extreme78Avatar border
TS
extreme78
Investigasi KNKT Sebut Mesin Sriwijaya Air Masih Hidup Ketika Jatuh, Artinya?
TEMPO.CO, Jakarta -Komite Nasional Keselamatan Transportasi disingkat KNKT mengumumkan hasil investigasi sementara pihaknya terhadap jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, pada Sabtu lalu.

Hasilnya, terungkap bahwa mesin pesawat tidak mengalami mati mesin saat terjatuh dan menghantam air.

"Di ketinggian 250 kaki, sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dari data ini kami menduga bahwa mesin dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam keterangan tertulis, Selasa, 12 Januari 2021.

Lebih lanjut, Soerjanto mengatakan hasil investigasi itu merupakan hasil pengumpulan dari data radar (ADS-B) dari Perum LPPNPI (Airnav Indonesia). Dari data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah barat laut dan pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki.

Pada ketinggian itu, pesawat tercatat mulai turun hingga sebelum hilang kontak pada ketinggian 250 kaki. Selain itu, data lapangan lain yang didapat KNKT dan KRI Rigel adalah sebaran wreckage memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300 - 400 meter.

"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," kata Soerjanto.

Yang semakin menguatkan dugaan bahwa mesin pesawat dalam keadaan hidup saat jatuh,yakni saat Basarnas menemukan turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan. Jenis kerusakan pada fan blade itu, kata Soerjanto, menunjukan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan.

Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal itu mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Mereka adalah 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

https://metro.tempo.co/amp/1422626/i...mpression=true

Apakah pesawat terhantam petir dan membuat awak pesawat mengalami pingsan seketika...

Ah elah pikiran ane kog berasa eror yaak emoticon-Hammer2

Opini yg bagus emoticon-Malu

Quote:

Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh extreme78 13-01-2021 02:04
rinandya
Daniswara92
Oechup
Oechup dan 64 lainnya memberi reputasi
61
26.7K
336
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.7KThread40.1KAnggota
Tampilkan semua post

Post telah dihapus KS06

Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.