga ada selera sama cewe....!"sekarang suara Altonya yang keluar.
Bener2 makhluk ga jelas...
"Nik, kamu bawa aja tuh makhluk. Aku eneg lihatnya...!" kataku.
"Ga mau dijadiin selingkuhan Mas?" tanya Menik sambil mengedipkan matanya.
"Ogah... Buat kamu aja deh... Kan ganteng tuh...ahaha!" sahutku membalas ejekannya.
"Huh...enak aja... Yuk Kur, kita pergi...!" kata Menik mengajak Kurnia pergi.
"Baik putri...!" kata Kurnia.
Mereka berdua segera bersiap untuk pergi...namun, tak dinyana, tak diduga...tiba-tiba, si absurd itu memberontak dan melontarkan dua pukulan ke arah Menik dan Kurnia.
Serta merta, Menik melepaskan cekalannya dan melompat mundur menjauh, begitu juga Kurnia. Namun, Kurnia sedikit terlambat hingga dadanya terkena pukulan.
Kurnia yang membelakangiku, terlempar ke arahku. Aku menyambutnya dengan tangan kananku agar tubuh Kurnia tldak membenturku
Syukurlah, aku bisa menahan laju tubuh Kurnia. Kuturunkan Kurnia ke bawah, namun dia tampak sempoyongan.
Kupapah dia agar tak jatuh. Sementara, Menik dengan penuh amarah menyerang makhluk absurd itu. Keduanya segera terlibat dalam pertempuran sengit. Aku melihat sejenak pertempuran itu. Nampaknya keduanya memiliki ilmu yang nyaris seimbang, jadi Menik masih bakal bisa bertahan.
Aku mengalihkan perhatianku pada Kurnia.
"Bagaimana keadaanmu?"tanyaku.
"Dadaku sesak den, terkena pukulannya." sahutnya.
"Bagian mana yang terkena?" tanyaku.
"Ini den...!" katanya menunjuk tempat di tengah dua gundukan yang membusung
"Kau bisa bermeditasi untuk mengurangi rasa sakitnya?" tanyaku.
"Tolong bantu salurkan energi untuk mengurangi rasa sakitnya Den...!" katanya.
"Baiklah...!" kataku
Apa boleh buat, terpaksa kuletakkan tanganku di tengah dua gundukan itu dan menyalurkan energi untuk memgurangi rasa sakit di dadanya.
Beberapa saat kemudian..
"Bagaimana rasanya? Udah enakan...?" tanyaku.
"Enak sekali den... Terima kasih...!"
"Sekarang bermeditasilah... Pulihkan kondisimu, aku akan membantu Menik!" kataku.
"Baik den... !"
Aku memandang kembali ke kancah pertempuran antara Menik dan makhluk Absurd itu.
Pertarungan masih berlangsung seru.
"Mas Aji...apa yang terjadi mas?" terasa tubuhku digoyang-goyang.
"Eh...ga papa neng. Masih dalam proselengusiran ini. Tolong jangan diganggu dulu ya?" kataku pada Desi.
"Abisnya, mas diam aja dari tadi... Aku kan panik jadinya!"
"Iya neng.. Aku usir dulu makhluknya ya? Jangan digoyang-goyang lagi, nanti aku ga bisa konsentrasi!" kataku.
"Iya mas ..?"
Sedikit gangguan dari Desi, membuatku kehilangan moment pertempuran Menik. Ah, lebih baik aku pakai raga sukma aja deh...biar bebas bergerak.
Aku segera menerapkan raga sukma, lalu kupanggil Zulaikha buat menjaga ragaku.
Tadinya Zulaikha ngeyel, bahwa biar dia saja yang menghadapi makhluk absurd itu dan membantu adiknya, tapi setelah aku juga ngotot, dia menyerah...
akhirnya, aku bisa menang juga dari Zulaikha. Biasanya kalah mulu...
Aku segera melesat ke arah pertempuran dan langsung melancarkan sebuah pukulan jarak jauh ke arah si absurd itu.
Tapi dengan gesitnya, dia mengelakkan pukulanku. Tubuhunya bisa bergerak dengan sangat lentur, seolah karet yang bisa meliuk ke sana kemari.
Sepertl tak ada tulang dalam tubuhnya...
Aku dan Menik bekerja sama menggempur makhluk itu. Sebenarnya, ilmu serangan makhluk itu tak seberapa tinggi, hanya saja, kelenturan tubuhnya dan gesitnya gerakannya sungguh sangat merepotkan.
Berkali-kali, pukulan dan tendanganku dapat dihindarinya dengan mudah. Saat kupikir pukulanku mengenainya, ternyata tubuhnya meliuk dengan sangat lentur dan pukulanku meleset hanya satu senti dari tubuhnya.
Benar-benar makhluk yang aneh.
Akhirnya aku memutuskan untuk meningkatkan kecepatan gerak tubuhku, dengan harapan, dapat menyarangkan pukulan atau tendangan di tubuhnya.
Dengan kecepatan penuh, aku mengitari tubuh makhluk itu dan melontarkan beberapa pukulan dan tendangan...
BUAGH...DHUK....
Akhirnya, sebuah tendangan dan satu pukulan mendarat telak di tubuh makhluk itu.
"OUGHK......!"
Makhluk itu terlempar ke belakang akibat pukulanku. Kebetulan, tubuhnya melayang ke arah Menik. Segera saja Menik melepaskan satu pukulan yang bersarang di punggung makhluk itu.
"Huakh....!" makhluk itu memuntahkan darah hitam berbau busuk.
Lalu tubuhnya menggelosor di tanah...
Segera Menik menghampiri, dan entah dari mana, sudah ada tali di tangannya. Segera diikatnya makhluk itu
Makhluk itu hanya berdiam diri dengan kepayahan...mandah saja diikat oleh Menik.
Aki segera masuk kembali ke ragaku...
Sementara itu, Zulaikha membantu Kurnia untuk memullhkan kondisinya.
Setelah Kurnia agak pulih, Zulaikha pamit untuk membawa buronan itu ke kerajaannya.
Diiringi Menik dan Kurnia, Zulaikha membawa makhluk absurd itu.
Aku menghela nafas lega... Satu masalah terselesaikan.
Aku beepaling pada Dahlia..
"Ini brosnya... Sekarang sudah bersih dan makhluk itu tak akan mengganggumu lagi...!"
"Aduh...makasih ya Ji? Aku bisa tenang sekarang... Sekali lagi, makasih banyak...!" katanya dengan wajah ceria.
"Iya, sama-sama. Senang bisa membantu...!" sahutku.
"Pacar kamu emang hebat Des .. Makasih ya?" kata Dahlia pada Desi.
"Jelas lah... Pacar siapa dulu...!" sahut Desi dengan tersenyum manis padaku.
"Tapi kamu jangan naksir mas Aji lho Lia...!" sambungnya.
"Ga bakal.lah... Tenang aja... Dia bukan tipeku kok...!" kata Dahlia.
Hadeehh...pupus sudah harapan menambah penggemar...!!!
arinu dan 65 lainnya memberi reputasi
66
Tutup