- Beranda
- The Lounge
MITOS GA MUTU
...
TS
jassnb
MITOS GA MUTU
Ok, sebagai seorang gay
saya sering mendengar banyak komen yang tidak masuk akal yang diutarakan oleh teman-teman straight mengenai kepercayaan-kepercayaan yang dangkal dan tidak bermutu.
Mungkin kalian juga memiliki pikiran dan pandangan tersendiri terhadap LGBTQ+ yang beberapa diantara nya..hmmm.. masih tidak terbukti.
Pada kesempatan ini saya ingin mencoba menjelaskan beberapa poin yang sering saya dengar.
Gay/homosexual itu menular
Kalau orientasi sex itu menular, tolong tularin aku supaya bisa jadi straight, ga bakalan mempan guys (emangnya Covid hehe).
Biasanya kita sudah menyadari orientasi ketertarikan kita pada lawan jenis atau sesama jenis pada saat kita masih kecil, saya sendiri tahu bahwa saya tertarik kepada sesama jenis pada saat berumur 9 tahun (meskipun ga secara seksual tapi cenderung seneng ama klo deket cow ganteng
).
Tidak ada yang menularin aku, keluarga ku semua straight, dan pada saat itu teman-teman ku juga bocah semua, tidak ada yang mengerti tentang topik dewasa.
Sebaliknya, aku banyak teman straight yang tetap aja straight meskipun kita sering main bareng, makan bareng, jalan bareng. Kalau pada dasar nya gay ( apalagi banyak yang tidak mau ngaku), nah pas ketemu gay, yah cocok gitu, bukan karna ditularin.
Dan para ilmuwan juga menjelaskan bahwa orientasi seksual gay ini tidak menular dan melainkan pengaruh genetik sejak lahir.
Orientasi sex itu sangat luas, jadi bisa di research untuk mengerti lebih dalam lagi.
Gay itu gaya hidup
Menjadi gay itu tidak mudah, banyak sekali tantangan yang harus alami, sehingga banyak dari LGBT memilih untuk menutupi jati diri mereka.
Kalau memang itu adalah gaya hidup, saya pribadi akan memilih hidup sebagai straight yang bisa leluasa menjadi diri sendiri tanpa harus dihakimi.
Gay itu bukan pilihan hidup, itu adalah jati diri, bukan di paksa atau dipaksakan.
Gay bisa kembali “normal”
guys, please…
Tentu saja banyak cerita diluar sana, banyak ilmu-ilmu gaib yang dibilang mujarab buat gay balik “normal” atau camp-camp apa lah.
Jika pada awal nya kalian hanya tertarik pada lawan jenis, aku paksakan buat tertarik secara seksual terhadap sesama jenis pasti kalian tidak bisa, dan mungkin malah memilih jomblo seumur hidup!.
Jadi tolong, “normal” nya kalian itu tidak mewakili semua makhluk hidup.
LGBT merusak negara
Ini nih yang paling membuat darah aku mendidih sampai keatas kepala.
Bagaimana LGBT bisa merusak bangsa dan negara?… Cara kami berpakain bisa merusak bangsa?… cara kami berjalan bisa merusak negara?… Siapa yang kami pilih untuk tidur bareng bisa merugikan negara?…
Yang merusak bangsa dan negara itu kekerasan terhadap sesama umat manusia, main hukum sendiri, korupsi, narkoba, pembunuh, pemcuri, dan sebagai nya.
LGBT itu AIDS
Sekarang kita lagi mengalami pandemik Covid, salah siapa coba? LGBT lagi??… Coba deh renungkan, yang nama nya penyakit tidak memandang bulu, mau luh straight, bapak mu presiden, atau agan nya anak dukun, tetap aja klo emang sakit ya sakit.
Kita memiliki kewajiban untuk menjaga kesehatan diri sendiri.
Masih banyak lagi mitos-mitos yang tidak karuan diluar sana dan membuat banyak dari kita yang memiliki pandangan yang salah.
Tentu saja manusia itu semua sama, mau kamu straight atau gay, memiliki keberagaman dan kepribadian. Jadi kita tidak bisa mengeneralisasikan suatu golongan hanya karena seseorang melakukan sesuatu.
saya sering mendengar banyak komen yang tidak masuk akal yang diutarakan oleh teman-teman straight mengenai kepercayaan-kepercayaan yang dangkal dan tidak bermutu.Mungkin kalian juga memiliki pikiran dan pandangan tersendiri terhadap LGBTQ+ yang beberapa diantara nya..hmmm.. masih tidak terbukti.
Pada kesempatan ini saya ingin mencoba menjelaskan beberapa poin yang sering saya dengar.
Gay/homosexual itu menular
Kalau orientasi sex itu menular, tolong tularin aku supaya bisa jadi straight, ga bakalan mempan guys (emangnya Covid hehe).
Biasanya kita sudah menyadari orientasi ketertarikan kita pada lawan jenis atau sesama jenis pada saat kita masih kecil, saya sendiri tahu bahwa saya tertarik kepada sesama jenis pada saat berumur 9 tahun (meskipun ga secara seksual tapi cenderung seneng ama klo deket cow ganteng
).Tidak ada yang menularin aku, keluarga ku semua straight, dan pada saat itu teman-teman ku juga bocah semua, tidak ada yang mengerti tentang topik dewasa.
Sebaliknya, aku banyak teman straight yang tetap aja straight meskipun kita sering main bareng, makan bareng, jalan bareng. Kalau pada dasar nya gay ( apalagi banyak yang tidak mau ngaku), nah pas ketemu gay, yah cocok gitu, bukan karna ditularin.
Dan para ilmuwan juga menjelaskan bahwa orientasi seksual gay ini tidak menular dan melainkan pengaruh genetik sejak lahir.
Orientasi sex itu sangat luas, jadi bisa di research untuk mengerti lebih dalam lagi.
Gay itu gaya hidup
Menjadi gay itu tidak mudah, banyak sekali tantangan yang harus alami, sehingga banyak dari LGBT memilih untuk menutupi jati diri mereka.
Kalau memang itu adalah gaya hidup, saya pribadi akan memilih hidup sebagai straight yang bisa leluasa menjadi diri sendiri tanpa harus dihakimi.
Gay itu bukan pilihan hidup, itu adalah jati diri, bukan di paksa atau dipaksakan.
Gay bisa kembali “normal”
guys, please…
Tentu saja banyak cerita diluar sana, banyak ilmu-ilmu gaib yang dibilang mujarab buat gay balik “normal” atau camp-camp apa lah.
Jika pada awal nya kalian hanya tertarik pada lawan jenis, aku paksakan buat tertarik secara seksual terhadap sesama jenis pasti kalian tidak bisa, dan mungkin malah memilih jomblo seumur hidup!.
Jadi tolong, “normal” nya kalian itu tidak mewakili semua makhluk hidup.
LGBT merusak negara
Ini nih yang paling membuat darah aku mendidih sampai keatas kepala.
Bagaimana LGBT bisa merusak bangsa dan negara?… Cara kami berpakain bisa merusak bangsa?… cara kami berjalan bisa merusak negara?… Siapa yang kami pilih untuk tidur bareng bisa merugikan negara?…
Yang merusak bangsa dan negara itu kekerasan terhadap sesama umat manusia, main hukum sendiri, korupsi, narkoba, pembunuh, pemcuri, dan sebagai nya.
LGBT itu AIDS
Sekarang kita lagi mengalami pandemik Covid, salah siapa coba? LGBT lagi??… Coba deh renungkan, yang nama nya penyakit tidak memandang bulu, mau luh straight, bapak mu presiden, atau agan nya anak dukun, tetap aja klo emang sakit ya sakit.
Kita memiliki kewajiban untuk menjaga kesehatan diri sendiri.
Masih banyak lagi mitos-mitos yang tidak karuan diluar sana dan membuat banyak dari kita yang memiliki pandangan yang salah.
Tentu saja manusia itu semua sama, mau kamu straight atau gay, memiliki keberagaman dan kepribadian. Jadi kita tidak bisa mengeneralisasikan suatu golongan hanya karena seseorang melakukan sesuatu.
taufichrome dan calmlet2mg memberi reputasi
-2
653
25
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.6KThread•81.9KAnggota
Tampilkan semua post
kodok.joget
#6
gw ga masalah sih sama kaum homoseks, tapi yg gw benci kaum homoseks byk yg suka pamer2 dan bangga sama kelainan mereka.
kayak waria2 yg joget2 di jalan, ato video2 mesra sesama cowok di medsos, jujur aja gw jijik ngeliatnya. sakit jiwa kok bangga??
guys.. lu lu pade itu kelainan jiwa, sekali lagi lu itu kelainan jiwa, lu itu beda sama orang2 kebanyakan. jgn harap semua orang bisa nerima kelainan elu,
yg harusnya lu lakuin lu diem aja ga usah pamer2in kelainan elu, ga usah ngumbar2 ke orang2 lu bangga sama kelainan elu.
tapi gw yakin TS bukanlah orang yg suka pamer dan bangga sama kelainannya, bukan?
kayak waria2 yg joget2 di jalan, ato video2 mesra sesama cowok di medsos, jujur aja gw jijik ngeliatnya. sakit jiwa kok bangga??
guys.. lu lu pade itu kelainan jiwa, sekali lagi lu itu kelainan jiwa, lu itu beda sama orang2 kebanyakan. jgn harap semua orang bisa nerima kelainan elu,
yg harusnya lu lakuin lu diem aja ga usah pamer2in kelainan elu, ga usah ngumbar2 ke orang2 lu bangga sama kelainan elu.
tapi gw yakin TS bukanlah orang yg suka pamer dan bangga sama kelainannya, bukan?
Diubah oleh kodok.joget 07-04-2021 01:41
0
Tutup