• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Kenangan Dari Karya Penulis Lupus Gusur Adhikarya, Hilman Hariwijaya, Boim Lebon.

c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Kenangan Dari Karya Penulis Lupus Gusur Adhikarya, Hilman Hariwijaya, Boim Lebon.




Berita duka menyambangi tanah air dari salah satu penulis novel Lupus yang pernah berjaya di tahun 90an. Lupus sendiri pernah menjadi karya novel yang digemari kaum muda di zamannya, namun Hilman Hariwijaya bisa dibilang ia adalah salah satu penulis novel Lupus memberikan kabar duka atas meninggalnya Gusur Adhikarya salah satu penulis Lupus lewat Instagram miliknya, mungkin bagi yang belum tahu kok banyak sih yang nulis Lupus!!

Iya, karena Lupus sendiri dibuat oleh tiga sahabat selain Hilman Hariwijaya, Gusur Adhikarya, novel tersebut juga ditulis oleh Boim Lebon. Nah, ketiganya ini sering disebut sebagai Trio Lupus.





Walau otak dari novel Lupus adalah Hilman Hariwijaya, yang memberikan sentuhan luar biasa dalam dunia cerita remaja. Imajinasinya membuat seorang karakter yang penuh humor, ngocol tapi tetap bijak dalam menyikapi segala hal.

Apalagi trend membaca di Indonesia masih tumbuh subur, sedangkan di masa sekarang minat membaca anak-anak muda cenderung menurun. Agak susah buat para penulis berkreasi, dan menjadi penulis populer.





Dengan adanya youtube, tiktok, ig maka dunia anak muda lebih banyak menonton dan membaca hanya sekedar kata-kata yang bisa dibilang hanya sebuah teks singkat, maka tak heran facebook menjadi tempat mengeluarkan unek-unek, menyindir teman, cari jodoh, hingga ada juga yang berdo'a agar diaminkan teman online.

Ketika zaman berubah maka para penulis besar di masa lalu pun namanya mulai luntur, begitu juga dengan penulis Lupus. Bahkan, penulis baru pun lebih banyak membuat artikel viral, unik, lucu dan nyeleneh karena hal itu yang disuka pasar.



Novel berjilid-jilid mulai tersingkirkan walau ada beberapa nama penulis yang patut diperhitungkan di kancah dunia sastra, contoh yang TS suka adalah Dewi Lestari Simangunsong kerap dipanggil Dee dengan novel Supernova dan banyak lainnya yang mungkin banyak orang tidak tahu kiprahnya di dunia penulis.

Kenapa hal ini terjadi? Wadah kaum muda untuk berkreasi dan berkreatifitas telah bergeser. Seperti halnya dahulu Hilman Hariwijaya sebelum menulis Lupus ia mengawali menulis di majalah "Hai", sebuah majalah remaja yang populer di zamannya.



Lantas sekarang wadah para penulis itu perlahan mulai menjadi digital, dan majalah-majalah remaja yang beralih ke digital tidak dilirik pembaca karena para penulis lebih suka membuat blog yang terlihat lebih natural, terkadang coretan bukan sebuah berita melainkan cerita reality, pengalaman sendiri ketika traveler, cooking, atau jalan-jalan kuliner dan sebagainya.

Namun mereka karena cuan mulai beralih ke dunia vlog, dimana masyarakat yang awalnya membaca dipaksa untuk lebih santai dengan hanya menonton. Efeknya booming, dunia video lebih diminati dibanding harus membaca kecuali yang miskin kuota.



Tak heran artis layar kaca banyak yang beralih ke dunia video digital, mereka membuat management entertaintment sendiri. Maka dunia lupus, harus berganti dimana sosok karakter fiktif banyak yang tersingkir dengan karakter real, Atta lebih tenar dari Lupus, Si Buta Dari Goa Hantu alias Barda namanya tenggelam dari Deddy Corbuzier.

Padahal karakter Lupus yang doyan makan permen karet, jago ngebanyol, konyol, dengan gaya khas remaja dan memberikan pesan tersirat bagi pembacanya kini berganti dengan karakter hedon, yang lebih suka dengan konten pamer kekayaan, kemewahan, keluarga artis, konten konyol bahkan terkesan tak ada point untuk ditiru, siapa yang mau meniru? Aksi konyol mak Beti, atau Gaya hidup youtuber yang mewah semua, cuma membuat anak-anak muda sekarang ini mimpi, bisa jadi kaya terus sombong pamer ke temannya.



Adakah gebrakan penulis fiktif yang bisa berjaya setelah Harry Potter sukses di dunia, atau karakter fiktif dari goresan tangan penulis akan perlahan hilang. Karena penulis sibuk membuat cerita true story, dengan embel-embel dan judul yang berupa misteri, mesum, seperti KKN di Desa Penari.

Sosok Lupus yang berawal dari sebuah majalah bisa menjadi sebuah novel dan diangkat ke dunia film. Bahkan sosok Hilman yang pendiam sangat bertolak belakang dengan karakter yang ia ciptakan, para fans pun berekspektasi sang penulis seperti Lupus ternyata berbeda, untuk itu Hilman mengajak temannya Gusur dan Boim.



Apakah di zaman sekarang ini masih perlu tokoh fiktif untuk menghibur masyarakat? Atau justru masyarakat telah terhibur dengan dagelan tokoh publik di dunia nyata ternyata lebih lucu dibandingkan karakter dunia fiktif? Apa pendapatmu juragan.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.

emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star





Diubah oleh c4punk1950... 21-06-2021 02:23
Cieks
johanbaikatos
anangf
anangf dan 23 lainnya memberi reputasi
24
6.7K
62
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Tampilkan semua post
terjengkangAvatar border
terjengkang
#7
Bacaan favorite ane nih dari lupus kecil, lupus abg, lupus dewasa dan lupus milenial

Tak ketinggalan ane jg baca serial lainnya kayak Vanya, Olga Sepatu Roda, Napak tilas para hantu, sampe Rasta dan Bella

rinandya
antonov07
3ikichi801
3ikichi801 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.