Terkini.id, Jakarta – Eko Kuntadhi kembali menggaungkan soal permintannya agar sebaiknya Moeldoko mengundurkan diri jadi jabatannya sebagai Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) setelah diangkat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Sibolangit.

Menurutnya, jika Moeldoko tidak muncul, maka akan muncul dua kesan buruk di masyarakat.

Kesan pertama yaitu bahwa Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan disebut bersembunyi di belakang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan mantan Presiden.

Sementara Moeldoko akan dipandang bersembunyi di balik perlindungan Presiden Joko Widodo.

“Jika Moeldoko tidak mundur dari KSP. Kesan yang ditangkap rakyat dalam konflik Demokrat adalah: AHY bersembunyi di ketiak bapaknya. Moeldoko bersembunyi di ketiak Presiden. Nggak asyik, jadinya,” tulisnya di akun @eko_kuntadhi pada Sabtu, 6 Maret 2021.

Sebelumnya, Eko sudah pernah mencuit terkait permasalahan jabatan Moeldoko ini.



Ia menilai bahwa akan lebih baik jika Moeldoko fokus untuk mengurusi masalahnya di Demokrat saja.

“Bijaknya kalau Pak Moeldoko lagi bertempur di Partai Demokrat, dia harus istirahat dari KSP dulu, deh. Konsentrasi saja dulu sama arena pertempurannya,” tulisnya di akun twitter @eko_kuntadhi pada Jumat, 25 Maret 2021.

Hal ini karena menurutnya kisruh Partai Demokrat akan berbuntut panjang sebab SBY tidak akan menyerah begitu saja.

Maka, ia menyarankan agar pertempuran tersebut tidak akan memakai titel masing-masing yaitu Moeldoko sebagai Kepala KSP dan SBY sebagai mantan Presiden.

“Menteri atau setara Menteri merangkap Ketum Partai sih, nggak masalah. Toh ada contoh Pak Erlangga, Pak Prabowo. Hanya saja, pertarungan PD kayaknya agak panjang. SBY nggak akan nyerah begitu saja. Mestinya ini pertarungan Moeldoko vs SBY, bukan Kepala KSP Vs Mantan Presiden,” jelas Eko.

https://makassar.terkini.id/jika-moe...tiak-presiden/

pertama dalam sejarah indo, ada partai dikudeta sama pejabat negara