ribkarewang
TS
ribkarewang 
Seperti Apa Pulo Gadung Dan Kejahatannya Yang Dahulu?


Hai GanSis apa kabar? Kiranya semua dalam kebaikan dan kebahagiaan. Kali ini ane mau cerita suka duka saat jualan koran di Pulo Gadung. Di mana hampir tiap hari ane melihat kejahatan di depan mata, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Tahun 2003 waktu itu ane jualan koran di area Kowanbisata 512 jurusan Pulo Gadung-Ciputat, 511 jurusan Pulo Gadung-Depok sama Mayasari P11 jurusan Tangerang atau Cimone saat itu.

Pagi jam 4 ane sudah ada di terminal, menyaksikan para penumpan bus Antar Kota Antar Propinsi yang baru tiba. Ada yang sudah hafal jalan, ada yang baru pertama kali injakkan kaki di Jakarta. Sementara para jambret justru beroperasi di jam-jam genting ini.



Sering saat aku menjual koran sambil keliling, menemukan Bapak atau Ibu bahkan anak-anak muda yang menangis karena kehilangan dompet atau tas pakaian mereka. Andai saja saat itu ane orang yang berani, pasti langsung ane ambil barang curiannya. Karena ane tahu kelompok mana atau anggota siapa yang tengah beraksi. Sayangnya ane hanya gadis penjual koran yang cari makan di terminal ini.

Enam bulan di Pulo Gadung, banyak yang mengenali wajah ane, mulai tukang jaga WC yang menggratiskan ane kalau mau buanh hajat. Para pecopet yang selalu menatap mata ane yang artinya harus diam. Sopir dan kenek bus, juga para calonya. Tidak lupa para penipu yang selalu menyamar sebagai penolong padahal penjual manusia.



Kok bisa? Iya ... jadi ada beberapa Ibu-Ibu yang akan bertanya pada gadis yang tampak sendirian, entah mencari kerja atau terlihat bingung. Itu adalah sasaran empuk buat mereka. Yang ane ga habis pikir, kenapa cewek-cewek itu bisa mudah percaya terbujuk rayu katanya ada kerjaan di Jambi. Bahkan terkadang mereka itu cantik-cantik. Satu anak gadis dihargai 300.000 saat itu, nanti kalau sudah 7-10 orang kirim ke Jambi dan 1 anak dijual 1,5juta. Jujur saat itu pingin sekali lapor polisi tapi takut.



Tuhan baik, ada salah satu anak berhasil kabur dari penampungan yang kebetulan dekat dengan rumah kost ane. Pas pulang jualan ane lihat 5 pria dewasa dan 2 Ibu-ibu berbaris ditangkap Polisi, disorot media Patroli Indosiar kalau tidak salah saat itu. Antara senang tapi takut dikira komplotan, akhirnya ane sembunyi di warung Nasi Padang.

Penggerebekan itu jam 10 tapi ane sembunyi sampai siang, entah berapa batang rokok habis. Jujur ane ketakutan sekali karena ke-7 orang itu ane kenal dan hari-hari ketemu di Pulo Gadung. Karena takut pulang ane kembali ke terminal. Memang lagi apes, sampai di sana pas ada teman yang tengah menjambret ketahuan dan dihajar masa. Dalam waktu kurang dari satu jam, teman satu lagi ketangkap saat menjambret di terminal AKAP, ditangkap polisi dengan pisau masih menancap di perut.

Pengalaman yang mengerikan selama di Pulo Gadung, dan itu adalah hari terakhir ane jualan koran. Rasanya terlalu berat hidup di tempat yang begitu keras. Nyawa dan nurani seperti tak ada harganya. Bahkan demi uang 10 ribu pun tak jarang saling pukul.

Itu kisah ane tentang Pulo Gadung, ane harap sekarang kejahatan makin berkurang, jangan bertambah. Dan kiranya kita dijauhkan dari kejahatan, juga para penipu jalanan ... amiin. ok sekian dan terima kasih.

Foto : Google
Sumbet : Opini pribadi
kaiserwalzertien212700ciparakut
ciparakut dan 103 lainnya memberi reputasi
102
13.5K
254
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.2KAnggota
Tampilkan semua post
zoop.27
zoop.27
#2
Iya gan gmna tuh
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.