Pernah gak kalian dengar kalau ada orang sedang berantem, marah-marah atau hanya meluapkan kekesalan lantas mereka memaki sesuka hati hingga mengabsen semua penghuni kebun binatang. Kadang secara lancar mereka memanggil serta memaki dengan menggunakan kata anjing.Paling banyak dan paling lumrah kalimat makian dengan menggunakan kata anjing yang sering kita dengar di sekitar adalah yang seperti ini :

Dasar anjing!

Anjing lo!

Kamu anjing!

Atau terkadang, oleh anak jaman sekarang, ungkapan serta istilah anjing sering dipakai untuk menjalin rasa keakraban yang terbangun di antara mereka. Misalnya,

Lagi ngapain lo, Njing?

Jalan yok, Njing!



Dan mungkin masih banyak lagi kata-kata makian atau ungkapan kekesalan yang menggunakan nama hewan satu itu. Bahkan sekarang banyak yang diplesetin menjadi anjir, anjim, anjay dan lain sebagainya. Padahal kalau kita telisik serta pikir-pikir lebih jauh, salah binatang satu itu apa coba? Sejarahnya seperti apa, hingga kita menjadikannya sebuah keterangan dari ungkapan kekesalan atau kata makian yang sering kali keluar dari mulut masyarakat kita.

Seakan-akan anjing tuh menjadi sebuah pencitraan yang buruk untuk menggambarkan karakter jelek dari seseorang.



Padahal, faktanya beberapa negara menganggap anjing sebagai makhluk yang cerdas dan setia, serta dimuliakan.



Di negara Yunani misalnya, anjing dianggap sebagai hewan yang setia dan juga cerdas. Maka, jangan heran jika kamu pergi ke Yunani dan mendengar seseorang berkata 'eisai skilos!' atau yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki artian, 'kamu anjing!' merupakan suatu bentuk pujian bagi masyarakat di negara itu sendiri. Sedangkan di Indonesia maknanya sangat jauh berbeda.

Jadi, kalo kalian merasa lagi dianjing-anjingin orang, bisakah kalian mulai berpikir positif dan menganggap mereka sedang memuji kecerdasanmu, seperti yang orang Yunani lakukan, bisakah?

Katsu rasa sih gak bisa, karena mindset yang berkembang di masyarakat kita terhadap kata anjing adalah sebuah konotasi yang buruk, yang biasa digunakan untuk mencemooh, memaki dan melampiaskan kemarahan secara verbal.

Mungkin saja di negara Yunani memuji dengan kata anjing kepada manusia memang terdengar manis, tapi jika diterapkan masyarakat indonesia dengab menggunakan kata anjing sebagai suatu bentuk pujian terhadap orang lain, sepertinya bukan hal yang boleh dilakukan. Akan memiliki arti yang sangat jauh berbeda karena tata bahasanya juga sudah berbeda, dan bisa jadi akan menimbulkan malfungsi dari kalimat/kata tersebut.

Jadi, yang perlu digarisbawahi adalah, sebaik apapun arti dari sebuah kata dalam bahasa asing, jika memiliki makna yang bertolak belakang dengan bahasa asli yang kita gunakan, maka selayaknya kita menggunakan bahasa yang sesuai dengan apa yang seharusnya kita katakan, dan kurang-kurangilah bicara kasar! Disamping bisa membuat orang terluka, ga enak juga kan di dengar orang sekitar!


Sumber gambar