thedreamcrusherAvatar border
TS
thedreamcrusher
Usia & Masa Muda


Usia? Bagiku adalah sesuatu yang akan terus bertambah seiring berjalannya waktu, dan usia terbagi atas empat pembagian, anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia.

Dari sekian banyaknya permasalahan mengenai umur atau usia seseorang, ada hal penting yang patut di pertanyakan yaitu “di umur kita yang sekarang ini, apa saja hal yang sudah kita lakukan?”. Pertanyaan ini hadir karena waktu tidak bisa di mundurkan ataupun di majukan dan waktu semasa hidup akan di pertanggung jawabkan nantinya.

Berbicara tentang usia tidak akan lepas dari masa muda, hal yang satu ini adalah pembentuk kualitas dari usia atau umur seseorang. Apa yang kita lakukan semasa muda akan membentuk masa tua nanti, masa muda ibarat sebuah tabungan yang akan kita gunakan kelak di masa tua. Jadi penuhilah tabungan masa muda mu dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat, jika tidak maka penyesalan akan menjadi kata-kata yang sering kita ucapkan.

Ketika kita melihat seorang yang sudah berumur 60 tahun misalnya, apakah kita pernah terbayang seperti apa dulu masa mudanya, apa saja yang telah ia lakukan sehingga bisa seperti saat sekarang ini?
Ini adalah kisah kakekku, seorang pendekar yang sudah cacat

***

Semasa mudanya ia dikenal sebagai seorang pemuda yang bijak akan perkataan dan kelakuan, selain itu ia juga sangat sopan dan santun sehingga membuatnya disenangi oleh warga kampung. Suatu hari di pondok persawahan yang tenang, terbesit di pikirannya untuk menjadi seorang tentara. Satu-satunya alasan ingin menjadi tentara adalah semangat patriotismenya, ia ingin mengasah diri, meningkat kemampuan, dan berbakti kepada negeri.

Ia mulai mencari tahu hal apa saja yang diperlukan untuk menjadi seorang tentara, sampailah ia ketika melihat para tentara sedang latihan fisik dan bela diri di lapangan kampungnya. Dari sinilah ia mulai tertarik dengan bela diri terutama silat yang sangat terkenal di kampung halamannya, dahulu menjadi seorang pendekar silat bukanlah hal yang mudah, silat bukan hanya sekedar belajar pertahanan dan penyerangan. Lebih dari itu silat juga belajar bagaimana mengontrol diri, sikap, moral, dan bahkan agama.

Pendekar silat bukan hanya sekedar latihan fisik, tapi juga jiwa, itulah terkadang kakek sering sekali berpuasa dan solat-solat sunnah di surau (masjid)
Setelah ia masuk ke salah satu perguruan silat yang terkenal di kampungnya, ia menjadi murid yang tekun, mandiri, dan sering berlatih sendiri sembari menolong orangtuanya di kebun.

Ia adalah murid yang sangat berpotensi, karena selain kesungguhannya dalam silat, ia juga rendah hati dan menjaga sopan santun. Karena hal tersebut kakek juga disayang oleh pelatihnya, terkadang kakek sering makan dan tinggal dirumahnya, disana ia sudah seperti anak angkat, diberi makan, uang jajan, bahkan disekolahkan. Soal makanan kakek tidak pernah pilih-pilih, selama latihan makanan kesukaannya adalah ubi rebus, itu sudah cukup untuk mengisi tenaga semalaman berlatih.

Selang beberapa tahun kemudian, kakek sering mengikuti beberapa kejuaraan dan mengisi pertunjukkan, dipanggil ke desa-desa tetangga selain bertanding juga hanya untuk saling berdiskusi bertukar pikiran.

Di umur 20 tahun kakek sangat fokus untuk mendalami dunia silat, ia sudah ikut berbagai kejuaraan dan berhasil memenangkannya baik di tingkat kampung, kota, provinsi, bahkan nasional seperti PON (Pekan Olaharaga Nasional).

Menjadi perwakilan kampung dalam kejuaraan tidak lah mudah, ejekan dan olokan sering diterima kakek, stigma “anak kampung” yang sepertinya memiliki hidup serba kekurangan tidak akan bisa memenangkan sebuah kejuaraan. Tapi hal itu hanya sebatas pemikiran mereka yang sombong, pada kenyataannya setelah mereka kalah, mereka malah berbalik mensegani kakek.

Bukan hanya berupa ejekan yang menjadi rintangan kakek selama mengikuti kejuaraan di luar daerah, tapi juga kekurangan uang untuk hidup. terkadang kakek harus tidur di sekolah-sekolah, masjid, ataupun ruangan berlatih peserta lomba. Kakek mempunyai kebiasaan yang unik sebelum mulai bertanding yaitu mengunyah bawang, katanya itu bermanfaat untuk menghilangkan rasa gugup dan menambah kepercayaan diri.

Usaha tidak akan menghianati hasil, beberapa piala atau medali pun sering dibawa pulang oleh kakek. Kemenangannya disambut dengan perayaan kecil-kecilan oleh perguruan silat di kampung.

Namun se-hebat apapun kakek, ia tetaplah manusia biasa yang juga pernah kalah, hal itu terjadi ketika semi final PON yang ketiganya. Ia dikalahkan karena lawannya menggunakan ilmu seperti kebal, namun diakhir-akhir kekalahan tersebut kakek masih sempat menggunakan teknik unggulan yaitu memukul dagu lawannya menggunakan telapak tangan bagian bawah hingga terjatuh dan memberikan salam perpisahan yang memuaskan, tapi hal ini malah membuat kakek di diskualifikasi. Baginya tidak masalah asal sudah puas menghajar orang itu.

Setelah disibukkan dengan dunia silat, beberapa tahun kemudian kakek mencoba untuk masuk tentara menggapai cita-citanya, tapi gagal karena terhalang oleh biaya. Namun ia tidak menyesali hal itu karena dunia silat sudah memberikannya sebuah perjalanan yang berarti. Di balik kegagalan itu, kakek malah ditawari untuk menjadi pelatih bela diri tentara, tawaran itu tentu saja langsung diterima kakek dengan senang hati.

Selama menjadi seorang pelatih ia bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang tentara, tinggal di asrama dan melihat-lihat segala kegiatan yang mereka lakukan, mungkin cita-cita sesungguhnya tidak tercapai tapi setidaknya ia masih beruntung bisa berkontribusi.

Selang beberapa tahun kakek tidak lagi tinggal di asrama tentara karena ia sudah menikah, tapi rumahnya tidak terlalu jauh dari asrama. Setelah ia pindah dan berkeluarga beberapa kejadian pencurian sering menimpa kakek, karena ia sangat suka memelihara ayam dan bahkan total ayamnya ada sebanyak 50 ekor di halaman rumah.

Tapi beberapa ekor mulai hilang satu persatu, pencurian itu terjadi ketika jam 2 malam yang dimana semua orang masih tertidur pulas, si pencuri tidak tahu jika rumah yang sering di kunjunginya itu adalah rumah seorang pendekar silat.
Kakek yang saat itu sudah menunggu kedatangan si pencuri memantau dari balik jendela, dan benar saja dua orang berpakaian seperti ninja dengan kepala di tutup kain sarung melompati pagar rumah kakek, tidak menuggu lama kakek keluar lewat pintu belakang rumah, mengendap ke halaman depan dan langsung menghempaskan mereka berdua ke tanah. Mereka berusaha melawan tapi tentu saja gagal, 2-3 pukulan mengenai wajah mereka hingga terjatuh lagi.

Karena kejadian itu pada malam hari mereka tidak mengenali kakek, tapi ketika kakek mulai bertanya siapa mereka. Kedua orang tersebut langsung terkejut karena mereka tahu pemilik suara itu adalah paman anas. Itulah panggilan kakek ketika sudah berkeluarga dan menjadi pelatih silat.

Para pencuri itu langsung meminta maaf dan berjanji tidak akan mencuri lagi, pada saat itu kakek langsung melepaskan mereka dan tidak melaporkannya ke kantor polisi karena sudah kasihan. Kakek memang terkenal di daerah sekitaran rumahnya dengan panggilan "paman anas"

***

Setelah 15 tahun lamanya menjadi seorang pesilat, hidup kakek tidak berkecukupan karena penghasilan sudah mulai berkurang. Tepatnya di umur 35 tahun kakek kehilangan istrinya karena meninggal saat melahirkan anak keempatnya dan anak tersebut juga tidak bisa diselamatkan.

Kehidupan kakek mulai berubah-ubah, ketiga anaknya di titipkan kepada ibu mertuanya. Sementara itu kakek pulang ke kampung untuk mencari pekerjaan.
Kakek mulai berdagang keliling dan kerja serabutan. Rentetan kemalangan pun terjadi seiring berjalannya waktu.

Tepat di umur 40 tahun kakek mengalami kecelakaan, mobil yang ia tumpangi hendak membawanya pulang menemui anak-anaknya. Namun di perjalanan mobil tersebut mengalami rem blong dan terjadilah tabrakan dengan mobil lain yang berlawanan arah, pada saat itu kakek beserta penumpang lainnya langsung di bawa ke rumah sakit terdekat.

Pada saat kakek sudah sadarkan diri, dokter memberikan kabar bahwa kaki kanan kakek harus di operasi karena terjepit dan mengalami pendarahan didalam, ketika kecelakaan tadi. Dokter memberikan pilihan untuk di operasi atau diberi obat pereda sakit saja dan tentunya akan cacat, karena tidak ada uang untuk melakukan operasi, kakek lebih memilih cacat. Uang yang sudah dikumpulkannya hanya tersisa untuk di berikan kepada anak-anaknya.

Yah, kehidupan kakek semakin susah karena cacat tersebut, sekarang ia hanya bisa melihat anak-anak latihan silat sembari tersenyum lebar mengingat masa-masa muda. Kakek sudah mencoba metode diurut tapi tetap saja kakinya tidak bisa sembuh.

Waktu sangat cepat berjalan, fisik yang dahulu kuat sudah menjadi kenangan. Sekarang yang tersisa hanyalah sebuah pengalaman.

Kita tidak akan pernah tahu seperti apa masa depan dan tidak bisa mengulang masa lalu. Namun masa lalu lah yang akan membentuk masa kini dan merencanakan masa depan, selagi kita sadar akan berbuat apa hari ini lakukan segera! Jika mengundur-ngundur kita tidak tahu apakah masih diberi waktu dan kesempatan untuk melakukannya besok
ordinary.thing
amanda2ajaya
bukhorigan
bukhorigan dan 8 lainnya memberi reputasi
7
1.6K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Tampilkan semua post
wamojAvatar border
wamoj
#2
smoga kesejahteraan slalu bersama beliau.







192.168.100.1192.168.1.1 jpg to pdf
Diubah oleh wamoj 07-01-2021 14:41
thedreamcrusher
thedreamcrusher memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.