Bersepeda? Kenapa enggak! Apalagi saat ini. Selain kekinian, sehat dan romantis. Romantis? Iya, bagi ane.

Alhamdulillah setelah sekian lama, akhirnya saya bisa nge-thread lagi di thread event kali ini: INI SEPEDA YANG ANE BANGET. Apa ada yang rindu sama ane? Enggak ada juga, nggak papa, deh. 😂



Bukan hanya karena sekarang lagi ngetrend Gansist, bersepeda adalah salah satu olahraga yang direkomendasikan untuk mereka yang berusia 40 tahun ke atas. Sebagai orang yang masuk ke dalam kriteria ini, tentu saja ane tidak menyia-nyiakan kesempatan. Apalagi di masa pandemi di mana kita harus senantiasa menjaga stamina pastinya.

Dari sekian banyak model dan tipe sepeda yang selalu update, ane memilih sepeda lipat. Selain praktis, ban-nya yang tidak terlalu besar dan modelnya yang simpel sesuai dengan postur tubuh dan selera ane.

Selama ane memiliki sepeda ini baru dua kali ganti sparepart yaitu ban dalam karena tertusuk paku. Selanjutnya tidak ada perawatan khusus. Sepeda ini harganya sangat murah meriah. Saat akan dibawa ke rute yang jauh tinggal dilipat lalu masukkan ke bagasi mobil.

Sekadar berbagi, Gansist, di tempat ane, walaupun di kota bahkan pulau kecil dan berada di ujung utara Kalimantan, soal trend sepeda tidak ketinggalan. Komunitas sepeda pun bagaikan cendawan di musim hujan. Meskipun demikian saya tidak menjadi anggota alias salah satu bagian dari mereka, karena hampir semua komunitas yang ada beranggotakan kaum Adam.



Biasanya mereka eksis di sore hari lebih marak lagi di akhir pekan. Bagi ane pribadi bersepeda yang merupakan kebutuhan kesehatan ini, tidaklah seheboh mereka. Dari cerita yang ane dengar, harga sepeda mereka ini puluhan hingga ratusan juta. Dan seperti yang ane katakan sebelumnya sepeda ane tidak sebombastis itu harganya

Jika komunitas-komunitas sepeda di atas biasa melewati rute-rute ekstrim menerabas hutan-hutan dan dataran tinggi di sekitar pulau Tarakan, maka ane hanya bisa di sekitaran kota. Rute ane dari rumah ke seputar RSUD Tarakan dan stadion Datu Adil. Namun sesekali ane menempuh rute yang lumayan jauh juga.

Selama bersepeda ane tidak pernah sendiri. Biasanya bersama hubby, karena anak gadis bersama teman-temannya. Itulah mengapa gowes ini ane katakan romantis. Saat bersepeda berdua ane merasa seperti Galih dan Ratna. Hmmm, yang millenial pasti tidak kenal mereka. Okay, agar semuanya tahu, saat gowes berdua kadang saya merasa seperti Rangga dan Cinta. Nah, loh siapa yang tidak kenal tokoh fenomenal ini. Hehehe

Oh ya, Gansist waktu gowes saya kalau bukan pagi, ya, sore. Saat bersepeda pagi, pulangnya saya bisa sarapan bubur ayam atau soto. Nah saat sore, pulangnya biasa sambil beli cilok atau siomay. Bukan hanya olahraga dan sehat, aktivitas gowes ria ini three in one yaitu: Segar, happy, dan wisata kuliner. Buat yang udah biasa gowes, semoga selalu sehat dan semangat. Buat yang belum, ikutan, yuk!

Nah itu tadi aktivitas gowes ane beserta keseruannya. Bagaimana dengan gowes kalian, Gansist? Yuk berbagi cerita di kolom komentar, yah ❤️

Makasih sudah baca thread ini. Sampai jumpa di thread ane selanjutnya.

Salam sehat dan bahagia. Puspita Rini.

Tarakan, 13 Maret 2021.


Pict source:
Dokpri
1
2