riandyogaAvatar border
TS
riandyoga
Tanah Indonesia Subur, Tapi Kok Rakyatnya Miskin? Bosen!
Quote:


Hai GanSis!! Pernah ketemu pertanyaan seperti ini: "mengapa masih ada orang susah di Indonesia, padahal tanah Indonesia subur?"atau kadang dibalik "katanya kekayaan alam Indonesia melimpah, tapi kok rakyatnya masih ada yang miskin?".


Awalnya saya tertarik sama topik bahasan seperti itu. Tapi lama-lama MUAK. Bosen dengernya. Sumpah!!


Tapi ya itulah gw, uda tau bosen tapi masih dibuat thread juga. Ya biasalah..




Saya pernah lihat di salah satu platform tanya jawab online. Ada yang tanya pertanyaan seperti diatas. Dan jawabannya sekitaran: karena korupsi, dikuasai asing, hasil alamnya dijual ke asing dan utang negara.


Dan ternyata jawaban yang seperti itu juga sering saya temukan di dunia nyata. Ribet sekali. Kenapa kita tidak berpikir sederhana saja. Inikan soal tanah Indonesia yang subur, yang katanya tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Kail dan jala cukup menghidupinya.


Tapi sebagian besar masyarakat Indonesia mengartikannya sebagai "tanah surga", maksudnya surga dalam artian tidak ngapa-ngapain tapi segala kebutuhan sudah terpenuhi.


Tinggal di negara yang gemah Ripah lohjinawi seperti Indonesia, tidak ada jaminan auto kaya. Sumber daya alam yang melimpah saja gak cukup untuk menjadi sejahtera dan makmur. Tapi juga perlu adanya sumber daya manusia yang (sangat) memadai. Dan duit yang banyak sebagai modal. Nah di kita, berpikirnya negara Indonesia ini super kaya raya, sehingga merasa anti utang luar negeri.


Gimana ya, emang benar tanah kita, Indonesia ini subur. Tapi kalau rakyatnya lebih banyak yg suka jadi PNS ketimbang petani, maka tanah tetaplah tanah. Meskipun tanahnya subur, tapi jika tidak ada yang mengolah, ya tidak mungkin muncul buah-buahan dengan sendirinya.


Jika sadar tanah Indonesia subur, maka jadilah petani. Kembangkan teknologi pertanian, perbagus sistem pemasarannya dan jagalah alam.



Kenyataannya kini jumlah petani di Indonesia terus menurun. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2020 ada sekitar 33,4 juta petani yang bergerak di semua komoditas sektor pertanian. Angka tersebut jumlahnya jauh lebih kecil jika dibandingkan jumlah petani pada 2019 yang mencapai 34,58 juta.


Jika dibanding 2018 jumlah itu juga turun yang tercatat 35,70 juta orang. Jika kondisi terus begini, maka 10-15 tahun lagi Indonesia akan mengalami krisis petani.


Nah, gak bisa disalahkan juga kenapa rakyatnya tidak mau bertani. Karena faktor utamanya itu penghasilan yang tidak menentu.


Btw, rumah saya yang saya tinggali sekarang dulunya sawah milik nenek. Namun sekarang sudah berhenti bertani. Bukan gak mau lanjut lagi. Memang sawahnya sudah susah ditanami padi, karena tidak ada irigasi. Jadi full berharap pengairan dari turunnya hujan. Jika tidak begitu, ya harus pompa sumur bor. Dan itu memerlukan biaya gede.


Setidaknya dari sini saya berharap pesan saya tersampaikan pada siapapun yang baca. Bahwa jangan selalu terjebak dalam angan-angan berada di tanah surga. Sehingga berpikir semuanya jadi mudah. Berpasrah pada pemerintah untuk mengolahnya dan hasilnya untuk semua rakyat. Hmm.. tidak semudah itu Florentino!! Sementara Anda sendiri ogah mengolah kesuburan tanah Bumi Pertiwi ini.


Ini opini saya pribadi. Jadi bebas untuk di diskusikan. Secara ini juga forum Kasak Kusuk.

Rianda Prayoga
#NapaweiPost
Binjai, 23 April 2021


Spoiler for sumber & referensi:
Diubah oleh riandyoga 23-04-2021 13:40
jiresh
Dewa2424
lonelylontong
lonelylontong dan 11 lainnya memberi reputasi
12
3.5K
116
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Tampilkan semua post
stigermoAvatar border
stigermo
#12
maka nya lebih baik pemerintah buat program pemuda2 ga jelas itu kirim saja ke pedalaman jadi petani
j651nian
riandyoga
riandyoga dan j651nian memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.