mbiaAvatar border
TS
mbia
Pakar Sindir Jokowi Bersyukur Tak Lockdown: Kasus RI Tinggi


Jakarta, CNN Indonesia -- Pernyataan Presiden Joko Widodo yang bersyukur karena Indonesia tidak perlu menerapkan lockdown atau karantina wilayah sejak pandemi Covid-19 dikritik.
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menilai ucapan syukur itu tidak tepat. Pasalnya, kondisi pandemi di Indonesia tak kunjung membaik.

"Apa yang harus kita syukuri kalau kita jadi hotspot terbesar di Asia Tenggara? Artinya, jumlah kasus paling tinggi, kematian paling tinggi. Dari sisi kesehatan, saya belum melihat kita punya prestasi baik," kata dia, kepada CNNIndonesia.com, Senin (11/1).


Lihat juga: Jokowi soal Pandemi: Masih Beruntung Tidak Sampai Lockdown
Indonesia telah mencatat 836.718 kasus positif Covid-19 hingga Senin (11/1). Situs Worldometers menyebut Indonesia berada di urutan ke-20 dalam daftar negara dengan kasus positif Covid-19 terbanyak.

Indonesia juga mencatat 24.343 kematian akibat Covid-19. Jumlah itu menempatkan Indonesia sebagai negara nomor tiga di Asia dengan tingkat kematian akibat Covid-19 tertinggi.

Kasus aktif pun mencapai 123.636 orang. Situs worldometers menempatkan Indonesia di urutan ke-21 dunia dan ke-3 di Asia dalam daftar negara dengan kasus aktif terbanyak.

Masdalina menyampaikan sebenarnya Indonesia bisa menekan laju kasus dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total. Namun, ia menilai saat ini tidak efektif.

Lihat juga: PPKM Jawa-Bali, Main-main Istilah saat Gamang Lockdown
"Kalau kita mau bicara PSBB total itu lockdown sebenarnya. Cuma masalahnya, kita seolah-olah PSBB, tapi tidak PSBB sebenarnya," ujar dia.

"Tidak usah pakai terlalu banyak jargon. Jadi, ikuti saja pedoman pengendalian dengan baik, testing yang cukup, tracing yang baik, langsung isolasi dan karantina," imbuh Masdalina.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengucap syukur Indonesia tidak melakukan lockdown karena warga masih bisa beraktivitas. Ia merujuk kondisi sejumlah negara yang menerapkan lockdown, seperti Inggris, Jepang, dan Thailand.

"Alhamdulillah masih beruntung tidak sampai lockdown. Kalau negara lain di Eropa lockdown enggak sebulan-dua bulan, sampai tiga bulan," ucap dia, dalam acara Pemberian Bantuan Modal Kerja di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (8/1).

Lihat juga: Jokowi: Tidak Perlu Sok-sokan, Lockdown Korbankan Masyarakat
Ia pun menyoroti kegiatan ekonomi yang terdampak Covid-19 serta optimismenya terkait vaksin.

Senada dengannya, Ketua DPR RI Puan Maharani menyebut kesejahteraan rakyat akan turun semakin dalam bila aktivitas masyarakat terus berhenti.

"Selama kurun waktu 10 bulan berada dalam pandemi Covid-19, serta hari-hari ke depan yang juga belum menunjukan pandemi akan berakhir, telah membawa kesadaran kepada kita semua bahwa apabila aktivitas masyarakat terus berhenti maka akan berdampak pada penurunan kesejahteraan rakyat yang semakin dalam," kata dia, dalam Rapat Paripurna pembukaan Masa Sidang III Tahun Sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (11/1).

https://m.cnnindonesia.com/nasional/...asus-ri-tinggi

Protokol makin di abaikan kasus makin meningkat
tien212700
KurohinaM1911
viniest
viniest dan 6 lainnya memberi reputasi
7
3.7K
163
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.7KThread40.1KAnggota
Tampilkan semua post
gilang9474Avatar border
gilang9474
#12
@jazarja ini bukan masalah topik tapi loe yang tetep pengen lockdown
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.