si.matamalaikat
TS
si.matamalaikat
Seleranya Sama, Indonesia & Thailand Memesan Jet Latih Tempur Buatan Korea Selatan
Menjelang peringatan Hari Bakti TNI AU yang akan dirayakan tanggal 29 Juli nanti, ada hadiah spesial yang akan diterima oleh matra udara. Tepat di hari Idul Adha, diberitakan bahwa TNI AU akan mendapat tambahan 6 unit pesawat latih tempur, atau bahasa kerennya disebut sebagai Lead-in fighter training (LIFT). Pesawat yang dimaksud adalah T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan. Jet latih tempur tersebut akan memperkuat Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur.

Pada kesempatan yang sama, dikutip dari janes.com (20/07/2021), Thailand juga akan memesan jet tempur yang sama dengan milik TNI AU. Jika Indonesia membeli 6 unit, maka Thailand akan membeli 2 unit. Kedua negara rupanya punya selera yang sama terkait pesawat latih tempur. Pesawat latih milik Indonesia diberi nama T-50i, huruf "i" disini adalah kode untuk Indonesia. Sementara Negeri Gajah Putih memakai kode T-50TH, di mana TH merupakan kode untuk Thailand.

Bicara soal T-50i milik TNI AU, pesawat ini sudah tidak asing bagi para pilot pesawat tempur TNI AU. Pasalnya saat ini di Skadron Udara 15 terdapat 15 unit T-50i Golden Eagle, pesawat ini digunakan sebagai jet latih tempur bagi calon pilot pesawat tempur TNI AU. Dirunut dari sejarahnya, pengadaan pesawat latih tempur untuk TNI AU ini, dibeli saat periode kepemimpinan Presiden SBY. Waktu itu 16 unit pesawat dikirim secara bertahap, mulai bulan September 2013 sampai bulan Februari 2014.

Dikutip dari indomiliter.com (20/07/2021), nilai kontrak pengadaan 6 pesawat latih tempur ini mencapai 274,488 miliar won (US$ 240 juta). Periode kontrak efektif dimulai tanggal 16 Desember 2021 hingga 30 Oktober 2024. Tanggal mulai kontrak adalah saat KAI (produsen pesawat) menerima uang muka dari Pemerintah Indonesia, dan tanggal akhir kontrak adalah 34 bulan sejak kontrak tersebut dimulai. KAI akan mempublikasikan kembali kabar lanjutan kontrak saat uang muka diterima dari Pemerintah Indonesia.

Dari 16 unit yang diterima Indonesia waktu itu, delapan pesawat berwarna kamuflase hijau khas misi tempur, sedangkan delapan pesawat lainnya memiliki warna biru dan kuning khas tim aerobatik legendaris TNI AU, yaitu Elang Biru.




T-50i dengan kamuflase hijau.

Foto: indomiliter.com




T-50i dengan warna biru dan kuning khas tim aerobatik legendaris TNI AU.

Foto: Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere



Selama dioperasikan oleh TNI AU, ada dua insiden yang menimpa T-50i, yang pertama saat Gebyar Dirgantara di Bandar Udara Adisutjipto pada 20 Desember 2015. Pesawat mengalami total lost, serta dua orang pilot meninggal dunia, yakni Letkol Pnb Marda Sarjono dan Kapten Pnb Dwi Cahyadi.

Kemudian insiden kedua terjadi di Lanud Iswahjudi tanggal 10 Oktober 2020. Saat itu pesawat tergelincir, namun tidak mengalami total lost. Tetapi dalam insiden ini kedua pilotnya mengalami cidera, yaitu Mayor Pnb Luluk Teguh Prabowo dan Letda Pnb Muhammad Zacky. Saat menjalani perawatan, Letkol Pnb Anumerta Luluk Teguh Prabowo meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta pada Rabu (2/9/2020).



T-50TH Milik Thailand


Setelah kita membahas T50-i milik Indonesia, ane akan ulas sedikit mengenai pesawat yang sama, tapi pesawat ini dimiliki oleh Thailand. Untuk biaya keseluruhan yang harus dikeluarkan oleh Thailand untuk dua unit T-50TH adalah US$ 72 juta. Biaya tersebut sudah termasuk suku cadang dan beragam peralatan pendukung, kontrak pengadaan dua jet latih tempur ini akan dilakukan pada akhir tahun 2021.

Dirunut dari sejarahnya, Thailand memerima jet latih tempur ini pada tahun 2015, awalnya mereka menerima 4 unit T-50TH, kemudian pada bulan Juli 2017, Thailand melakukan penambahan 8 unit T-50TH yang pengirimannya dimulai pada Januari 2018. Pada tanggal 24 Mei 2019, Thailand lantas melakukan upgrade pada 12 unit T-50TH.

Nilai kontrak waktu itu mencapai US$ 52.5 juta, mencakup upgrade pada instalasi sistem radar, adopsi radar warning receiver (RWR) dan countermeasures (flare) dispenser system (CMDS). Saat ini mereka mengoperasikan 12 unit, total keseluruhan akan menjadi 14 unit. Sementara Indonesia nantinya akan memiliki 21 unit T-50i.




T-50TH milik Thailand.

Foto: ERIC-CHEN/jetphotos.com



Sekilas Sejarah


Sekilas sejarah tentang T-50 Golden Eagle, pesawat ini dikembangkan bersama dengan produsen jet tempur ternama dari Amerika, yaitu Lockheed Martin. Sementara Korea Selatan diwakili oleh Korea Aerospace Industries (KAI) dalam proyek pembuatan pesawat latih tempur ini. Varian T-50 mulai terbang perdana pada bulan Agustus tahun 2002, dan resmi diperkenalkan ke publik pada bulan Februari 2005.

Lahir sebagai jet tempur dengan cita rasa Amerika, T-50 tampil dengan desain menarik. Misalnya pada sisi depan mengusung konsep desain F/A-18 Hornet, sementara sisi belakang (ekor dan mesin) mengusung konsep F-16 Fighting Falcon. Untuk urusan dapur pacu, T-50 memakai mesin tunggal F404-GE-102. Mampu menghasilkan daya dorong 17.700 pounds dengan after burner dan 11.000 pounds dengan tenaga mil power.

Mesin buatan General Electric ini mampu digeber sampai kecepatan maksimal Mach 1.5. Untuk kelincahan di udara, T-50i sanggup menahan gravitasi hingga 8G force. Meski tidak dibekali kemampuan air refuelling, T-50 punya jarak jangkau mencapai 1.851 km. Sementara untuk batas ketinggian terbang mencapai 14.630 meter. Dan untuk kecepatan menanjak mencapai 11.887 meter per menit.




T-50 milik Korea Selatan.

Foto: hakunamatata/jetphotos.com



Untuk persenjataan pada T-50 adalah meriam internal Vulcan M197 20 mm, yang mengusung konsep gatling dengan tiga laras putar, ditempatkan pada sisi kiri kokpit. Selain itu pesawat ini juga mampu dipasangi berbagai persenjataan buatan Amerika, seperti rudal AIM-9 serta bom JDAM/GBU-12 Paveway 2. Selain Korea Selatan, Indonesia dan Thailand. Varian keluarga T-50 juga dioperasikan oleh Filipina dan Irak.

Di lingkungan TNI AU sendiri, T-50i mendapat kode TT, yakni "Tempur Taktis". Meski kodratnya sebagai pesawat latih tempur, namun dalam keadaan darurat, pesawat ini bisa digunakan untuk mendukung misi pesawat tempur utama milik TNI AU. Varian T-50i milik TNI AU sendiri merujuk pada varian TA-50, pesawat ini dirancang KAI untuk misi tempur udara ke udara dan udara ke permukaan. Kehadiran T-50i di Indonesia pada era Pak SBY waktu itu, bertujuan untuk menggantikan pesawat latih tempur Hawk MK.53 yang sudah menua.

Nah, demikian sedikit update berita alutsista dari dua matra udara di kawasan Asia Tenggara, semoga pembahasan kali ini bisa bermanfaat untuk agan dan sista. Sekian dulu dari ane, sampai jumpa emoticon-Angkat Beer




Referensi Tulisan: 1.2.3.4
Ilustrasi Foto: jetphotos.com, indomiliter.com, Kompas.com
Diubah oleh si.matamalaikat 24-07-2021 03:10
AraminaemineminnaEriksaRizkiM
EriksaRizkiM dan 19 lainnya memberi reputasi
20
10.4K
63
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan Kepolisian
icon
2.2KThread2.1KAnggota
Tampilkan semua post
mynameisant
mynameisant
#11
@jagotorpedo
C295 AEW&C keren juga. Tinggal harganya sesuai gak emoticon-Malu
jagotorpedonowbitooleyefirst2
eyefirst2 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.