MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI

Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.1K
6.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#2876
BAGIAN 40
LANGIT KELABU
part 1

Setelah mendapat persetujuan dari Prameswari, Asnawi langsung mengurusi adminsitrasi dirinya ke bagian HRD dan keuangan. Ia mendaftarkan diri dengan memberikan biodata dan data-data pribadi lainnya untuk dicatat oleh perusahaan. Dia juga mendapat ID Card baru yang beriikan potret dirinya. Asnawi melanjutkan pengurusan adminstrasinya ke bagian keuangan. Ia memasuki sebuah ruangan yang berdinding kaca yang berada di dekat Lobby, begitu masuk ia bertemu dengan sosok yang membantunya mendapat kerja. Dia adalah Anggariti.

Asnawi kaget melihat sosok itu ada di dalam ruang bagian keuangan. Dia masih tetap memakai aksesoris kuping rubahnya, namun kali ini ia tak melihat ekornya. Anggarit tampak mempesona dengan memakai setelan pakaian formal. Ia memakai rok panjang yang menutupi semua bagian kakinya. Asnawi menyapanya, ia pun membalas sapaan itu dengan senyum manisnya.

"Gimana Wi, wawancaranya?" tanya Anggariti.

"Alhamdulillah Rit..."

"Yeaaaay...aku ikut seneng Wi, kamu gak diapa apain kan sama Bu direktur?"

"Enggak Rit...awalnya sih dia kayak yang gak mau nerima, tapi ujungnya dia nerima aku"

"Hahaha...kamu dikerjain sama dia Wi"

"Emang kamu juga pernah?"

"Yaiyalah...semua karyawan disini pernah digituin sama dia"

"Oh gitu..oke deh...eh Rit...aku disuruh nyerahin berkas ini sama HRD"

Asnawi memberikan sebuah berkas yang tersimpan dalam sebuah map kepada Anggariti.

"Oh jadi oke Wi...nanti aku sampein ke Pak manajer"

"Lho...bukan kamu manajernya Rit?"

"Ya bukan lah Wi...aku mah staf biasa...emang kamu pikir manajer?"

"Iya Rit...soalnya kamu tajir banget...kemana mana pake mobil mewah, tarus pake supir, lalu aku juga pernah liat rumah kamu ketika ngenterin Angga pulang...rumah kamu gede banget, kayak rumah di sinetron"

"Ah...kamu lebay deh Wi, semua itu bukan harta aku kok, itu adalah harta orang tuaku...aku mah gak punya apa apa Wi...harta berhargaku cuman Angga"

"Yaelah...kamu pake merendah segala sih...yaudah aku titip berkas ini ya"

"Siap Nawi...selamat bergabung di perusahaan ini ya...semoga kau betah kerja disini"

"Iya Rit...makasih"

Hari itu Asnawi pulang kembali ke rumah setelah menyelesaikan administrasi. Ia akan memulai aktifitas kerja di perusahaan itu pada hari senin pekan depan.

Begitu tiba di kamar kost nya, Asnawi langsung merayakan keberhasilannya bersama Utami. Ia memeluk erat, lalu menciumi Utami dengan tanpa henti.

"Aku seneng banget Tami, akhirnya aku dapet kerjaan yang sesuai sama passion ku"

"Aku juga seneng Wi...kamu akhirnya gak akan ngeluh lagi tentang pekerjaan sama aku wkwkwk"

"Alhamdulillah Tami... Aku pengen ngerayainnya malam ini"

"Gimana cara ngerayainnya Nawi?"

"Eeehh...gimana ya?...oh iya, diner romantis aja yuk!!"

"Apaaaaah!!! Aku kan setan Wi, kamu bisa liat aku tapi yang lain kan gak bisa, ntar orang orang nganggep kamu gila"

"Bukannya kamu bisa menampakkin diri? Yaudah kamu berubah wujud aja!"

"Bisa Wi...tapi aku butuh energi besar, paling kalo sekarang aku cuman bisa bertahan satu jam aja"

"Yaudah kalo gitu....hayu!" Ajak Asnawi yang tiba tiba membuka pakaiannya satu persatu di depan Utami.

"Kamu ngapain telanjang Wi?" tanya Utami yang terkaget kaget.

"Aku mau ngisiin energi kamu lah...biar kuat nampakin diri"

"Tapi...aku lagi..."

"Udah...gak usah banyak ngomong!"

Asnawi menarik handuk Utami hingga terbuka, setelah itu ia langsung mencium bibir Utami yang masih kebingungan. Mereka pun saling bercumbu dan berpelukan.

Mereka semakin memanas, Asnawi mengangkat tubuh Utami, lalu ia melemparkannya ke atas ranjang. Ia melanjutkan aksi foreplay untuk meningkatkan libido di tubuhnya.

Monster kyubi pun kembali berdiri tegak dan mengaum kencang. Utami dilanda kesenangan tak terbatas ketika Asnawi menggerayangi tubuhnya. Akhirnya mereka pun bercinta.

Tak cuma sekali, tapi berkali kali Asnawi mencapai klimaks ketika memberikan energi untuk Utami. Ia menginginkan Utami kuat dan bisa bertahan menampakan diri selama mungkin.

"Nawi...udah dong!! Aku udab kuat kok"

"Beneran nih? Kalo enggak aku tusuk lagi nih"

"Cukup Nawi!! Aku udah terisi"

"Syukur deh kali begitu...aku mandi dulu ya, kamu juga persiapin baju yang terbaik!"

"Oke sayang"

Mendengar celetukan Utami, Asnawi mendadak heboh.

"APAAAAAH!!! KAMU MANGGIL AKU SAYANG TADI??" teriak Asnawi.

"Enggak!! Enggak Wi...kamu salah denger ahhh" Utami ngeles.

"Sumpah Mi...aku denger"

"BODO AH...KAMU BODOOOOK!!! SANA CEPETAN MANDI!!!" bentak Utami.

Asnawi terkejut dengan bentakan Utami yang keras. Ia pun segera pergi menuju kamar mandi.

"Duuuhh kenapa aku kelepasan sih!!! Bodo...bodo...bodo...bodooooo!!!" gumam Utami ketika Asnawi pergi meninggalkannya.

Semakin hari, ia tak bisa lagi menahan perasaannya kepada Asnawi. Perlahan tapi pasti, hati utami kembali berseri semenjak ia menyembunyikan salah satu tulang rusuknya dibawah tempat tidur Asnawi.

Perasaan cinta kembali dirasakan Utami sejak ia mati beberapa taun yang lalu dan berubah menjadi arwah gentayangan. Sudah lama hatinya hampa dan tak bisa mencintai. Ia mencoba untuk mencintai Brian yang sesama arwah gentayangan, namun hal itu gagal.

Utami pernah menceritakan keluhannya itu kepada Hayati dulu. Ia menginginkan dirinya bisa mencintai seperti apa yang dirasakan Hayati. Waktu itu Hayati memberikan ide tentang cara membuat arwah gentayangan terikat dengan sesuatu sehingga membuat dirinya bisa mengembangkan perasaannya termasuk cinta. Idenya adalah dengan memberikan tulang rusuknya kepada seseorang yang dikehendaki.

Mendengar ide Hayati, Utami menjadi penasaran. Ia menginginkan seseorang mengambil tulang rusuknya yang dikuburkan sangat jauh dari rumahnya.

Setelah sekian lama, akhirnya gayung pun bersambut. Suatu hari, Asnawi meminta tulang miliknya untuk keperluan ritual paku kuntilanak Letty. Utami pun langsung menyetujui permintaan Asnawi.

Ia pun akhirnya mengambil tulang rusuknya untuk disimpan di bawah ranjang Asnawi. Sejak saat itu semua ide Hayati mulai terkuak akan kebenarannya. Ia merasakan suatu perubahan dalam hatinya yang hampa. Perasaan yang berbunga bunga ketika melihat kehadiran Asnawi dihadapannya.

Malam akhirnya tiba, Asnawi dan Utami pergi menuju restoran. Asnawi sangat terpukau ketika melihat Utami memakai baju terbaiknya. Untuk pertama kalinya, Asnawi melihat Utami memakai pakaian selain handuk. Selama ini, Utami selalu memakai handuk sebagai pakaiannya karena handuk itu adalah pakaiannya ketika dia mati.

Mereka pergi ke sebuah restoran di kawasan Dago. Asnawi memesan berbagai macam makanan untuk merayakan keberhasilannya mendapat pekerjaan. Suasana makan malam sangat romantis dengan diiringi musik jazz yang dibawakan grup band yang bermain di sana.

"Aku baru pertama kali Wi diajak makan kayak gini...aku terharu"

"Tami...apa kamu seneng?"

"Iya aku seneng banget"

"Ayo makanlah yang banyak!! Aku udah pesen steak buat kamu"

"Makasih Wi"

Mereka mulai makan. Akan tetapi Utami tidak bisa memakan lebih banyak. Lidahnya tidak bisa merasakan makanan itu. Semuanya terasa hambar.

"Kenapa kamu gak makan Mi?"

"Hmm...semua rasanya hambar Wi"

"Hambar gimana? Enak gini ah!"

"Bagiku semuanya hambar...aku udah lama gak makan makanan seperti ini...arwah gak pernah makan Nawi"

"Tapi Hayati dulu doyan makan...dia juga arwah kan?"

"Mbak Kunti itu beda Wi, dia bukan arwah biasa...dia kuntilanak, mereka selalu doyan makan...tapi makanannya yang menjijikan..hihhhhh!!!"

"Iya juga sih...jadi ingat dulu ia sarapan dua ekor kodok gede dihadapanku...njiiirrr!! Aku langsung muntah pas dia ngunyah kepala kodok itu"

"Haha...emang gitu sih dia orangnya Wi...konyol banget...kayaknya Mbak Kunti adalah kuntilanak paling rakus yang pernah ada"

"Betul banget Mi...hahaha...aku sangat merindukan dia Mi...huhuhu"

"Aku Wi...sama"

Sesaat, mereka saling terdiam karena teringat sosok Hayati yang begitu meninggalkan banyak kenangan indah untuk mereka berdua. Asnawi kemudian melanjutkan santap makan malamnya setelah kembali tersadar. Utami hanya memandangi Asnawi yang sedang makan.

Setelah acara makan malam selesai, Asnawi mengajak Utami menuju sebuah tempat. Asnawi mengarahkan motornya ke puncak bukit. Ia lalu menghentikannya ketika sampai di tepian jutang. Bukit itu menghadap ke arah Kota Bandung yang gemerlap di malam hari bagaikan hamparan intan berlian.

"Kita mau ngapin disini Wi?" tanya Utami yang bingung.

"Menikmati idahnya malam ini Mi...liat hamparan kota Bandung! indah banget kan dan kamu liat diatasnya! Banyak banget bintang-bintang yang bersinar kayak permata"

"Hmmm...kamu mau aku liatin bintang disini? Membosankan!!"

"Yaelah dasar setan triplek!! Kamu gak tau suasana romantis kayak gini"

"Alah...ngapain sih nongkrong disini Raja coli?? Dingin tauuuk...mana takut ihhh!! Banyak setan lho disini...pada liatin kita"

"Kamu sendiri kan setan! Gak usah takut atuh"

"Iya bawel...sok!! Kamu mau aku ngapain?"

"Ya duduk aja sambil liatin bintang dan merenung"

"Hmmm dasar gak normal!!"

"Hayati dulu sering melakukan ini Tami! Dia paling suka memandangi bintang di langit...dia kesepian Mi...setiap hari cuman bertengger di pohon...gak ada temen dan hidup tanpa arah dan tujuan...Gak tau harus melakukan apa"

"Iya sih Mbak Kunti emang gitu Wi...tapi kamu pikir yang kesepian cuman dia doang?? Aku juga sama Wi!! Aku tiap hari kesepian, sedih dan gak tau apa yang harus kulakukan"

"Bukannya kamu seneng diem di kamar mandi dan liatin cowok-cowok yang lagi mandi"

"Sembarangan kamu ya!! dasar Raja coli!! aku tuh terjebak disana, bukan doyan diem disitu" bentak Utami sambil memukul kepala Asnawi.

"Kenapa terjebak? kamu kan bisa jalan-jalan di rumah kayak sekarang?"

"Aku dulu terjebak Wi...Mbak Kunti yang membebaskanku ketika kamu bisa liat aku pas lagi mandi...dia ngelepasin rantai gaib yang mengikat tubuhku Wi"

"Apaaaaah!!! Jadi kemu selama ini terikat disana?"

"Iya Nawi...makanya kenapa aku jijik banget sama kamu...aku setiap hari liat kamu coli di kamar mandi"

"Anjiiir!!!"

"Bukan kamu doang sih Wi...tapi penghuni lain juga sama, bahkan mereka suka crot di muka aku Wi...aku tuh sedih banget Wi digituin"

"Aku mengerti penderitaan kamu Tami...maafin aku"

Asnawi memeluk Utami yang menangis ketika mengingat pengalaman buruknya ketika terkurung di kamar mandi. Mereka kemudian sama sama menatap langit yang dipenuhi hamparan bintang. Asnawi menggengam erat tangan Utami yang sangat dingin.

Tiba-tiba, Utami menoleh kearah Asnawi, ia menatap matanya dengan penuh harap. Matanya yang berkaca-kaca menyiratkan suasana hatinya. Utami mencium bibir Asnawi.

"Kamu ngapain cium aku?"

"Errrrhhhh...sorry-sorry, tadi ada nyamuk di bibir kamu Wi hehehe"

"Si Anjiiiir!! nepok nyamuk kok pake bibir sih?"

"Ya tanganku lagi kemu pegang Wi...terpaksa pake bibir"

"Geblek!!! Kamu mah aneh aneh aja ah"

"Hehehehe"

Akhirnya mereka pulang ketika Utami mulai kehabisan energi dan tubuhnya mulai memudar dan transpran. Baju yang melekat di tubuh Utami pun terlepas ketika berubah wujud. Utami pun terpaksa harus bertelanjang ketika pulang ke rumah.

Asnawi kini menikmati profesi barunya sebagai pegawai di salah satu perusahaan kontraktor besar di Indonesia. Setelah sekian lama ia menganggur, lalu bekerja menjadi pelayan restoran, akhirnya ia mendapat pekerjaan yang didambakannya.

Di hari pertamanya kerja, ia disambut baik oleh atasan dan rekan-rekannya. Asnawi menemui manajernya untuk pertama kali. Ia berusaha menjelaskan tentang dedikasi yang akan dia berikan untuk perusahaan. Asnawi di tempatkan di ruang kerja yang berdinding kaca diseklilingnya. Di sana teradapat 8 meja kerja yang saling berdampingan. Antar meja dibatasi oleh sekat.

Asnawi memperkenalkan diri ketika pertama masuk. Disana ie disambut dengan baik oleh para seniornya.

"Nama saya Asnawi...salam kenal!! Mohon kerja samanya ya" sapa Asnawi.

Satu persatu para pegawai menghampirinya auntuk memperkanlakn diri sambil bersalaman. Mereka adalah Susan, Erni, Sunny, Billy, Ridwan dan Irpan. Asnawi kemudian diarahkan untuk duduk di sebelah Irpan.

"Hey Nawi...kata Pak Manajer, elu ini anak ITNBS?" tanya Irpan.

"Iya Bang...saya lulusan sana" jawab Asnawi.

"Wah, sama dong...gue juga alumni sana"

"Hebat Bang...kok saya belum pernah liat Abang di kampus?"

"Ya beda jurusan lah...gue ini dari Geodesi...kita beda Fakultas"

"Oh pantesan Bang, Kalo saya mah dari Sipil"

"Hmmm sipil ya...yang gue inget sama sipil itu, suka dikunjungi geng cewek cewek cakep pimpinan si cewek bule itu"

"Cascade Bang?"

"Yap betul!! Cascade...gue suka sama dia Wi...gak cuman gue deng, tapi semua anak cowok geologi seneng sama dia...apa lu kenal sama dia Wi? Kenapa mereka selalu ngunjungin gedung Teknik Sipil sih?"

"Itu temen saya Bang...mereka buan ngunjugin gedung Teknik Sipil, tapi mereka pergi ke kantin sebelah gedung itu, mereka suka kongkow disana"

"Anyiiiing!! Lu temenan sama si Cascade?"

"Iya Bang...saya udah lama kenal sama dia"

"Widiiih hebat lu Wi...Gimana orangnya?"

"Dia baik Bang"

"Dia pasti tajir ya?"

"Tajir banget Bang, Emaknya adalah konglomerat"

"Kenalin dong Wi...kapan kapan ya"

"Dia lagi kuliah di Perancis Bang, saya aja udah setahun gak ketemu dia...lost contact"

"Yaelah...hmmmm"

"Nanti kalo dia pulang, saya kenalin sama Abang..."

"Thanks ya Nawi"

Ketika mereka asyik mengobrol, Anggariti tiba-tiba masuk ke ruangan dan menghampiri Asnawi. Ia memberikan berkas-berkas administrasi kepada Asnawi. Anggariti terlihat sangat ramah dan akrab dengan Asnawi sehingga membuat orang orang di ruangan itu terperangah. Tak lama berselang, Anggariti pun pergi meninggalkan ruangan. Sontak, semua pegawai langsung menghampiri Asnawi.

"Kamu kok akrab banget sama Riti ?" tanya Susan dengan muka kagetnya.

"Kamu pacarnya ya?" sambung Sunny.

"Enggak-enggak kok temen-temen aku temenan aja sama dia hehehehehe" jawab Asnawi grogi.

"Wih hebat euy! Kenapa kamu bisa temenan sama dia?" tanya Susan.

"Terus...terus gimama dia orangnya Wi?" sambung Billy.

"Kenapa dia selalu pake aksesoris kuping sama ekor rubah kemana mana Wi?" tambah Irpan.

"Apa dia udah punya pacar?" sambung Sunny.

Pertanyaan dari mereka begitu banyak sehingga Asnawi merasa pusing.

"STOP KALIAN SEMUA!! AKU PUSING NIH HARUS JAWAB YANG MANA DULU" bentak Asnawi.

Semua mendadak terdiam. Asnawi menyuruh mereka untuk kembali ke tempat masing masing. Dia kemudian berdiri di tengah tengah ruangan.

"Okeh...aku mau nanya dulu sama kalian, kenapa kalian gak nanya langsung sama Anggariti? Dia kan temen kalian juga, kalian udah lama mengenal dia daripada aku" kata Asnawi.

"Soal itu, kita gak bisa Wi" Jawab Susan.

"Lho kenapa? Dia kan sama sama pegawai disini, dia staf kayak kita" balas Asnawi.

"Karena dia itu bukan staf biasa Wi, dia itu adalah adik Bu Direktur...dia juga salah satu pendiri perusahaan ini"

"APAAAAAAAH!! DIA PENDIRI PERUSAHAAN INI? TAPI INISIAL NAMANYA GAK ADA DI NAMA PERUSAHAAN" Asnawi sangat terkejut.

"Ada Wi" sahut Irpan.

"Siluman : Silvia-Lucy-Manda... Kalo Manda aku tau...dia adalah Bu direktur...terus Anggariti yang mana?" tanya Asnawi.

"Lu tau gak nama lengkap Anggariti?" tanya Irpan.

"Gak tau Bang"

"Raden Gusti Kanjeng Ratu Luciana Tresno Wulandari Anggariti Joyohadikusumo"

"Njiiiir!!!! Panjang amat namanya Bang"

"Dia adalah kaum ningrat Wi...masih keluarga keraton, emang lu gak tau nama dia Wi? Elu kan kan temennya..."

"Sumpah Bang, aku gak tau...jadi dia itu Luci ya?"

"Iya Wi...terus kenapa kamu bisa temenan sama dia...kita aja gak bisa, soalnya gak ada yang berani deketin dia...semuanya pada canggung, ya maklum lah dia itu bekas Dirut perusahaan ini...tapi udah dua tahun dia turun kasta jadi staf...katanya sih dia diturunin sama para pemegang saham perusahaan ini" Sela Sunny.

"Oh gitu...kenapa kalian canggung? Dia baik banget orangnya...dialah yang nawarin aku kerja disini...awalnya aku cuman pelayan restoran"

"Anjiiir!! Sarjana teknik jadi pelayan restoran?" Irpan kaget.

"Jaman sekarang susah nyari kerja Bang, sejak wisuda gue nganggur, tiap ngelamar gak pernah ada yang manggil"

"Ayo dong Wi, jawab pertanyaan kita!! Kenapa sih kamu bisa temenan sama Riti?" sela Susan.

"Okeh..okeh...jadi gini, Anggariti itu awalnya temen pacarku, kebetulan anak mereka satu sekolah"

"Apaaaaah!!! Riti punya anak? Terus pacarmu juga punya anak? Kok bisa!" Teriak Sunny.

"Kamu harus jelasin semuanya Nawi!!" bentak Sunny.

"Sabar Ibu...ibu!! Jangan ngegas gitu dong!!"

"Kita bukan Ibu ibu tauuuk!!! Kita semua masih lajang disini, kecuali si Billy tuh!!" sanggah Susan.

"Maaf maaf...okeh aku lanjut ya..."

Asnawi menceritakan semua tentang Anggariti. Dia juga menceritakan tentang dirinya. Hal itu sangat membantu dirinya untuk mengakrabkan diri dengan teman teman barunya.

Asnawi berhasil melewati hari pertama bekerja di sana dengan lancar. Ia dalam waktu singkat mendapat perhatian dari teman teman barunya. Hari demi hari ia lalui dengan kebahagiaan.

Ia sangat menikmati profesi barunya itu karena sesuai dengan pendidikan dan hati nuraninya. Asnawi langsung dilibatkan dalam pengerjaan proyek-proyek besar yang ditangan oleb perusahaan.

Suatu sore, Asnawi tengah serius mengerjakan tugas kantornya di kamar kost. Waktu itu cuaca tampak tak bersahabat. Langit kelabu, hujan rintik rintik menebarkan air ke seantero wilayah kota. Ditambah suhu udara yang dingin, membuatnya kedinginan.

Utami sedang tak nampak di kamar kost nya, ia tengah bergentayangan kelilingi komplek dengan teman teman gaib nya. Akhir akhir ini Utami selalu bersikap ceria dan manis dihadapan Asnawi. Ia juga memutuskan hubungan dengan Brian karena merasa sudah tak cocok.

Ketika Asnawi berkonsentrasi menghitung rencana struktur bangunan, tiba-tiba smartphone berbunyi. Bi Asih tampak menelepon.

"Haloo Bi!!"

".............." Terdengar suara isak tangis.

"Halo Bi...kenapa kamu nangis? Ada apa Bi?"

"Den..."

"Iya Bi...ada apa?"

"Den...Non Cascade Den..."

"Cascade kenapa?"

"Non Cascade....dia...dia..."

"Cepetan bilang Bi!!"

"Dia meninggal Den...dia kecelakaan helikopter di Swiss"

Bagaikan tersambar petir di siang bolong, seketika Asnawi terhenyak mendengar kabar buruk itu. Ia menjatuhkan smartphone nya ke lantai. Matanya terbuka lebar dan laju napasnya seakan berhenti.

...
chrysalis99
symoel08
kaduruk
kaduruk dan 41 lainnya memberi reputasi
42
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.