- Beranda
- Stories from the Heart
Aku Diantara Kalian (18+)
...
TS
elenasan30
Aku Diantara Kalian (18+)
Setelah berdiskusi di Lounge Kreator. Ane memutuskan untuk berhenti berkarya di Kaskus. Semua thread novel karya ane akan ane close thread. Ane sebagai penulis mohon pamit dari agan semua.
Lanjutan novel ane di platform sebelah. Untuk agan yang masih ingin membaca karya ane.
Link Novel
Aku Ingin Menjadi Manusia (18+)
Seharusnya Kamu Tidak Pernah Ada (18+)
Aku Diantara Kalian (18+)
Terima kasih
Lanjutan novel ane di platform sebelah. Untuk agan yang masih ingin membaca karya ane.
Link Novel
Aku Ingin Menjadi Manusia (18+)
Seharusnya Kamu Tidak Pernah Ada (18+)
Aku Diantara Kalian (18+)
Terima kasih
Close Thread
Diubah oleh elenasan30 30-01-2021 03:52
moy1992 dan 72 lainnya memberi reputasi
63
97.3K
Kutip
2.1K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.4KThread•41.4KAnggota
Tampilkan semua post
TS
elenasan30
#334
Chapter 52
Spoiler for Aku Menerimanya:
Aku terdiam kaget mendengar Bang Putra menembakku. Menginginkan aku menjadi kekasihnya. Jantungku berdegup sangat kencang malam itu. Aku bingung mau menerimanya atau enggak. Tapi aku yakin Bang Putra akan menjauh lagi seperti 2 tahun lalu jika aku tolak. Sedangkan aku sama sekali gak ingin berpisah atau kehilangan dia. Aku mencoba memastikan lagi apa yang dia katakan “I..Itu bener sayang? Kamu nembak aku?”.
Bang Putra tertawa kecil dan menjawab “Iyaa itu benar. Aku tau ini salah tapi aku juga gak mau menggantung hubungan kita. Aku ingin ngasih kepastian hubungan ke kamu sayang”. Aku menjawab “Bagaimana dengan Kak Olivia? Dan kea rah mana kita akan menjalankan hubungan ini?”. Bang Putra menjawab “Entahlah hahaha kita berdua cocok kok. Daripada aku sama kamu saling menderita karena memikirkan perasaan orang lain”.
Aku menjawab “Aku gak mau menjadi perusak hubungan orang tapi disisi lain aku mencintai kamu. Aku menerimanya sayang. Tapi aku harap kita menyembunyikan hubungan ini. Biarlah orang-orang taunya pacarmu adalah Kak Olivia. Aku sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini”. Bang Putra memelukku dan mencium keningku lagi “Seandainya yang pertama kali aku temuin dulu itu kamu sayang”. Aku menjawab “Tapi… kita gak akan pernah ketemu tanpa Kak Olivia”.
Aku menerimanya tapi aku mengalah untuk kebaikan bersama. Gak masalah Bang Putra menuntut apapun ke aku. Tapi aku tetep berusaha untuk tidak menuntut apapun ke Bang Putra. Dia bisa sejauh ini karena perjuangan Kak Olivia. Dan aku saat ini bersamanya setelah Kak Olivia berjuang keras menjaga dan menyayangi Bang Putra. Aku gak bisa egois seperti perempuan lain untuk dijadikan yang utama. Perasaan ini membuatku gundah karena aku tau bahwa aku salah.
Bang Putra pun memahami hal ini. Kak Olivia memiliki banyak teman dan kekuatan dia ada dimana-mana. Jika aku dan Bang Putra mempublish hubungan kami secara gamblang. Sudah dapat dipastikan kita akan terkena masalah. Kak Sasha dan Kak Gisel akan kecewa padaku dan malah akan menjadikan aku musuh bebuyutan. Mereka berdua orang yang selalu maju paling depan kalo Kak Olivia terkena masalah.
Semuanya sangat rumit. Begitu rumit namun saat ini keamanan kita berdua adalah hal yang utama. Begitu juga kebersamaan aku dengan dia. Dan konsep pacaran seperti inilah yang membuat hubungan kami bertahan 6 tahun 4 bulan. Kami putus karena Bang Putra memilih menikah dengan Kak Olivia. Dan aku gak ingin melanjutkan hubungan ini jika status Bang Putra sudah menikah dengan perempuan lain. Aku mencium pipinya dan menjawab “Aku menerima kamu sayang”.
Sejak saat itu hubungan kami sah sebagai sepasang kekasih. Meskipun kami harus backstreet dari semua orang. Seenggaknya Bang Putra memberikan aku hak yang lebih banyak seperti waktu bersama, aku juga punya hak cemburu, punya hak disentuh dan dibahagiakan. Bang Putra juga sering banget ngasih aku uang setiap bulan. Padahal uang dari Kak Olivia masih jalan terus sampai aku kerja. Nominalnya bertambah 3 kali lipat. Biasanya sebulan aku dikasih 500ribu-750ribu.
Setelah pacaran Bang Putra minimal ngasih 2 juta rupiah. Padahal dia gak pernah sekalipun ngasih uang ke Kak Olivia. Iyaa pernah sekali ngasih itu pun karena mesenin tiket pesawat Kak Olivia pulang seharga 9 juta waktu tahun 2015. Sepulang dari restorant Bang Putra sebenernya ingin membawaku ke hotel. Namun Kak Olivia udah nerror Bang Putra untuk segera pulang. Sebagai gantinya aku BJ penisnya Bang Putra di mobil sambil perjalanan pulang.
Bang Putra itu bisa dibilang hyper tapi gak maniac seks banget. Dia biasanya kalo udah ejakulasi sehari sekali udah anteng. Jarang kita melakukan seks sampai lebih dari satu kali ejakulasi. Aku pun juga bukan perempuan yang hyper seks tapi memang semakin lama menjadikan seks sebagai kebutuhan biologis sehari-hari. Awalnya biasa aja gak HB selama seminggu biasa aja. Tapi lama kelamaan 2 hari gak HB sama Bang Putra di sekolah bisa uring-uringan.
Celana dalem sering basah gak jelas. Pikiran kotor kemana-mana hahaha. Belajar gak fokus sama sekali. Aku disini mulai paham dan mengerti diposisi Kak Olivia. Apalagi dia memang punya kelainan hormon perempuan yang berlebih. Pasti sulit untuk Kak Olivia berhenti dari sering HB sama pacar-pacarnya dulu. Menjadi gak HB sama sekali selama bertahun-tahun. Sangat wajar Bang Putra dan Kak Olivia sering berantem karena masalah seks.
Sedikit informasi aja keributan yang terjadi antara Bang Putra dan Kak Olivia 80% karena seks. Bang Putra yang gak mau melayani Kak Olivia karena dia ingin menepati janjinya sama aku. Sedangkan Kak Olivia yang merasa seks adalah hak dia sebagai pacarnya. Tapi perlahan aku mulai melonggarkan aturan itu. Sesekali kalo Kak Olivia udah keliatan bener-bener butuh banget seks. Aku meminta Bang Putra untuk menurutinya karena kasian. Asal jangan sampai berhubungan badan.
Kak Olivia bahkan bisa nangis berhari-hari kalo kebutuhan seksualnya gak tersalurkan. Bang Putra pun keliatan gak peduli sama Kak Olivia meskipun Kak Olivia udah sampe jerit-jerit. Karena aku yang memegang kontrol penuh atas Bang Putra saat itu. Karena aku sendiri sangat penurut ke Bang Putra. Bang Putra pun juga jadi sangat penurut sama aku. Seenggaknya beginilah kondisi Kak Olivia yang membuat aku banyak memakluminya dan gak menghardik dia sama sekali ketika aborsi.
Beberapa hari kemudian Kak Olivia pun berangkat ke Kairo. Aku, Risa, Bulik Reni, Arif, dan Bang Putra mengantar Kak Olivia ke bandara. Pagi itu gak tampak sedikit pun kebahagiaan di wajah Kak Olivia. Dia bahkan sampai gak mau nyetir dan melarang Bang Putra nyetir karena ingin pelukan sama Bang Putra selama perjalanan. Kak Olivia keliatan begitu sedih, gundah, takut, dan banyak hal yang dia khawatirkan. Sangat jelas terlihat dari ekspersi wajahnya.
Bahkan diperjalanan Kak Olivia nangis gak berhenti-berhenti “Aku gak mau pisah sama kamu sayaang. Aku gak mau pisah sama kamu. Aku tetep pengen di Jakarta aja udah! Aku gak mau berangkat ke Kairo!”. Bang Putra mencium kening Kak Olivia dan memeluknya berusaha menenangkan “Kamu bisa pulang setiap bulan sayang. Bagaimana pun masa depan kamu itu jauh lebih penting”. Bulik Reni ikut menjawab “Iyaa Mas Putranya juga udah terlanjur kerja dan ambil kuliah disini. Kamu harus bersikap dewasa anakku sayang”.
Kak Olivia menjawab “Aku gak masalah kehilangan banyak hal asal jangan Putra Bu! Kamu jahat banget langsung nyari kerja dan kuliah di Jakarta! Harusnya kamu gak usah kerja! Dan ikut aku kuliah di Kairo!”. Bang Putra menjawab “Aku ini gak sepinter kamu sayang. Belum tentu aku bisa diterima di Universitas disana. Kalo kamu mah pasti diterima. Kan kamu memang jenius dan sangat cerdas”. Aku menjawab “Udah Kak Olivia gak apa-apa. Besok kalo pulang libur semester puas-puasin berduaan sama Bang Putra”.
Bulik Reni menjawab “Iyaa betul itu. Sekalian liburan aja kalo perlu biar gak ada yang ganggu hahaha”. Kak Olivia yang pemikirannya rasional dan jenius pun bisa jadi gila dan sangat gak waras ketika dia akan berpisah dengan Bang Putra. Mungkin temen-temennya Kak Olivia gak akan percaya kalo Kak Olivia bisa sekonyol ini tingkahnya. Orang-orang taunya Kak Olivia jenius, tenang, dan dewasa. Tapi di hadapan Bang Putra dia hanya bagaikan sesosok anak kecil yang kurang kasih sayang. (Bersambung…).
Bang Putra tertawa kecil dan menjawab “Iyaa itu benar. Aku tau ini salah tapi aku juga gak mau menggantung hubungan kita. Aku ingin ngasih kepastian hubungan ke kamu sayang”. Aku menjawab “Bagaimana dengan Kak Olivia? Dan kea rah mana kita akan menjalankan hubungan ini?”. Bang Putra menjawab “Entahlah hahaha kita berdua cocok kok. Daripada aku sama kamu saling menderita karena memikirkan perasaan orang lain”.
Aku menjawab “Aku gak mau menjadi perusak hubungan orang tapi disisi lain aku mencintai kamu. Aku menerimanya sayang. Tapi aku harap kita menyembunyikan hubungan ini. Biarlah orang-orang taunya pacarmu adalah Kak Olivia. Aku sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini”. Bang Putra memelukku dan mencium keningku lagi “Seandainya yang pertama kali aku temuin dulu itu kamu sayang”. Aku menjawab “Tapi… kita gak akan pernah ketemu tanpa Kak Olivia”.
Aku menerimanya tapi aku mengalah untuk kebaikan bersama. Gak masalah Bang Putra menuntut apapun ke aku. Tapi aku tetep berusaha untuk tidak menuntut apapun ke Bang Putra. Dia bisa sejauh ini karena perjuangan Kak Olivia. Dan aku saat ini bersamanya setelah Kak Olivia berjuang keras menjaga dan menyayangi Bang Putra. Aku gak bisa egois seperti perempuan lain untuk dijadikan yang utama. Perasaan ini membuatku gundah karena aku tau bahwa aku salah.
Bang Putra pun memahami hal ini. Kak Olivia memiliki banyak teman dan kekuatan dia ada dimana-mana. Jika aku dan Bang Putra mempublish hubungan kami secara gamblang. Sudah dapat dipastikan kita akan terkena masalah. Kak Sasha dan Kak Gisel akan kecewa padaku dan malah akan menjadikan aku musuh bebuyutan. Mereka berdua orang yang selalu maju paling depan kalo Kak Olivia terkena masalah.
Semuanya sangat rumit. Begitu rumit namun saat ini keamanan kita berdua adalah hal yang utama. Begitu juga kebersamaan aku dengan dia. Dan konsep pacaran seperti inilah yang membuat hubungan kami bertahan 6 tahun 4 bulan. Kami putus karena Bang Putra memilih menikah dengan Kak Olivia. Dan aku gak ingin melanjutkan hubungan ini jika status Bang Putra sudah menikah dengan perempuan lain. Aku mencium pipinya dan menjawab “Aku menerima kamu sayang”.
Sejak saat itu hubungan kami sah sebagai sepasang kekasih. Meskipun kami harus backstreet dari semua orang. Seenggaknya Bang Putra memberikan aku hak yang lebih banyak seperti waktu bersama, aku juga punya hak cemburu, punya hak disentuh dan dibahagiakan. Bang Putra juga sering banget ngasih aku uang setiap bulan. Padahal uang dari Kak Olivia masih jalan terus sampai aku kerja. Nominalnya bertambah 3 kali lipat. Biasanya sebulan aku dikasih 500ribu-750ribu.
Setelah pacaran Bang Putra minimal ngasih 2 juta rupiah. Padahal dia gak pernah sekalipun ngasih uang ke Kak Olivia. Iyaa pernah sekali ngasih itu pun karena mesenin tiket pesawat Kak Olivia pulang seharga 9 juta waktu tahun 2015. Sepulang dari restorant Bang Putra sebenernya ingin membawaku ke hotel. Namun Kak Olivia udah nerror Bang Putra untuk segera pulang. Sebagai gantinya aku BJ penisnya Bang Putra di mobil sambil perjalanan pulang.
Bang Putra itu bisa dibilang hyper tapi gak maniac seks banget. Dia biasanya kalo udah ejakulasi sehari sekali udah anteng. Jarang kita melakukan seks sampai lebih dari satu kali ejakulasi. Aku pun juga bukan perempuan yang hyper seks tapi memang semakin lama menjadikan seks sebagai kebutuhan biologis sehari-hari. Awalnya biasa aja gak HB selama seminggu biasa aja. Tapi lama kelamaan 2 hari gak HB sama Bang Putra di sekolah bisa uring-uringan.
Celana dalem sering basah gak jelas. Pikiran kotor kemana-mana hahaha. Belajar gak fokus sama sekali. Aku disini mulai paham dan mengerti diposisi Kak Olivia. Apalagi dia memang punya kelainan hormon perempuan yang berlebih. Pasti sulit untuk Kak Olivia berhenti dari sering HB sama pacar-pacarnya dulu. Menjadi gak HB sama sekali selama bertahun-tahun. Sangat wajar Bang Putra dan Kak Olivia sering berantem karena masalah seks.
Sedikit informasi aja keributan yang terjadi antara Bang Putra dan Kak Olivia 80% karena seks. Bang Putra yang gak mau melayani Kak Olivia karena dia ingin menepati janjinya sama aku. Sedangkan Kak Olivia yang merasa seks adalah hak dia sebagai pacarnya. Tapi perlahan aku mulai melonggarkan aturan itu. Sesekali kalo Kak Olivia udah keliatan bener-bener butuh banget seks. Aku meminta Bang Putra untuk menurutinya karena kasian. Asal jangan sampai berhubungan badan.
Kak Olivia bahkan bisa nangis berhari-hari kalo kebutuhan seksualnya gak tersalurkan. Bang Putra pun keliatan gak peduli sama Kak Olivia meskipun Kak Olivia udah sampe jerit-jerit. Karena aku yang memegang kontrol penuh atas Bang Putra saat itu. Karena aku sendiri sangat penurut ke Bang Putra. Bang Putra pun juga jadi sangat penurut sama aku. Seenggaknya beginilah kondisi Kak Olivia yang membuat aku banyak memakluminya dan gak menghardik dia sama sekali ketika aborsi.
Beberapa hari kemudian Kak Olivia pun berangkat ke Kairo. Aku, Risa, Bulik Reni, Arif, dan Bang Putra mengantar Kak Olivia ke bandara. Pagi itu gak tampak sedikit pun kebahagiaan di wajah Kak Olivia. Dia bahkan sampai gak mau nyetir dan melarang Bang Putra nyetir karena ingin pelukan sama Bang Putra selama perjalanan. Kak Olivia keliatan begitu sedih, gundah, takut, dan banyak hal yang dia khawatirkan. Sangat jelas terlihat dari ekspersi wajahnya.
Bahkan diperjalanan Kak Olivia nangis gak berhenti-berhenti “Aku gak mau pisah sama kamu sayaang. Aku gak mau pisah sama kamu. Aku tetep pengen di Jakarta aja udah! Aku gak mau berangkat ke Kairo!”. Bang Putra mencium kening Kak Olivia dan memeluknya berusaha menenangkan “Kamu bisa pulang setiap bulan sayang. Bagaimana pun masa depan kamu itu jauh lebih penting”. Bulik Reni ikut menjawab “Iyaa Mas Putranya juga udah terlanjur kerja dan ambil kuliah disini. Kamu harus bersikap dewasa anakku sayang”.
Kak Olivia menjawab “Aku gak masalah kehilangan banyak hal asal jangan Putra Bu! Kamu jahat banget langsung nyari kerja dan kuliah di Jakarta! Harusnya kamu gak usah kerja! Dan ikut aku kuliah di Kairo!”. Bang Putra menjawab “Aku ini gak sepinter kamu sayang. Belum tentu aku bisa diterima di Universitas disana. Kalo kamu mah pasti diterima. Kan kamu memang jenius dan sangat cerdas”. Aku menjawab “Udah Kak Olivia gak apa-apa. Besok kalo pulang libur semester puas-puasin berduaan sama Bang Putra”.
Bulik Reni menjawab “Iyaa betul itu. Sekalian liburan aja kalo perlu biar gak ada yang ganggu hahaha”. Kak Olivia yang pemikirannya rasional dan jenius pun bisa jadi gila dan sangat gak waras ketika dia akan berpisah dengan Bang Putra. Mungkin temen-temennya Kak Olivia gak akan percaya kalo Kak Olivia bisa sekonyol ini tingkahnya. Orang-orang taunya Kak Olivia jenius, tenang, dan dewasa. Tapi di hadapan Bang Putra dia hanya bagaikan sesosok anak kecil yang kurang kasih sayang. (Bersambung…).
radityodhee dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Kutip
Balas
Tutup