- Beranda
- Komik & Ilustrasi
Ajaran dari Sesepuh Pelukis
...
TS
Rinka17
Ajaran dari Sesepuh Pelukis
Pada suatu hari, aku ingin bermain-main di jalan Dago karena setiap hari Minggu pagi ada Hari Bebas Mobil. Di hari itu, jalan Dago selalu ditutup untuk pertunjukan kesenian dan senam pagi bagi warga kota. Disana juga banyak pedagang yang menjual pakaian, majalah lama, makanan, dan minuman.
Aku datang ke tempat orang memajang lukisan. Melihat-lihat lukisan itu, kemudian berkenalan dengan para pelukis disana. Ada beberapa pelukis yang membuka percakapan dan menanyakan apakah aku suka melukis. Aku pun menjawab kalau aku suka menggambar. Sejak hari itu, aku sering menyempatkan diri untuk datang kesana dan memperlihatkan gambar-gambar lamaku. Para sesepuh akan mengajariku bagaimana cara agar lukisanku bisa berkembang.
Aku pernah diajari oleh salah satu teman sesepuh yang kebetulan datang kesana. Beliau adalah teman seorang pelukis yang sering memajang lukisannya di Dago. Aku diperkenalkan dengannya, kemudian diminta untuk memperlihatkan gambar buatanku. Hari itu aku diajari bagaimana cara untuk membuat garis agar tampak menyerupai bentuk manusia.
Untuk melakukannya harus duduk dengan santai, lengan tidak boleh kaku, ujung pensil mengarah ke depan. Tarik garis dengan santai, tanpa terputus, tanpa ragu. Lakukan berulang kali untuk belajar. Apabila sudah terbiasa, maka akan menghasilkan bentuk yang bagus.
Dalam menggambar, kita harus belajar untuk mengukur. Yaitu mengukur perbandingan setiap bagian tubuh. Berapa kira-kira jarak dua bola mata dan alis, dimanakah letak hidung dan bibir. Apakah jarak dan ukurannya sudah pas. Butuh latihan untuk bisa membuatnya lebih baik.
Menurut sesepuh yang sering aku temui, gerakan lengan harus lentur, jangan sampai kaku. Kalau kaku, hasilnya kurang memusakan. Gerakan lengan yang lentur akan menghasilkan gambar yang lebih baik. Karena itulah sesepuh pelukis ini bisa menggambar muka seseorang dalam waktu kurang dari 100 detik. Hasilnya pun sangat mirip dengan orang yang sedang dilukis.
Ini adalah salah satu hasil belajarku setelah cukup lama berguru kepada beberapa sesepuh yang ada di jalan Dago. Hampir semua pelukis disana sudah berusia 60 sampai 70 tahun keatas. Dengan pengalaman selama puluhan tahun, para sesepuh ini memberikan pengetahuannya kepada orang yang berminat untuk belajar seni lukis. Dan yang paling muda adalah seorang guru dari ITB, satu-satunya yang belum berusia 60 tahun.
Disana ada yang memajang lukisan muka, karikatur, lukisan pensil warna, dan lukisan dari daun pisang.
Ada satu kiat dari para sesepuh, belajarlah menggambar sambil memperhatikan apa yang ada di depan mata. Itulah yang sering dilakukan oleh para sesepuh ketika sedang melukis di jalan Dago. Dengan begitu, ingatan akan mencatat semua yang sudah pernah dilukis. Ketika sedang menuangkan isi pikiran ke dalam lukisan, maka gerakan tangan akan menghasilkan gambar yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Sampai disini dulu kiat-kiat singkat yang aku pelajari dari para sesepuh. Mungkin bagi sebagian orang ini bukan apa-apa. Tetapi ini sangat manjur karena bisa membuatku berkembang lebih baik dari sebelumnya. Cara ini sangat berguna untuk memperbaiki hasil gambar yang sebelumnya kurang memuaskan.
Terimakasih sudah mampir...
Rinka
Aku datang ke tempat orang memajang lukisan. Melihat-lihat lukisan itu, kemudian berkenalan dengan para pelukis disana. Ada beberapa pelukis yang membuka percakapan dan menanyakan apakah aku suka melukis. Aku pun menjawab kalau aku suka menggambar. Sejak hari itu, aku sering menyempatkan diri untuk datang kesana dan memperlihatkan gambar-gambar lamaku. Para sesepuh akan mengajariku bagaimana cara agar lukisanku bisa berkembang.
Spoiler for Jangan Ragu dalam Menarik Garis:
Aku pernah diajari oleh salah satu teman sesepuh yang kebetulan datang kesana. Beliau adalah teman seorang pelukis yang sering memajang lukisannya di Dago. Aku diperkenalkan dengannya, kemudian diminta untuk memperlihatkan gambar buatanku. Hari itu aku diajari bagaimana cara untuk membuat garis agar tampak menyerupai bentuk manusia.
Untuk melakukannya harus duduk dengan santai, lengan tidak boleh kaku, ujung pensil mengarah ke depan. Tarik garis dengan santai, tanpa terputus, tanpa ragu. Lakukan berulang kali untuk belajar. Apabila sudah terbiasa, maka akan menghasilkan bentuk yang bagus.
Spoiler for Belajar Mengukur:
Dalam menggambar, kita harus belajar untuk mengukur. Yaitu mengukur perbandingan setiap bagian tubuh. Berapa kira-kira jarak dua bola mata dan alis, dimanakah letak hidung dan bibir. Apakah jarak dan ukurannya sudah pas. Butuh latihan untuk bisa membuatnya lebih baik.
Menurut sesepuh yang sering aku temui, gerakan lengan harus lentur, jangan sampai kaku. Kalau kaku, hasilnya kurang memusakan. Gerakan lengan yang lentur akan menghasilkan gambar yang lebih baik. Karena itulah sesepuh pelukis ini bisa menggambar muka seseorang dalam waktu kurang dari 100 detik. Hasilnya pun sangat mirip dengan orang yang sedang dilukis.
Spoiler for Hasil Belajar:
Ini adalah salah satu hasil belajarku setelah cukup lama berguru kepada beberapa sesepuh yang ada di jalan Dago. Hampir semua pelukis disana sudah berusia 60 sampai 70 tahun keatas. Dengan pengalaman selama puluhan tahun, para sesepuh ini memberikan pengetahuannya kepada orang yang berminat untuk belajar seni lukis. Dan yang paling muda adalah seorang guru dari ITB, satu-satunya yang belum berusia 60 tahun.
Disana ada yang memajang lukisan muka, karikatur, lukisan pensil warna, dan lukisan dari daun pisang.
Ada satu kiat dari para sesepuh, belajarlah menggambar sambil memperhatikan apa yang ada di depan mata. Itulah yang sering dilakukan oleh para sesepuh ketika sedang melukis di jalan Dago. Dengan begitu, ingatan akan mencatat semua yang sudah pernah dilukis. Ketika sedang menuangkan isi pikiran ke dalam lukisan, maka gerakan tangan akan menghasilkan gambar yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Sampai disini dulu kiat-kiat singkat yang aku pelajari dari para sesepuh. Mungkin bagi sebagian orang ini bukan apa-apa. Tetapi ini sangat manjur karena bisa membuatku berkembang lebih baik dari sebelumnya. Cara ini sangat berguna untuk memperbaiki hasil gambar yang sebelumnya kurang memuaskan.
Terimakasih sudah mampir...
Quote:
Rinka
Diubah oleh Rinka17 13-05-2021 15:13
areszzjay dan 18 lainnya memberi reputasi
19
2.5K
21
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Komik & Ilustrasi
2.7KThread•1.2KAnggota
Tampilkan semua post
phelomason
#2
@Rinka17
Beda dong, senior itu orang yang secara hirearki berada diatas kita , orang yang lebih dulu terjun dalam bidang tersebut,
Orang yang lebih lama berada dalam bidang tersebut
Orang secaranjalur ilmu, pengetahuan dan pengalaman lebih duluan mendapatkan dan mempelajari daripada kita,.
Sesepuh
Orang yang dituakan, orang yang secara hirearki berada pada posisi atas,
Orang yang secara keilmuan pengetahuan dan pengalaman sudah berada pada posisi yang dipelajari,
Oranh yang sudah berapa pada posisi skala nasional
Dan panjanng lagi kalau mau dijabarin beda nya,.
Contoh simpel aja deh ente kan orang bandung,.
Saung angklung ujo,.
Ki ujo itu sesepuh,.
Pelatih sanggar itu senior.
Beda kelas
Beda dong, senior itu orang yang secara hirearki berada diatas kita , orang yang lebih dulu terjun dalam bidang tersebut,
Orang yang lebih lama berada dalam bidang tersebut
Orang secaranjalur ilmu, pengetahuan dan pengalaman lebih duluan mendapatkan dan mempelajari daripada kita,.
Sesepuh
Orang yang dituakan, orang yang secara hirearki berada pada posisi atas,
Orang yang secara keilmuan pengetahuan dan pengalaman sudah berada pada posisi yang dipelajari,
Oranh yang sudah berapa pada posisi skala nasional
Dan panjanng lagi kalau mau dijabarin beda nya,.
Contoh simpel aja deh ente kan orang bandung,.
Saung angklung ujo,.
Ki ujo itu sesepuh,.
Pelatih sanggar itu senior.
Beda kelas
0