Mbahjoyo911Avatar border
TS
Mbahjoyo911 
HITAM Season 2






Quote:





Prolog


 Ini adalah cerita fiksi, lanjutan dari thread sebelumnya yang berjudul HITAM. Menceritakan tentang anak yang bernama Aryandra, seorang anak yang ndableg, serba cuek dan nggak nggagasan.  Dari kecil Aryandra bisa melihat makhluk halus dan sebangsanya, dia juga punya kemampuan untuk melihat masa depan hanya dengan sentuhan, pandangan mata, dan juga lewat mimpi. 

 Karena sejak kecil Aryandra sudah terbiasa melihat makhluk halus yang bentuknya aneh-aneh dan menyeramkan, maka dia sudah tidak merasa takut lagi melihat makhluk alam lain itu. Setelah di beri tahu oleh mbah kakungnya, Aryandra baru tahu kalau kemampuannya itu berasal dari turunan moyangnya. Dengan bimbingan mbah kakungnya itulah, Aryandra bisa mengetahui seluk-beluk dunia gaib.

 Pada thread sebelumnya menceritakan tentang masa kecil Aryandra. Takdir telah mempertemukan dia dengan sesosok jin yang bernama Salma, jin berilmu sangat tinggi, tapi auranya hitam pekat karena rasa dendamnya yang sangat besar, dan juga karena dia mempelajari ilmu-ilmu hitam yang dahsyat. Tapi Salma telah bertekad untuk selalu menjaga dan melindungi Aryandra, dan akhirnya merekapun bersahabat dekat. 

 Belakangan baru diketahui oleh Aryandra kalau Salma adalah ratu dari sebuah kerajaan di alam jin. Salma menampakkan diri dalam wujud gadis sangat  cantik berwajah pucat, berbaju hitam, memakai eye shadow hitam tebal, lipstick hitam, dan pewarna kuku hitam. Kehadiran Salma selalu ditandai oleh munculnya bau harum segar kayu cendana, 

 Salma juga sering berubah wujud menjadi sosok yang sangat mirip dengan kuntilanak hitam dengan wajah menyeramkan, memakai jubah hitam panjang, rambut panjang awut-awutan, mulut robek sampai telinga, mata yang bolong satu, tinggal rongga hitam berdarah. Tapi wujudnya itu bukan kuntilanak hitam. 

 Bedanya dengan kuntilanak hitam adalah, Salma mempunyai kuku yang sangat panjang dan sangat tajam seperti pisau belati yang mampu menembus batu sekeras apapun. Kuku panjang dan tajam ini tidak dimiliki kuntilanak biasa. 

 Dalam cerita jawa, sosok seperti Salma itu sering dikenal dengan nama kuntilanak jawa, sosok kunti paling tua, paling sakti dan paling berbahaya daripada segala jenis kuntilanak yang lain. Kuntilanak jawa sangat jarang dijumpai, karena makhluk jenis ini memang sangat langka. Manusia sangat jarang melihatnya, dan kalau manusia melihatnya, biasanya mereka langsung ketakutan setengah mati, bahkan mungkin sampai pingsan juga, dan setelah itu, dia akan menjadi sakit.

 Aryandra juga dijaga oleh satu sosok jin lagi yang dipanggil dengan nama eyang Dim, dia adalah jin yang menjaga nenek moyangnya dan terus menjaga seluruh keturunannya turun-temurun hingga sampai ke Aryandra. Dari eyang Dim dan Salma inilah Aryandra mempelajari ilmu-ilmu olah kanuragan, beladiri, ilmu pukulan, tenaga dalam, dan ilmu-ilmu gaib.

 Perjalanan hidup Aryandra mempertemukannya dengan satu sosok siluman yang sangat cantik, tapi memiliki wujud perempuan setengah ular. Siluman itu mengaku bernama Amrita, dengan penampilan yang khas, yaitu serba pink, mulai pakaiannya dan bahkan sampai ilmu kesaktian yang dikeluarkannya pun juga berwarna pink. Amrita adalah siluman yang selalu menggoda manusia untuk berbuat mesum, yang pada akhirnya manusia itu dibunuh olehnya. Semua itu dilakukan karena dendamnya pada kaum laki-laki.

 Awalnya Aryandra berseteru dengan Amrita, dan Amrita sempat bertarung mati-matian dengan Salma, yang pada akhirnya Amrita bisa dikalahkan oleh Salma. Dan kemudian Amrita itupun bersahabat dekat dengan Aryandra dan Salma. Dia  juga bertekad untuk terus menjaga Aryandra. Jadi Aryandra memiliki 3 jin yang terus melindunginya kemanapun dia pergi.

 Di masa SMA itu Aryandra juga berkenalan dengan cewek yang bernama Dita, kakak kelasnya. Cewek manis berkacamata yang judes dan galak. Tapi setelah mengenal Aryandra, semua sifat Dita itu menghilang, Dita berubah menjadi sosok cewek yang manis dan penuh perhatian, Dita juga sangat mencintai Aryandra dan akhirnya merekapun jadi sepasang kekasih.

 Dalam suatu peristiwa, Aryandra bertemu dengan dua saudara masa lalu nya, saudara keturunan sang raja sama seperti dirinya. Mereka bernama Vano dan Citradani. Dan mereka menjadi sangat dekat dengan Aryandra seperti layaknya saudara kandung. Saking dekatnya hingga kadang menimbulkan masalah dan salah paham dalam kehidupan percintaannya.

 Aryandra mendapatkan suatu warisan dari nenek moyangnya yaitu sang raja, tapi dia menganggap kalau warisan itu sebagai suatu tugas untuknya. Warisan itu berupa sebilah keris kecil yang juga disebut cundrik. Keris itu bisa memanggil memerintah limaratus ribu pasukan jin yang kesemuanya ahli dalam bertarung, pasukan yang bernama Pancalaksa ini dibentuk oleh sang raja di masa lalu. Karena keris itu pula, Aryandra bisa kenal dengan beberapa tokoh jin yang sangat sakti dan melegenda. 

 Tapi karena keris itu jugalah, Aryandra jadi terlibat banyak masalah dengan kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Dewa Angkara. Ternyata keris itu sudah menjadi rebutan para jin dan manusia sejak ratusan tahun yang lalu. Keris itu menjadi buruan banyak makhluk, karena dengan memiliki keris itu, maka  akan memiliki ratusan ribu pasukan pula.

 Perebutan keris itulah yang akhirnya mengantarkan Aryandra pada suatu peperangan besar. Untunglah Aryandra dibantu oleh beberapa sahabat, yang akhirnya perang itu dimenangkan oleh pihak Aryandra, meskipun kemudian Aryandra sendiri memutuskan untuk mengorbankan dirinya untuk menghancurkan musuh utamanya. Dan karena itulah Aryandra jadi kehilangan kemampuannya untuk beberapa waktu, tapi akhirnya kemampuan itu kembali lagi padanya dengan perantara ratu utara.

 Pada thread kali ini akan menceritakan kisah hidup Aryandra setelah lulus dari SMA, dari pertama masuk kuliah, tentang interaksinya dengan alam gaib dengan segala jenis makhluknya. Juga tentang persahabatan dengan teman kuliah dan dengan makhluk alam lain, percintaan, persaingan, tawuran, segala jenis problematika remaja yang beranjak dewasa, dan juga sedang dalam masa pencarian jati diri. Teman baru, musuh baru, ilmu baru dan petualangan baru.

 Sekali lagi, thread ini adalah cerita fiksi. Dimohon pembaca bijak dalam menyikapinya. Mohon maaf kalau ada kesalahan penulisan, kesalahan tentang fakta-fakta, dan kesamaan nama orang. Tidak ada maksud apa-apa dalam pembuatan thread ini selain hanya bertujuan untuk hiburan semata. Semoga thread ini bisa menghibur dan bisa bermanfaat buat agan dan sista semuanya. 

 Seperti apakah kisah hidup Aryandra setelah lulus dari SMA ini..? Mari kita simak bersama-sama...



Spoiler for Salma:




Spoiler for Amrita:



Diubah oleh Mbahjoyo911 26-03-2022 23:54
david.smkds1061
dedinugroho1355
praditya.92
praditya.92 dan 388 lainnya memberi reputasi
365
1.5M
24.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.5KThread41.6KAnggota
Tampilkan semua post
Mbahjoyo911Avatar border
TS
Mbahjoyo911 
#2789
Murid murtad
      Hari berikutnya, pagi itu aku terbangun dengan badan gemetaran, keringat dingin membanjir, napas memburu dan jantung berdebar. Masih bisa kurasakan hawa sangat panas yang membakar di punggungku. Ya.. mimpi itu datang lagi.. mimpi tentang bola api yang menghantamku dari belakang. Sudah dua kali mimpi itu datang, entah pertanda apa itu, aku sama sekali nggak punya petunjuk apa-apa.

     Amrita duduk di sebelahku sambil menatapku dengan pandangan kuatir, dia tau apa yang terjadi, dia nggak bertanya, tapi pandangan matanya butuh penjelasan dariku. Maka kuceritakan secara singkat soal mimpiku yang udah datang 2 kali itu.

Quote:


     Kadang aku merasa terharu dengan kesetiaan mereka.. entah kenapa mereka mau melakukan itu, padahal udah berkali-kali kubilang kalo mereka bebas pergi kemana aja, bebas ngelakuin apa aja.. tapi mereka lebih memilih mendampingiku dan menjagaku dengan bertaruh jiwa mereka sendiri.

     Sayup kudengar suara adzan subuh. Segera aku beranjak mengambil air wudhu, ketika kembali, Amrita udah memakai mukenanya, dia menjadi makmum pada subuhan kali ini. Akhir-akhir ini Salma dan Amrita jarang sholat jamaah denganku, dan akupun nggak menanyakannya, karena sholat adalah urusan makhluk-Nya dengan Allah. 

     Menyuruh makhluk lain untuk sholat itu kayak nggak etis, karena sholat harus tulus datang dari diri sendiri, dan kalo sholat cuma karena disuruh, maka sholatnya jadi kayak nggak berguna, sholatnya jadi kayak bukan karena menyembah Allah, tapi cuma karena menuruti suruhan.

     Selesai sholat, lanjut berdzikir dan berdoa. Aku sudah dibingungkan dengan mimpi itu, dan jalan satu-satunya adalah kembali pada Allah, memohon petunjuk dan perlindungan Nya selalu, karena aku nggak tau apa yang akan terjadi  kedepannya. 

    Skip...
    Sore hari aku masih ada tugas menjemput Cindy di kampus,  jam 3 itu dia pulang dari makrab, dan aku menjemputnya dengan mobil. Lagian dia juga bawa tas besar juga, udah capek-capek, bawa tas besar, masih harus bonceng di motor, kan kasihan. 

     Sampai di kampus, bus udah terparkir di pinggir lapangan, para maba baru di absen agar nggak ada yang ketinggalan. emoticon-Hammer Saat mereka sudah dibubarkan, kulihat Cindy bareng Citradani berjalan ke pinggir lapangan. 

     Aku hampir ketawa ngelihat wajah mereka yang capek banget itu. Kulihat nini Raradewi dan juga tiga anak buah Ekawadya yang masih mengawal Cindy, mereka menunduk ke arahku yang kubalas dengan anggukan. Segera aku keluar dari mobil dan melambai ke arah mereka, senyum segera merekah di bibir mereka, dan merekapun menghampiriku. Setelah berterima kasih pada anak buah Ekawadya, kuminta mereka kembali ke tempatnya.

Quote:


     Aku dan Citradani saling berpandangan, lalu kami ketawa bareng, bikin bibirnya Cindy tambah lancip. emoticon-Big Grin  Cuma butuh waktu 20 menit dan sampailah kami di rumahnya Citradani. Tante Erna menyuruhku mampir, tapi kutolak dengan halus karena emang mereka berdua udah sama-sama capek. Mobil langsung kuarahkan menuju rumah.

    Skip ke malam hari..
    Sehabis maghriban yang dilanjut dzikir dan doa, kulihat Ekawadya telah menungguku tepat di belakangku yang langsung membuatku berjingkat kaget, dan Amrita malah ketawa cekikikan. Kalo Ekawadya muncul dengan sendirinya, berarti ada hal yang penting untuk disampaikan.

Quote:


    Kubuat panggilan telepon ke om Wisnu dan mengatakan kalo aku sudah mengetahui keberadaan pak Fahmi. Om Wisnu akan menghubungi dua serse yang kemarin, lalu dia akan menjemputku. Begitu telepon di tutup, aku segera ngomong ke ayahku kalo malam ini aku akan pergi dengan om Wisnu terkait kasus yang sedang terjadi.

     Setengah jam menunggu, akhirnya om Wisnu dan seorang ajudannya pun datang. Mereka ngobrol dulu dengan ayahku sekalian bilang kalo mereka akan mengajakku menyelesaikan kasus itu. Selesai basa basi, kamipun berangkat. Seperti kemarin, om Wisnu duduk di kursi depan dan ajudannya yang menyetir, sedangkan aku dan Amrita di kursi belakang, dan Ekawadya melayang di samping mobil.

    Mobil berjalan cepat menuju kabupaten sebelah, kami akan menuju ke mapolres dulu untuk berkoordinasi dengan dua serse kemarin. Dan dua jam kemudian kami telah sampai di kantor itu. Ternyata dua serse itu telah menunggu kami beserta empat orang polisi lain. Ini adalah penyergapan, jadi mereka pikir akan butuh back up sebanyak-banyaknya.

     Saat mau berangkat, aku jadi bingung sendiri, yang tahu lokasinya adalah Ekawadya, padahal yang bisa melihatnya cuma aku, nggak mungkin aku terus-terusan memberitahu arah jalannya, akan lebih mudah kalo aku yang menyetir mobil saja. Maka kusampaikan hal itu pada om Wisnu.

Quote:


     Akhirnya aku diperbolehkan juga menyetir mobil, om Wisnu berada di kursi depan bersamaku, sementara ajudannya di kursi belakang. Amrita tetep, duduk dipangkuanku.emoticon-Hammer Kami berangkat dengan 3 mobil dan aku yang paling depan, sementara yang lain ngikut. Ekawadya melesat cepat di depan mobil sebagai penunjuk jalan. Aku jadi kayak yang memimpin rombongan itu. emoticon-Big Grin

      Setengah jam perjalanan, kai sampai di sebuah desa, tempat ini benar-benar wilayah pedesaan, rumah-rumah masih jarang karena diselingi kebun-kebun,padahal jaraknya cuma setengah jam dari kabupaten kota. Ekawadya terus melesat melewati desa itu dan sampailah kami di sebuah tanggul. 

     Kuhentikan mobil, aku ragu apa harus naik ke tanggul juga, tapi Ekawadya berhenti di atas tanggul menungguku. Maka kujalankan lagi mobil itu menaiki tanggul. Jalan yang menaiki tanggul udah berlapis beton cor, meskipun cuma cukup untuk satu mobil.

     Ternyata di balik tanggul itu ada sebuah sungai yang besar, dan jarak sungai dengan tanggul masih 50 meteran. Mobil menyusuri jalan cor di pinggiran bawah tanggul. Di pinggir sungai itu ditumbuhi banyak pohon-pohonan. Setelah mobil berjalan sejauh seratus meter, kulihat Ekawadya berhenti, dia melayang di udara menungguku.

    Maka kuhentikan mobil dan kumatikan mesinnya, dua mobil di belakangku segera ikut berhenti dan mematikan mesin. Kami semua turun dari mobil, tapi belum bergerak.  Kuberi isyarat pada om Wisnu agar tetap di mobil dulu, lalu aku berjalan maju menemui Ekawadya untuk menanyakan lokasinya.

Quote:


     Aku kembali ke mobil ke tempat para polisi itu menungguku, dan mereka sedang menyiapkan senjata dan memakai rompi anti peluru. Aku rasa dua benda itu nggak akan berguna, karena yang dihadapi adalah hal gaib. Tapi mereka emang cuma mengikuti prosedur. Mereka juga membawa senter besar, satu orang satu.

Quote:


     Kamipun berjalan menyusuri jalan beton itu nyaris tanpa suara. Para polisi itu adalah tim buru sergap, jadi pasti berpengalaman dalam penyergapan. Setelah berjalan kira-kira 25 meter, maka tampaklah sebuah rumah yang seperti terbengkalai, nggak ada penerangan sama sekali. 

    Rumah itu adalah satu-satunya bangunan di pinggir sungai itu. Karena setelah melewati tanggul tadi, maka wilayah ini termasuk bantaran sungai, daerah kompensasi banjir,  jadi seharusnya nggak boleh didirikan bangunan. Entah kenapa masih ada rumah disitu. 

     Nggak ada pagar gaib ataupun pasukan jin di sekitar rumah itu. Pak Fahmi sungguh percaya diri sekali, nggak membutuhkan penjagaan. Pasti dia mengandalkan kesaktian dari keris itu. Meski begitu, kurasakan dua aura hitam yang sangat kuat dan jahat dari rumah itu. Itulah aura dari keris dan pak Fahmi.

    Dua polisi segera memutari rumah itu untuk menjaga pintu belakang, semantara kami berempat lewat pintu depan. Serse pertama mengeluarkan pistol dan menyalakan senter. Perlahan kami mendekati pintu depan, lalu serse pertama mengetuk pintu rumah itu.

Quote:


     Kudengar suara langkah kaki, lalu pintu terbuka dengan suara berkereketan, kami semua mundur sepuluh langkah. Lalu muncullah pak Fahmi, dan semua senter langsung diarahkan padanya, dan aku sangat terkejut melihatnya. 

      Wajah dan sorot matanya bukanlah manusia! Iblis dalam keris itu telah menguasainya sepenuhnya! Pak Fahmi menyeringai mengejek ke arah kami, lalu dia angkat tangannya, dan di tangannya telah tergenggam keris bercabang itu! Para polisi  termasuk om Wisnu dan ajudannya segera mengarahkan pistolnya pada pak Fahmi.

Quote:


     Tapi pak Fahmi malah maju selangkah demi selangkah, dia terus menyeringai seperti iblis. Suaranya juga sangat berbeda dengan yang pernah kudengar dulu. Mendadak pak Fahmi berteriak keras, dan dia berlari ke arah kami sambil mengacungkan keris itu. Maka enam pistol meletus bersamaan...!

     Namun kemudian kami semua kaget dan keheranan. Bisa kulihat enam peluru pistol mengenai tubuh pak Fahmi dengan telak dan tubuhnya tersentak-sentak ke belakang sampai dia mundur dua langkah, tapi dia masih berdiri, nggak ada darah sama sekali, dan nggak ada peluru yang tembus di belakangnya, semua peluru itu kayak hilang begitu saja di tubuhnya!

     Kembali pak Fahmi menyeringai, dia melangkah pelan ke arah kami, lalu dia mulai berlari. Sekarang delapan pistol menyalak berbarengan, karena dua polisi yang tadinya di belakang kini juga berada di pintu depan dan ikut menembak. Tapi bahkan delapan pistol pun nggak bisa menghentikan laju larinya.

     Maka segera kupanggil tombak Sukmageni, lalu aku berlari ke depan berteriak keras, meminta para polisi itu mundur. Keris sudah berkelebat mengarah leher serse pertama yang berada paling depan. Kusalurkan seluruh tenaga dalam ke tombak Sukmageni, dan kupalangkan di depan serse pertama.

     Traaanggg..!

     Percikan bunga api menyebar. Pak Fahmi terdorong mundur tiga langkah, sementara aku juga terdorong mundur hingga menabrak serse pertama. Tapi pak Fahmi segera bisa menguasai keadaan, dia maju dan mengarahkan keris itu padaku. Amrita ikut maju dengan pedang terhunus hendak menyerang pak Fahmi, tapi kuberi isyarat padanya untuk mundur. Sekali lagi aku berteriak menyuruh para polisi untuk mundur, dan aku maju menghadang sabetan keris itu. 

     Trang..! Traang..! Traang..! Traang..!

     Keris itu bergerak sangat cepat kirimkan dua sabetan dan dua tusukan dalam waktu satu detik! Terdengar bunyi berdentrangan ketika kutangkis serangan itu. Sungguh tenaga dalamnya telah meningkat drastis, gerakannya sangat cepat berarti keris itu memang jadi jauh lebih hebat setelah meminum darah para korbannya.

     Maka kutingkatkan tenaga dalam untuk mengimbangi kecepatannya. Semua serangan bisa kutangkis, dan hebatnya, tangkisanku tidak memberi efek apa-apa pada keris itu! Maka aku harus pake cara lain. Dan saat tusukan itu datang ke arah perut, kutangkis dengan ujung trisula hingga keris itu terjepit nggak bisa bergerak. Lalu kakiku bergerak menendang dadanya, dan kususul tinju kiri menghantam rahangnya.

     Buaakkk..! Buugghh..! Kraakk..!

    Terdengar tulang rahang berderak patah, tenagaku berhasil menembus energi pelindung tubuhnya! Pak Fahmi terpental ke belakang dan jatuh bergedebukan di tanah. Tapi dia segera bangkit lagi dan cuma membetulkan letak tulang rahangnya yang mencong ke kiri. Mendadak dia melompat mundur dan berlari menjauhiku!

     Tanpa tunggu lagi aku langsung melompat mengejarnya. Tenaga dalam telah membuat tubuhku jadi ringan hingga bisa berlari sangat cepat. Sempat kudengar beberapa tembakan, tapi sepertinya semua luput, lagian peluru nggak berpengaruh padanya.

     Aku terus berlari di antara pepohonan dan semak belukar yang lebat. Malam sangat gelap hingga aku harus menyalurkan energi ke mata agar bisa melihat jelas. Kuikuti jejak aura keris itu, hingga sampai di bawah sebuah pohon besar, seperti ada yang menarik tangan kananku ke atas. Lalu kulihat suatu kilatan cahaya merah meluruk dari atas ke arahku.

    Traaang…!

    Tombak Sukmageni telah bergerak dengan sendirinya menangkis serangan gelap itu, bahkan tubuhku ikut tertarik ke atas mengikuti gerakan tombak. Pak Fahmi telah menyerangku dengan kerisnya. Kini dia melompat turun dari atas pohon dan kakinya langsung mengarah kepala. 

    Aku bergulingan ke samping lalu melejit ke atas sambil kirimkan tendangan berputar. Tapi pak Fahmi menangkis dengan keris itu, aku nggak mau mengambil resiko kontak langsung dengan keris karena keris itu sangat beracun. Maka kubatalkan tendangan berputar dan kusabetkan Sukmageni.

    Dua senjata berbenturan beberapa kali, menimbulkan suara berdentrangan dan percikan bunga api di malam yang gelap itu. Kalo begini terus aku akan kehabisan tenaga. Maka sambil bertarung kuputar otak mencari cara. Aku harus merebut keris itu!

    Maka kupegang tombak Sukmageni dengan dua tangan, dan dengan gerakan seperti mematahkan, maka tombak itupun terpisah menjadi dua trisula kembar. Dan saat sabetan keris itu datang ke arah perut, aku bersalto diatas kepala pak Fahmi, dan saat masih berada di udara, kutelikung gagang keris itu dengan trisula kanan, hingga pergelangan tangan pak Fahmi masuk ke celah antara tiga mata trisula, sedangkan trisula kiri menelikung sikunya.

    Saat kakiku sudah menjejak tanah, kuputar dua trisula itu pada gagangnya, dan kuhempaskan ke depan. Tubuh pak Fahmi jungkir balik beberapa kali diatasku, dan akhirnya dia terhempas ke tanah. Keris itu telah terlepas dari tangannya dan jatuh ke tanah.

     Kulihat beberapa sorotan lampu senter, para polisi itu telah tiba disini. Dengan hati-hati, kudekati pak Fahmi yang terkapar di tanah. Saat senter para polisi itu mengarah ke tubuh pak Fahmi, tampak beberapa lubang yang mengeluarkan darah di tubuhnya. Lubang itu adalah bekas tembakan peluru para polisi tadi.

    Dengan terlepasnya keris dari tangannya, hilang pula kekebalan tubuhnya. Ternyata sebenarnya peluru dari para polisi itu telah bersarang di tubuhnya, kekuatan keris itulah yang membuat pak Fahmi masih hidup. Dan setelah keris itu lepas, maka luka bekas tembakan itu muncul lagi! 

   Serse pertama maju memeriksa nafas dan denyut jantung pak Fahmi. Tapi ternyata napasnya telah lepas dan nyawanya telah minggat dari tubuhnya. Akku menarik napas lega. Amrita yang dari tadi cuma melihat pertarungan itu kini mendekatiku dan memelukku. Memang aku telah melarangnya untuk ikut menyerang karena aku nggak mau dia terluka oleh keris iblis itu.

    Perlahan-lahan kudekati keris yang tergeletak di tanah itu, aku.membungkuk dan mau mengambilnya. Tapi entah bagaimana ceritanya, mendadak keris itu mengeluarkan kobaran api! Seperti terbakar begitu saja! Dan kobaran api itu membesar dengan cepat...


bersambung…



94


Diubah oleh Mbahjoyo911 14-06-2022 01:55
itkgid
aripinastiko612
wakazsurya77
wakazsurya77 dan 109 lainnya memberi reputasi
110
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.