adindaptrarnAvatar border
TS
adindaptrarn
Benarkah Perceraian Adalah Jalan Terbaik?

Berapa banyak sih Agan & Sista di sini yang ngeliat kasus perceraian di Indonesia dan rasanya kok sering banget terjadi ya? Menurut artikel ini angka perceraian ternyata gak cuma naik di Indonesia aja, tapi juga di dunia. Penyebab perceraian juga bermacam-macam, mulai dari sisi finansial sampai emosional. Tapi, apakah berpisah menjadi jalan satu-satunya yang bisa ditempuh? Gimana dengan anak?


Photo by cottonbro  from Pexels


Segala permasalahan yang datang ketika sudah menikah memang rasanya udah beda level dari ketika berpacaran atau PDKT. kalau dulu yang diributin adalah soal ngabarin, kali ini bisa soal gimana bayar cicilan? Kenapa gak bantu urusan rumah tangga? Kenapa terlalu sibuk dengan kerjaan? Dan kenapa-kenapa lainnya. 

Lucunya, pada pandemi COVID 19 yang banyak kebijakan untuk stay at home alias di rumah aja, malah berdampak buruk untuk beberapa pernikahan. Beberapa aspek yang menjadi penyebabnya adalah permasalahan ekonomi dikarenakan banyak jatuhnya perusahaan di Indonesia yang menyebabkan PHK dan gulung tikar, kebiasaan yang berubah, dan banyak permasalahan lainnya menuntun kepada perceraian.


Jika sosial media hanya mengeluarkan kabar perpisahan yang hanya dari orang ‘tersohor’ nyatanya fenomena ini terjadi di banyak keluarga. Dalam artikel inipeningkatan di masa pandemi mencapai 1.509 kasus. Kalau dihitung mas new normal ini berlangsung kira-kira setahun dan angka perceraian udah sampe segitu, GanSis. Kira-kira sebenarnya perpisahan ini jadi pilihan atau kegemaran?

Ketika kita mengikatkan hubungan dalam pernikahan, kita berjanji untuk menemani di saat sakit dan susah sampai maut memisahkan, tapi kenapa sih banyak pasangan yang memilih buat bercerai? Setelah ane riset nih GanSis ternyata banyak yang ketika tersiksa di pernikahan dan merasa udah gak bahagia jadi melakukan jalan keluar singkat. Mereka merasa bahwa dengan berdiri sendiri, akan terasa lebih ringan karena partner pada pernikahan tidak menunjukkan kebutuhan akan cinta yang mereka inginkan.

Perbedaan pendapat, tidak saling menghargai, permasalahan finansial, itu semua hanya sebagian penyebab runtuhnya rumah tangga. Perjuangan orang tua yang bertahan untuk membahagiakan anaknya juga banyak, GanSis. Seribu alasan untuk meninggalkan pasangan tapi masih berjuang untuk bertahan. Segala aspek yang mendukung perceraian gak bisa langsung dituduh saat awal menikah.

Mayoritas orang punya problematika dan pendapat masing-masing akan kehidupan. ‘Iyalah cerai, orang nikah muda’ ‘Kok bisa cerai sih? Emang gak kasian sama anak?’ ‘Gak ada daya juang banget, masa gitu aja cerai’ eitttss, tahan dulu mulutnya, GanSis! Kita gak pernah tau loh apa yang orang lain alamin, apa yang ada di lubuk hati dia, dan semua perjuangannya di balik keputusannya.

Apakah jalan keluar ketika permasalahan dirasa udah terlalu besar dan daya juang semakin rendah hanya berpisah? Tidak, tetapi jika kita sudah berusaha menyelesaikan tetapi keduanya masih egois dan mau menang sendiri mungkin beberapa orang  memilih jalan berpisah. Dalam kehidupan berpasangan harus ada yang namanya rasa saling menghargai, ketika itu tidak ada, maka mau berapa lama pun kalian membangun rumah tangga, bisa runtuh dalam sekejap.

Proses perceraian di Indonesia memang termasuk gak sulit, apalagi kalau kalian gak punya permasalahan dengan harta atau anak dan murni hanya mau memisahkan diri. Tapi, perlu dipikirin lagi ya efek dari perpisahan kalian. Siapa aja yang bakal terdampak dan emangnya gak ada jalan keluar lain? 

Jika terjadi masalah dirasa perlu adanya diskusi sejujurnya dan mencari jalan keluar bersama, ingat alasan menikah, ingat alasan harus bertahan dalam pernikahan dan bersama mau memperbaiki kondisi. Dengan grafik kasus perceraian yang terus meningkat di Indonesia, mungkin bagi GanSis yang belum atau otw nikah, perlu banget nih melakukan persiapan.

Nikah gak cuma bisa serumah sama pasangan aja, tapi juga bareng sampe maut memisahkan. Sebesar apapun ombak yang menghantam rumah tangga kalian, jangan jadiin cerai sebagai jalan keluarnya. Adaptasi kondisi dengan pandemi COVID 19 mungkin cukup mengagetkan untuk sebagian orang dengan segala aspek yang harus ikut beradaptasi, seperti sekolah anak secara online, bekerja di rumah, dan menurunnya pendapatan rumah tangga, gak bisa dijadiin alasan bercerai!

Cobalah untuk tumbuh dan berkembang dengan teman hidup kalian. Bukan malah meninggalkan atau berkhianat ketika salah satu dari pondasi rumah tangga bermasalah. Mungkin sebagian pasangan merasa,  kegiatan ‘bertengkar’ lebih banyak terjadi ketika banyak menghabiskan waktu bersama. Hey! Sadar gak sih kalau itu patut disyukuri? Bayangin orang yang mau kumpul sama keluarga tapi jauh atau malah gak bisa lagi, sedihnya kayak apa?

Yuk, start to appreciate little things in life. Jangan terlalu banyak melakukan janji atau membuat ekspektasi berlebihan. Yang paling penting adalah aksi dan konsistensinya, GanSis. Mau itu cewek atau cowok, kalau rumah tangga udah goyah, jangan takut buat saling diskusi dan memperbaiki dan jangan biarin pasangan kamu berjuang sendirian. Kalau dia capek, bahaya loh, hehe emoticon-Big Grin


irmawidjaya
nirankara
bachtiar.78
bachtiar.78 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
6.2K
127
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & Family
icon
8.8KThread9.4KAnggota
Tampilkan semua post
richwynAvatar border
richwyn
#26
Plus minus.

Kl yg belon punya anak. Masih bisa dibilang ga ada beban.

Kl yg ada anak yg beban.
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.