Jakarta, CNBC Indonesia - PT Equity Life Indonesia terpaksa harus ditutup oleh Gubernur Anies Baswedan karena disinyalir melanggar Kebijakan PPKM Darurat.

Sidak yang berujung pada penutupan kantor Equity Life Indonesia diunggah pada akun IG resminya @aniesbaswedan pada Selasa (6/7) pagi. Tak hanya Equity Life Indonesia, Anies juga mendatangi beberapa kantor lain salah satunya Ray White.

Terkait kejadian ini, Equity Life Indonesia buka suaranya. Pihaknya menegaskan jika perusahaan masuk sektor esensial. "Dalam masa pandemi ini PT Equity Life Indonesia tetap memiliki semangat dan komitmen yang kuat untuk selalu melayani dan melindungi nasabah kami melalui penyediaan layanan produk, klaim, baik asuransi maupun kesehatan," tulisnya mengutip akun IG resmi Equity Life Indonesia, Rabu (7/7/2021).


"PT Equity Life Indonesia beserta kantor-kantor pemasarannya merupakan perusahaan asuransi jiwa yang termasuk dalam sektor usaha esensial berdasarkan ketentuan instruksi Mendagri No 15 Tahun 2021 perihal PPKM Darurat Jawa dan Bali dan Kepgub Jakarta 875 Tahun 2021," lanjut pernyataan tersebut.

Baca: Diduga Langgar PPKM Darurat, Anies Sidak Kantor Equity Life

Pihak PT Equity Life Indonesia memastikan menjalani aktivitas bisnis dan operasional dengan mematuhi ketentuan yang ditetapkan pemerintah. Termasuk pemberlakuan maksimum WFO 50 persen.

Selanjutnya, Corporate Communication PT Equity Life Indonesia Yuliarti juga menjawab soal ibu hamil yang masuk ke kantor. Dia mengatakan karyawannya itu sedang mengurus cuti.

"Kita memang orang yang hamil ada, yang hari ini masuk 1 orang. pas banget... tetapi dia sedang hamil 8 bulan dan sedangkan itu hanya mengurus kebutuhan dia untuk cuti. Dia itu bukan bekerja. Di kita ada ketentuan internal bahwa orang hamil itu tidak boleh masuk, itu ada dan bisa di check saya ada berkas pendukungnya," kata Yuliarti.

Dalam video di IG tersebut, Anies memang nampak meluapkan kekecewaannya terkait bagaimana operasional kantor tersebut. Masih di lokasi yang sama, dia mengatakan bagaimana setiap harinya tenaga kesehatan serta petugas pemulasaran jenazah harus berjibaku di lapangan.

"Setiap hari kita nguburin orang. Bapak harus tanggung jawab. Semua buntung tidak ada yang untung, Pak. Apalagi ibu hamil masuk. Ibu hamil kalau kena covid-19, mau melahirkan paling susah," tegasnya.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...kenapa-dirazia