Assalamualaikum, Salam Sejahtera, Shalom, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
Jumpa kembali dengan trit-trit semenjana sebagai partisipasi meramaikan khazanah perkaskusan.

Sepanjang tahun 2020 dilewati dan dijalani dengan ujian mewabahnya Covid-19 yang dampaknya tidak hanya korban jiwa tetapi juga korban PHK sebagai imbas pembatasan aktivitas usaha baik formal maupun nonformal termasuk paket industri pariwisata mulai dari tiket transportasi, jasa hotel, dan tiket masuk tempat wisata yang terpuruk karena sepinya okupansi pada masa PSBB.  

Memasuki akhir tahun, ditengah kasus positif Covid-19 yang masih menggeliat, pemerintah mulai berpikir sambil menjaga kesehatan juga harus menjaga denyut perekonomian agar tidak terpuruk, melalui pelonggaran PSBB dan pembolehan aktivitas usaha dengan penerapan protokol kesehatan, diantaranya kegiatan meeting instansi swasta/pemerintah dan penggiatan kembali sektor perhotelan/pariwisata. 


Berbicara rapat atau meeting instansi swasta/pemerintah disamping menggunakan fasilitas perkantoran, ada kalanya pada tahap tertentu misalnya finalisasi, melibatkan banyak peserta atau penyerapan anggaran, dilakukan meeting di luar kantor yang lebih representatif dan di Jabodetabek daerah yang menjadi idola untuk menggelar meeting dari unsur pemerintahan yaitu Bogor dan Puncak (Cisarua) yang memiliki banyak hotel dengan fasilitas meeting nyaman dan menawarkan panorama alam sebagai selingan untuk berwisata dan refreshing.


Meskipun telah lama dikenal sebagai surganya Villa untuk refreshing keluarga, tetapi pada 2010 s.d. 2015, kawasan Cisarua Puncak sempat menjadi surganya dan langganan meeting dari instansi swasta/pemerintah, bahkan sering diakhir tahun menjadi langganan Family/Staf Gathering kantoran atau instansi, karena disamping memiliki ruang meeting beberapa hotel memiliki area luas dengan berbagai spot permainan outdoor, dan tentunya paket-paket yang ditawarkan bisa dijangkau anggaran instansi dengan paket full day ataupun full board.


Dipilihnya kawasan Cisarua-Puncak sebagai sarana meeting lebih kepada ketenangan dan jauh dari kebisingan, disamping suguhan hidangan tradisional khususnya rebusan dan bandrek ditengah udara sejuk menambah sensasi tersendiri terutama saat rapat hingga menjelang malam, bahkan beberapa instansi pemerintah banyak yang memiliki wisma yang juga dapat dimanfaatkan untuk fasilitas meeting instansi lain tentunya dengan fasilitas yang tidak kalah dari hotel-hotel di sekitarnya.


Tren meeting di kawasan Cisarua tersebut disatu sisi benar-benar memberikan sarana refreshing tersendiri bagi peserta rapat terutama yang dari luar kota, yang diwaktu senggang bisa menyambangi wisata malam di taman safari atau sekedar mengunjungi masjid At-Ta'awun sebagai ikon kawasan Puncak, atau mencoba kulineran di restoran atau saung yang banyak tersebar dan yang terkenal diantaranya dulu ada Rindu Alam, Sate Kambing PSK, dan tak lupa pusat oleh-oleh Cimory.


Disisi lain tren meeting berbalut refreshing di Kawasan Cisarua tersebut disamping suguhan pemandangan alam asri dengan bentangan jajaran pegunungan/perbukitan pada spot hotel/wisma tertentu, juga berperan dalam mengangkat perekonomian daerah sekitar terutama hotel-hotel yang pekerjanya banyak mengandalkan kearifan lokal (berasal dari warga sekitar) atau dari sektor usaha kecil dari warga sekitar yang menjajakan kuliner dan oleh-oleh.


Dengan adanya situasi pandemi Covid-19 dan sebelumnya terdapat kebijakan terkait rapat di luar kota oleh instansi, tentunya menjadikan sektor pariwisata di daerah ini cukup terpuruk dan praktis hanya mengandalkan kawasan Taman Safari, karena sebelumnya akses menuju Bandung yang dulunya jalur di Puncak adalah primadona namun setelah adanya Tol Cipularang menjadi kurang populer, yang tentunya semakin berdampak pada perekonomian warga di sekitar Cisarua.


Dengan adanya pelonggaran PSBB dan adaptasi kebiasaan baru, tentunya para pegiat sektor perhotelan dan pariwisata di kawasan Cisarua harus berbenah dan menerapkan protokol kesehatan, serta berupaya menggelar promo semenarik mungkin untuk menggaet wisatawan lokal yang telah lama haus refreshing dan menginap di kawasan bernuansa alam setelah lama berada dalam PSBB, meskipun okupansi Villa kawasan Puncak masih memberikan andil untuk sektor pariwisata dan perekonomian wilayah tersebut terlebih pasca PSBB.

Tak lupa peran pemerintah daerah maupun pusat diperlukan untuk mengangkat kembali pesona kawasan Cisarua sebagai sarana wisata dan refreshing serta kiranya bisa ada kebijakan untuk penggelaran meeting dari instansi pemerintah di luar kota termasuk Cisarua, yang tak lain dalam rangka mengangkat perekonomian kembali warga sekitar dan mempopulerkan kembali Cisarua-Puncak sebagai alternatif wisata, meeting, dan juga refreshing yang tetap mengedepankan protokol kesehatan, karena sesungguhnya Cisarua tetap memiliki pesona untuk wisata dan refreshing dengan keindahan alam yang ditawarkan, yang sayang bila terabaikan.


Demikian yang bisa diulas secara singkat dan sederhana, mudah-mudahan berkenan dan mohon maaf tentunya jika kurang berkenan, karena kesederhanaan trit ini, adapun narasi dan sumber gambar adalah murni milik pribadi yang dulunya cukup sering terlibat meeting di kawasan Cisarua-Puncak.

Sekian dan Terima Kasih.