powerpunkAvatar border
TS
powerpunk
Cerita Dibalik Akhiran "Kan" Yang Jadi "Ken" Ala Pak Harto

Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.
emoticon-Nyepi




Anak 80 hingga 90-an kayaknya familiardengan akhiran "ken" yang sering diucapkan oleh Presiden Soeharto kala itu. Iya, tidak seperti orang pada umumnya yang mengucapkan akhiran "kan", Pak Harto justru punya ciri khas tersendiri, dan mengganti akhiran "kan" menjadi "ken" seperti pada pengucapan kata kendi. Misalkan kata memerintahkan menjadi memerintahken, kata mengumumkan menjadi mengumumken dan seterusnya.

Penasaran kan, apakah penggantian akhiran "kan" yang dilakukan oleh Presiden yang menjabat selama 32 tahun tersebut ada makna khusus atau ada aturan tata bahasanya? Ataukan akhiran "ken" itu seperti ejaan tempo doeloe?

Ternyata eh ternyata, setelah melakukan penelitian selama mendalam (baca : googling), tidak ada makna khusus atau aturan tata bahasa yang mengatur perubahan akhiran "kan" menjadi "ken" sebagaimana yang dilakukan oleh Pak Harto. Justru sebenarnya perubahan tersebut menjadikan kata yang disebut menjadi kata yang tidak baku. Hanya saja, karena hal tersebut dilakukan oleh seorang presiden, maka banyak pejabat lain yang ikut - ikutan. Entah mereka paham kalau itu salah tapi tetap ikut - ikutan atau jangan - jangan mereka juga tidak paham dan menganggap bahwa merubah akhiran "kan" menjadi "ken" adalah hal yang benar.



Anggap saja, orang - orang yang ikut - ikutan memang tidak tau bahwa apa yang ia lakukan salah, tapi bukankah jaman dulu juga sudah banyak ahli bahasa? Atau paling tidak guru bahasa Indonesia yang paham kalau merubah akhiran "kan" menjadi "ken" itu salah dan menjadikan kata tersebut menjadi tidak baku? Bahkan jika dibiarkan, bukan tak mungkin generasi yang akan datang akan ikut - ikutan juga dan menganggap bahwa akhiran "ken" sebagai hal yang benar.

Kalau Gansis paham dengan situasi saat Orde Baru, dimana kebebasan berpendapat tak semudah sekarang, mungkin Gansis akan langsung tau kenapa tak ada yang berani "membenarkan" ucapan Pak Harto kala itu. Para guru bahasa sampai dengan ahli bahasa hanya diam seribu bahasa. Mungkin yang mereka lakukan hanya mengedukasi masyarakat atau muridnya dan mengatakan bahwa bahasa baku adalah bahasa yang menggunakan akhiran "kan" tanpa pernah menyebut yang dilakukan pemimpin negara kala itu adalah hal yang salah. Mungkin saja mereka terlalu takut kalau - kalau setelah "membenarkan" ucapan Pak Harto, keesokan harinya justru mereka yang di "sekolah" kan.



Namun hal itu tak berlaku untuk seorang ahli bahasa bernama JS Badudu. Ia nekat mengkritik penggunaan akhiran "ken". Meski, kritikannya tersebut bukan secara spesifik ditujukan untuk Pak Harto. Akibatnya bisa ditebak. Ia yang saat itu memandu sebuah acara bahasa di stasiun televisi TVRI (saat itu merupakan satu - satunya stasiun televisi di Indonesia) harus rela kehilangan pekerjaannya. Usai mengkritik, ia menghilang dari layar kaca. Banyak pihak yang kemudian mengaitkan hilangnya Badudu dengan kritik yang ia sampaikan.

Meski, putri dari JS Badudu pernah membantah keterkaitan antara kritik sang ayah dengan hilangnya ia dilayar kaca. Menurutnya, hilangnya Badudu dari layar kaca karena keinginannya untuk fokus sebagai dekan disebuah universitas di Bandung. Meski tetap saja, publik sudah terlanjur percaya kalau hilangnya Badudu ada kaitannya dengan kritik yang ia sampaikan secara terbuka di layar kaca.

Itulah sekelumit fakta dibalik ciri khas akhiran "ken" yang bisa ane sampaiken. Semoga bisa menjadiken ilmu baru buat Gansis semua emoticon-Big Grin





Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Ini dan Ini
Sumur Gambar : Om Google






catros
alifrian.
mbrojol551
mbrojol551 dan 28 lainnya memberi reputasi
27
15.1K
155
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Tampilkan semua post
BMAGLYAvatar border
BMAGLY
#17
sampun duko nggih.
kulo mboten purun dipun sekolahaken.
menawi dipun paringi yotro, lah niku kulo purun saestu nopo malih menawi yotronipun katah.

njenengan menawi mboten tinampi kaliyan piyatur kulo , mangke njenengan kulo lebetaken dateng glangsing lajeng kulo uncalaken dateng segoro kidul supados saget kepanggih kaliyan gusti nyi roro kidul , mangke njenengan rak dipek mantu kaliyan deknen...



klen paham gak gw ngomong apa ??? emoticon-Big Grin
MemoryExpress
muhamad.hanif.2
warrior2417
warrior2417 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.