koruptor.1Avatar border
TS
koruptor.1
Kata Orang RI Tanah Surga, Bawang Putih Saja Masih Impor Bos!


Jakarta, CNBC Indonesia - Impor barang konsumsi rata-rata mengalami kenaikan di kuartal I tahun ini. Mulai dari beras, daging lembu hingga bawang putih.
Untuk bawang putih, kenaikan impor di kuartal I ini bahkan mencapai 165% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan secara bulanan impor ini juga naik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip Senin (19/4/2021), tercatat impor pada kuartal I ini sebanyak 53.536,9 ton atau naik 165,23% dari kuartal I-2020 yang tercatat sebanyak 20.184,98 ton.

Jika dilihat dari bulan ke bulan (month to month/mtm) impor juga alami kenaikan yang signifikan. Bahkan impor naik hampir 300%.
Pada Maret, impor bawang putih tercatat 5.825,5 ton atau naik tajam 294,21% dibandingkan dengan Februari 2021 yang sebanyak 1.477,7 ton.

Sedangkan, dibandingkan Maret 2020, impor bawang putih alami penurunan yang cukup dalam yakni 66,91% yang tercatat sebanyak 17.606,5 ton.
Ada empat negara pengimpor utama bawang putih ke Indonesia pada Maret ini. Namun yang paling mendominasi adalah bawang putih asal China.

Berikut negara pengimpor bawang putih pada Maret 2021:
1. China sebanyak 5.796 ton dengan nilai US$ 6,9 juta
2. Amerika Serikat sebanyak 25,5 ton dengan nilai US$ 157.330
3. India sebanyak 3,8 ton dengan nilai US$ 7.640
4. Jerman sebanyak 60 kg dengan nilai US$ 265

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...asih-impor-bos
MemoryExpress
aygilagility
viniest
viniest dan 23 lainnya memberi reputasi
22
5.2K
148
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Tampilkan semua post
justice leagueAvatar border
justice league
#7
@Gailham
Bener sekali bre..dengan impor sekitar 11 juta ton lebih di tahun 2020, Indonesia merupakan importir gandum terbesar di dunia, karena emang kebutuhannya juga besar bahkan tiap tahun selalu naik
.
Dan untuk memenuhi kebutuhan yang besar itu untungnya ada Australia yg merupakan produsen gandum terbesar di dunia yg udah sejak lama jadi mitra tradisional Indonesia dan penyediaan suplai gandum untuk kebutuhan pangan turunan dan pakan ternak. Kerjasama ini menjadi hubungan mutualisme antara keduanya, letak geografis yg saling berdekatan menjadi faktor yg paling menguntungkan yg mempertemukan antara produsen terbesar dan konsumen terbesar.
Produsen tepung domestik Indonesia bahkan mengatakan bahwa gandum Australia adalah yg paling cocok untuk kebutuhan industri mie dan produk pangan yg ada di Indonesia.

Tapi situasi ini disisi bisa menjadi hal mengkhawatirkan. Kebutuhan gandum pd umumnya dan terigu pd khususnya yg makin tinggi yg hanya bisa di penuhi lewat impor bisa menjadi ancamam kemandirian dan kedaulatan pangan Indonesia.
Ketergantungan Indonesian terhadap impor gandum dari Australia bisa dibayangi ancaman adanya gangguan hubungan diplomatik yg berimbas pada hubungan dagang di antara keduanya, dlm hal ini adalah keran impor gandum ke Indonesia bisa saja di tutup. Dan kalo itu terjadi tentu akan berdampak pada stabilitas makro ekonomi indonesia yg berkaitan dgn industri pangan.

Untuk mengatasi hal ini mau gak mau ketergantungan terhadap terigu itu harus ada upaya untuk mengubah pola kebutuhan pangan masyarakat indonesia. Salah satunya lewat program diversifikasi penyediaan pangan alternatif. Tahun lalu presiden Jokowi lewat Menhan Prabowo telah mengadakan proyek sejuta hektar lahan singkong sebagai bentuk program ketahanan pangan. Di harapkan dengan meningkatnya suplai singkong di Indonesia maka kebutuhan tepung atau pangan yg berbasis dari singkong akan makin meningkat juga dan pelan-pelan bisa mengubah kebiasaan makan masyarakat indonesia.
Gailham
Gailham memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.