nona212Avatar border
TS
nona212
Misteri Kepala Jendral Di Rumah Belanda
Spoiler for screenshotan:



"Aku ada di mana-mana, pada hatimu, jantungmu dan diantara detak napasmu. Jadi waspadailah kepalamu! Dan malam sebelum purnama apalagi pada saat Jum'at malam, belom tuntas menjadi sabtu."


Hari ini Dim sudah begitu lelah memandangi buku-buku, yang ditulis oleh kekasihnya Del, walaupun dia tidak mewajibkan untuk dibacakan, namun diseketika tiba-tiba Del mengulas tentang buku-buku novelnya, pasti merasa kecewa sekali, jikalau Dim tidak tau isinya sama sekali, walaupun dalam wujud sinopsis sekalipun. Dan pastinya nanti akan berujung dengan keributan kecil yang akan menjadi besar.

Begitulah hubungan mereka, yang penuh keributan, namun pada akhirnya selalu menyatu dan kembali membuat dunia iri akan kisahnya.

Malam ini Dim telat untuk pulang, hujan masih saja mengguyur wajah bumi tanpa henti-hentinya, sehingga membuat motor yang dikendarai kesulitan untuk melaju seperti biasanya, apalagi jalur yang dilewatinya adalah tanah basah dan berlumpur. Apalagi jarak antara kantornya dengan rumah lumayan memakan waktu yang tidak sebentar, bahkan bisa sejam lagi jika dikebut, sambil hujan-hujanan.

Dan akhirnya motor tersebut berhenti di depan rumah Belanda, macet akibat bannya amblas dan masuk kedalam lumpur, sebuah rumah yang minimalis, namun terkenal sangat angker, penyebabnya hanya satu, cerita tentang kepala jenderal yang menempati rumah tersebut, dia kecelakaan yang mengakibatkan tubuh dan kepalanya terpisah, bahkan sampai puluhan tahun berlalu, kepalanya tersebut tidak diketemukan.

Padahal kecelakaan tersebut terjadi tepat di depan rumahnya, yang memang berada di depan jalan raya. Bahkan sampai seluruh keluarganya habis dimakan waktu dan aman di simpan oleh bumi, bangunan rumah Belanda tersebut masih begitu kekar dan kuat, bahkan kayu-kayu yang dipakai belum jua keropos seperti rumah-rumah lama pada umumnya.

Hal inilah yang menjadi banyak pertanyaan di atas pertanyaan atas bangunan tersebut. Dan keanehannya lagi ada kepada pepohonan yang tumbuh di pekarangan, nampak subur dan terawat, padahal sudah tidak ada yang merawatnya.

Pada sisi samping halaman rumah tersebut, sudah banyak sekali berjejeran kepala kepala manusia, yang sudah mengering. Diduga semua kepala kepala tersebut adalah korban dari kejahilan si jendral untuk mencari keberadaan tubuhnya.

Sebab tubuh-tubuh para korban ditemukan jauh dari jalan raya dengan keadaan yang sangat mengenaskan sekali. Yaitu kekeringan darah, hingga tubuh mereka serupa mengering secara paksa. Polisi tidak bisa menjabarkan apa yang terjadi, bahkan seolah-olah tidak melihat ada banyak tumpukan kepala di halaman rumah tersebut.

Konon menurut kabarnya, tumpukan kepala dan tubuh tubuh kering tersebut hanya mampu dilihat saat purnama ataupun pada hari Jum'at, yang mana kelihatan begitu jelas saat jam, detik dan menit dari kematian Jendral tersebut menunjukkan tentang sebuah waktu.

Dim bermandikan keringat tiba-tiba, entah kenapa, padahal cuaca hari ini begitu dingin dan sangatlah lembab. Namun keringatnya mengucur sangat deras.

Tik tik tik ...

Tetasan hujan berjatuhan di antara helm di kepala dan motor mogoknya yang terjebak dalam kubangan lumpur. Akhirnya Dim mencoba berteduh dari hujan yang bertambah deras. Dia memasuki rumah Belanda, sambil mengucapkan salam dan permohonan kecil, untuk tidak terganggu oleh sesuatu yang membuat jantungnya berdegup dan terpompa lebih kencang.

Karena dia begitu sangat lelah dan mengantuk, maka akhirnya memilih salah satu bagian dari teras depan untuk merebahkan diri sejenak. Namun tiba-tiba ponsel berbunyi, Del menelponnya dan dijawab dengan sesegera mungkin.

[Woy kampret tersayang, loe dimana?]

[Terjebak di dekat rumah Belanda, jangkrik Sayang]

[Cepatlah pulang! Aku rindukan kamu. Hari ini aku masak banyak untukmu.]

Dim membayangkan masakan Del yang unik dan lezat, walaupun rasanya tidak biasa dan mengejutkan lidahnya sedari suapan pertama hingga akhir.

[Woyy kampret, kenapa diam?]

[Aku lebih merindukan masakanmu, sayang!]

[Oh tidak! Hari ini malam Jum'at! Dim pergilah dari sana. SEGERA!]

Namun entah mengapa setelah setengah jam berbicara banyak dan membujuk Dim untuk pergi dari rumah Belanda, tiba-tiba Del seperti melihat Dim yang hanya berjarak sepuluh langkah darinya, serupa melihat adegan tersebut dilayar televisi dengan ukuran sangat besar, bahkan semua fitur-fitur unsur menyeramkannya masuk di pemandangan matanya, bukan hanya itu saja, Del melihat dibelakang jendela nampak kepala jendral Belanda, yang sampai saat ini belum disatukan dengan tubuhnya, karena belum ditemukan hingga bertahun-tahun lamanya. Perlahan-lahan menuju ke arah Dim.

Kepala tersebut semakin dekat menuju arah Dim, sontak Del berteriak histeris, antara ingin berlari hendak menolong dan mencoba membuat kakinya bergerak, karena sudah setahun ini kakinya tidak dapat digerakkan. Akibat kecepatan yang membuat kakinya lumpuh total, dan kecelakaan tersebut terjadi didepan perumahan Belanda yang sangat angker dan menyeramkan tersebut, Del bahkan masih ingat ketika suara dari kepala jendral tersebut mengatakan keinginannya untuk hidup abadi kembali. "Ik heb een vervanging nodig voor dit lichaam Zoek naar het sterke en het machtige, mooie! don zul je mijn vrouw zijn" Yang artinya dia menginginkan tubuhnya kembali hidup dan akan menikahi Del.

Del bangkit dari lamunannya dan berteriak-teriak histeris kembali.

[Kampretttt pergi dari sana, kepala itu akan segera menyerangmu, pergilah dari sana!]

[Hai jangkrik, telinga ini bisa sobek jika teriakanmu makin kencang. Aku baik-baik saja!]

[Jangan bersenderdidekat jendela itu, kampret!]

Ponsel tidak lagi berbunyi tiba-tiba.

[Kampretttt ....]

Dim mengira Del ngambek dan menutup telpon. Lalu Dim menulis pesan lewat aplikasi wassap.

[Jangkrik ...hai kau rupanya sudah ngambek ya, tenanglah aku masih hidup, sayang.]

Saat Dim selesai mengirim pesan, tiba-tiba kepala jenderal Belanda tersebut sudah berada tepat didepannya. Dan dengan senyuman yang paling manis dia meminta sesuatu.

"Hai, Dim! Boleh aku meminjam tubuhmu?"

Ada perasaan menyesal ketika dia tidak mendengarkan perkataan Del tadi ditelepon, awalnya memang Dim tidak pernah percaya ada makhluk ghoib yang hidup diantara kehidupannya.

"Kau kau kau ...!"

Dim berlari sekuat tenaga untuk menghindari kepala jendral yang sedang memburunya. Namun sejauh kakinya berlari, tetap saja kembali ke rumah tersebut dan berada tepat didepan kepala Jendral Belanda tersebut.

"Jangan ...!" Dim mundur beberapa langkah.

Mundur, mundur, mundur dan ...

"Bletak!" Kepalanya sudah terbentur ujung lorong tembok rumah tersebut. Tubuh Dim sudah tidak bisa bergerak kemana-mana, terpojok dan terapit tanoa sengaja, kemudian ....

"Krekkk ...."

"Plunk ...."

Kepala Dim terputus dan jatuh di teras depan rumah Belanda tersebut. Lalu masuk selokan samping dan hanyut oleh air hujan sampai halaman samping.

Kemudian kepala Jendral segera menempati ruangan yang sudah kosong, pada bagian atas tubuh Dim, kepala yang sudah berada dalam tubuh Dim, kemudian beradaptasi dan akhirnya menjadi normal dalam waktu yang sangat singkat dan dalam tempo yang begitu sangat cepatnya, bahkan bentuk wajahnya menjadi penuh dan utuh seperti sediakala, bahkan wajahnya kembali tampan, seperti saat berusia seperti Dim, nampak muda dan energik.

Sedangkan kepala Dim yang sudah menggelinding ke selokan dan berkumpul dengan banyaknya bangkai tengkorak kepala di halaman samping hanya bisa mengeluarkan air mata, dengan mulut yang sempat mengeluarkan satu kata, "Del, aku mencintaimu" keadaannya ini di saksikan oleh seekor kucing hitam yang sangat memiliki pandangan sangat tajam dan lebih menyeramkan lagi.

"Tinggal mencari kekasihnya, Dim. Maka kesempurnaan tubuhku akan semakin jaya dan abadi."

Sedangkan Del masih menangis di ujung ranjang, perasaannya mengatakan jikalau Dim sudah tidak lagi bisa menjadi kekasihnya kembali. Tubuhnya bukan lagi bentuk Dim, namun makhluk kegelapan yang sedang mencari keabadiannya. Karena ingin hidup dan membalaskan dendamnya kepada keluarga Del, yang konon menurut kabarnya, leluhur dari Del ialah pembunuh yang membuat seluruh hidupnya berubah drastis, bahkan istrinya dipersunting dan hidup bahagia dalam tangisnya yang tanpa kepala, teracuhkan dan melayang-layang diudara tanpa tujuan pasti.

"Ada apa, Del?" Ibunya melihat keadaan Pel dan mencoba menenangkannya.

"Tolong sebarkan banyak garam di sekeliling kamarku, Bu."

Ibunya Del menyebarkan banyak garam ke sekeliling ruangan kamar Del, dia paham sekali jika akan ada kejadian setelahnya, kemudian memeluk anaknya dan tertidur bersama-sama. Bahkan tidak ingin meninggalkan Pel walaupun sekejap saja.

Ting tong ting tong ....

Jam sudah menunjukkan tepat jam 12 malam, tubuh Dim sudah masuk rumah Pel dengan menembus tembok, lalu berjalan menuju kamar Del, namun usahanya untuk mendekati kamar tersebut tidak berhasil, bahkan tubuhnya mulai bergetar hebat dan merasakan kepanasan hingga perlahan-lahan tubuhnya mencair menjadi serupa tetesan lilin yang cair melebur dan membeku di lantai setelah dingin terkena cuaca malam tersebut.

Namun Kepala Jenderal sempat mengutuk Del.

"Del jahanam, akan kubalaskan suatu hari nanti. Iya kau Del, "kau" aku akan memperhatikan dirimu, aku ada selalu ada dalam hatimu, jiwamu dan akan membuatmu menjadi ratuku untuk sebuah keabadian."

"Krekkk."

"Plung."

Kepala Jenderal Belanda tersebut jatuh dan membeku di antara lelehan tubuh Dim yang sudah berupa lilin. Namun keanehan terjadi saat pagi harinya, kepala Jendral Belanda tersebut menjadi kepala Dim, dengan tubuhnya yang sempurna selayaknya manusia, hanya saja Dim menjadi lupa ingatan dan tidak lagi mengenali Del kembali.


.......

Apakah ini adalah salah satu rencana dari kepala Jendral Belanda tersebut? Entahlah penulis belom merencanakan kelanjutannya...


Diubah oleh nona212 16-12-2020 00:26
anna1812
Ardian463
hamznet
hamznet dan 10 lainnya memberi reputasi
7
4.1K
151
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.5KAnggota
Tampilkan semua post
delia.adelAvatar border
delia.adel
#21
Monster nyamuk 11: Del, Maafkan Aku! Bola Matamu Itu Sangat Indah(4)
Namun entah mengapa semua usaha itu, tidak berhasil, bahkan satu ujung kuku Del masih memiliki kekuatan yang tidak bisa di kalahkan, seolah-olah dia memiliki ribuan kekuatan, matanya hanya cukup di fokuskan kepada satu tujuan saja. Yaitu membunuh tubuh Dim, untuk dijadikan sosis paling besar seantero jagad. Yang nantinya akan dihabiskan sampai sebulan penuh tanpa boleh di muntahkan.

Para pasukan iblis makin gencar untuk mengganggu Del, bahkan segala cara diupayakan untuk membuat Del bisa melemahkan dirinya. Begitu juga kepala jendral yang semakin antusias untuk menyerang, bahkan dari tempat yang paling lemah buat Del, yaitu ubun-ubunnya.

Akan tetapi raja Ampat sudah melindunginya dengan ilmu tango semplak, yang mana masih begitu sangat kuat bahkan ketika ribuan paku mencoba untuk menerobos ubun-ubun Del.

"Sialan! Kenapa gadis ini menjadi begitu kuat?" Kata kepala jenderal.

"Itu karena cinta! Coba saja ambil bagian tubuh Dim. Ayo serang!!!"

Akhirnya mereka mencoba mengganggu Del dengan mencoba mengambil bagian tubuh Dim. Namun ternyata tidak semua yang mereka kira, kekuatan air mata yang sudah sebagian besar bercampur dengan potongan daging tersebut membuat para pasukan iblis dan makhluk kegelapan tidak mampu menganggunya, bahkan mendekatinya pun tidak bisa. Mereka terpental sebagian, bahkan ikutan hancur dan menjadi asap.

"Bagaimana bisa setengah dari pasukanku menjadi asap?" Kata panglima nyamuk. Kemudian dia mencoba untuk maju dan ...

Blussss....lenyap menjadi asap juga. Begitu pula ratu nyamuk yang nekat karena tidak terima perlakuan Del untuk kekasihnya, Dim.

"Jangan bunuh kekasihku, dia ayah dari anak ini ...hiattttt ...."

Mendengar ratu nyamuk menyebutkan Dim sebagai ayah dari janinnya, Del semakin cemburu dan membabi buta. Hingga tingkat cacakan pencincangannya semakin lebih cepat dan sangat antusias untuk sesegera mungkin di tuntaskan.

"Sialan kau, Dim!"

Blummmm plek plek plek ...

Ratu nyamuk pun lumer, menjadi sebentuk magma panas, ketika menyentuh tubuh Del, yang akhirnya lelehan tersebut bergerak menuju lautan dan bersekutu dengan unsur unsur air, hingga tak tersisa bentuknya lagi akibat panasnya sudah kalah oleh kebekuan air lautan. Bahkan untuk bangkit hidup dan di hidupkan lagi, ratu nyamuk tidak akan pernah bisa kembali. Dia tuntas sebagai seorang pecundang sejati. Yang hanya membela cinta tanpa dasar kisahnya.

Namun ada yang masih di selamatkan oleh bumi, tiba-tiba air laut bergelombang membentuk Taufan dan menyembulkan seorang janin bayi dari ratu, yang masih bisa diselamatkan dan akhirnya di ambil oleh ratu pantai dupa duplak untuk dijadikan anaknya.

Sedangkan kepala jendral masih bertahan dan perlahan-lahan mundur secara teratur sambil memikirkan caranya untuk membuat keinginan nya suatu hari nanti terkabulkannya.

Dalam waktu lima hari, akhirnya sosis daging Dim bisa dibentuk dan matang dengan kematangan yang benar-benar sempurna, bahkan mampu mendekati penciuman dewa zeus. Yang pada akhirnya meminta sebagian potong sosis tersebut untuk dinikmatinya.

Namun demikian Del tidak memberikannya sepotong pun. Bahkan menantang berduel jika dewa Zeus meminta paksa. Hal inilah yang membuat Langit menjadi murka, akibat kemarahan Dewa Zeus yang didengarkan oleh sang kala semesta dan dunia khayangan.


Apa yang akan terjadi berikutnya? Cape gue mikirnya woiii
Diubah oleh delia.adel 20-06-2021 03:34
69banditos
69banditos memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.