si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Anoa dan Harimau Kalah Dalam Tender Alutsista di Filipina, PT Pindad Harus Berbenah
Kabar kurang sedap datang dari industri pertahanan Indonesia, tepatnya dari salah satu BUMN yaitu PT Pindad. Dua produk alutsista PT Pindad kalah tender saat mengikuti program pengadaan alutsista yang dilakukan oleh negara sesama anggota ASEAN yakni Filipina.

Pindad menjagokan kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) Anoa dan tank medium Harimau untuk ditawarkan ke Filipina. Negara tersebut kebetulan sedang mencari alutsista baru untuk kebutuhan Angkatan Darat mereka. Alutsista yang dicari berupa kendaraan jenis APC serta tank ringan (medium).

Sebenarnya perwakilan dari Filipina sempat berkunjung ke Indonesia untuk melihat alutsista yang diproduksi oleh Pindad, keterterikan muncul terhadap tank Harimau yang dibuat bersama oleh Pindad dan perusahaan FNSS dari Turki. Media nasional mainstream pun sempat dibuat heboh atas ketertarikan Filipina ini, pemberitaan over proud pun langsung menghiasi media massa nasional.

Namun, pada akhirnya Filipina tak memilih produk buatan Indonesia. Produk yang tereleminasi lebih dulu adalah APC Anoa, Filipina menjatuhkan pilihan kepada APC Guarani buatan Brazil. Pindad pun menyisakan satu produk yakni tank Harimau. Pil pahit pun harus ditelan ketika Harimau pun juga tidak dipilih, pihak Filipina lebih memilih tank Sabrah buatan Israel.




Ilustrasi: Google Image


Ketika berita kalahnya tender Pindad ini mulai tersebar, media massa mainstream yang dulu sempat over proud terhadap berita ketertarikan Filipina terhadap alutsista buatan Pindad pun tak pernah memberitakan kabar ini. Entah mereka malu atau justru mereka hanya suka memberitakan hal yang bagus saja.

Walaupun kabar tersebut kurang enak untuk dibaca dan didengar, namun kabar ini harus tetap disampaikan, agar masyarakat tahu bahwa industri pertahanan kita masih harus terus belajar serta berinovasi.

Kali ini TS akan kupas secara ringkas perbedaan antara produk yang dipilih oleh Filipina dengan produk buatan Pindad, kita mulai dari kendaraan APC.


Guarani VS Anoa

Pada segmen kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC), pilihan Filipina jatuh kepada Guarani buatan Brazil. Ada yang pernah mendengar nama kendaraan satu ini ? Kendaraan ini mungkin terdengar asing dikalangan penggemar alutsista, namun dilihat dari bentuk luarnya Guarani jauh lebih menarik dari Anoa. Dimana Guarani sudah mengusung rancangan V-hull untuk proteksi kru dari ledakan ranjau darat.

APC ini dikembangkan bersama oleh Iveco yang merupakan pabrikan otomotif asal Italia dan Angkatan Darat Brazil sebagai bagian dari program "URUTU-III", merupakan program modernisasi untuk mengganti semua APC EE-11 Urutu pada tahun 2015. Kendaraan ini dikembangkan dari Super AV yang diproduksi di Italia. Awalnya kendaraan ini diberi nama "URUTU-III", setelah diproduksi namanya berubah menjadi Guarani.




Brazil bekerjasama dengan Iveco untuk produksi sekaligus penjualan APC Guarani.

Ilustrasi: iveco.com


Pihak Brazil kemudian menandatangani kontrak dengan Iveco senilai € 2,5 miliar untuk memasok kendaraan pengangkut personel lapis baja model VBTP-MR (Viatura Blindada Transporte de Pessoal-Media de Rodas). Kontrak tersebut mencakup pengiriman 2.044 kendaraan dan dukungan suku cadang untuk jangka waktu 20 tahun. Pengiriman dimulai pada tahun 2012, dan berlanjut sampai tahun 2030.

Kontrak ini juga mencakup pembuatan Guarani secara lokal di Brazil, kandungan komponen lokal pada APC Guarani sendiri sudah mencapai 60%. Hal ini menjadikan Guarani sebagai APC paling canggih di Amerika Selatan saat ini. Tidak disebutkan level lapisan perlindungan yang dipakai, tapi Guarani disebutkan mampu menahan senjata kaliber kecil serta serpihan peluru artileri.





APC Guarani.

Sumber Foto: phdefensesource.com


APC Guarani dibekali mesin diesel Iveco Cursor 9 dengan tenaga maksimal mencapai 383 horse power untuk suspensinya sudah menggunakan hidropneumatik. Dengan mesin ini, Guarani dapat dipacu sampai kecepatan maksimal 110 km/jam dengan daya jelajah sampai 600 km.

Sementara untuk persenjataan utamanya adalah meriam otomatis 1 x 30 mm Mk 44 "Bushmaster II". Sementara persenjataan sekundernya adalah 1 x 7.62 mm FN MAG Medium Machine Gun (MMG), serta 1 x 12,7 mm M2HB Heavy Machine Gun.

Pada senapan mesin 12,7 mm Guarani dibekali kubah REMAX buatan Ares Aeroespacial dan CTEx. Sementara kubah UT-30BR buatan Elbit Systems Brazil (AEL Sistemas) menopang meriam kaliber 30 mm. Israel melalui Elbit System menjadi salah satu pemasok teknologi pada Guarani, AEL Sistemas dan Ares Aerospacial merupakan anak perusahaan dari Elbit.




Foto: phdefenseresource.com


Dimensi dari Guarani jauh lebih besar daripada Anoa, Guarani punya berat mencapai 16.7 ton. Panjangnya 6.9 m, lebar 2.7 m, serta tinggi 2.34 m. Untuk daya angkutnya adalah 11 personel, termasuk satu pengemudi dan satu komandan.

Sementara Anoa buatan Pindad memiliki berat 14.5 ton, panjang 6 m, lebar 2.5 m, tinggi 2.17. Awak dari Anoa terdiri dari 2 orang dengan kapasitas angkut pasukannya mencapai 10 personel. Anoa dikembangkan dari rancangan VAB Prancis pada akhir 1970-an, rancangannya terlihat jadul jika dibandingkan dengan Guarani.

Anoa sendiri sering disebut 'Panser' di Indonesia, hal ini sebenarnya kurang pas. Karena 'Panser' diambil dari kata 'Panzer' yang merupakan kendaraan lapis baja Angkatan Darat Jerman semasa Perang Dunia. Di negara lain, kendaraan seperti Anoa tetap dipanggil APC (Armoured Personnel Carrier), karena fungsinya diguanakan sebagai kendaraan pengangkut pasukan infanteri.




Pindad Anoa.

Ilustrasi: pindad.com


VAB sendiri adalah kendaraan APC berpenggerak roda 4x4 buatan Prancis, kendaraan ini kemudian dikembangkan menjadi berpenggrak 6x6 oleh Pindad. Karena mengambil rancangan dari Prancis, maka mesin Anoa juga diambil dari Prancis.

Anoa dibekali mesin Renault MIDR 062045 diesel turbo-charged 6 silinder inline dengan tenaga maksimal mencapai 320 horse power dengan suspensi Independen batang torsi. Kecepatan maksimalnya mencapai 80 km/jam, untuk daya jelajahnya sama yakni 600 km.




Anoa memakai mesin Renault.

Ilustrasi: europe.autonews.com


Senjata utama Anoa adalah senapan mesin 12.7 mm serta senjata sekundernya adalah senapan mesin 7.62 mm dan pelontar granat otomatis 40 mm CIS 40 AGL. Senjata
pelengkapnya adalau 2 x 3 66 mm peluncur granat asap.

Perlindungan yang diberikan oleh lapisan baja dan rangka Anoa adalah tingkat Stanag 3, yang bisa menahan peluru kinetis hingga 7,62x51 mm serta bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan. Lapisan yang dipakai Anoa juga sudah disesuaikan dengan lapisan standard NATO.

Keunggulan Anoa yang ditawarkan ke Filipina adalah kesediaan Pindad untuk melakukan transfer teknologi (ToT) sekaligus berinvestasi membangun kendaraan lapis baja di Filipina melalui GA Defense Industrial Estate di Bataan.

Namun, pada akhirnya pihak Brazil yang memenangkan tender ini pada bulan November 2020, Filipina memesan 28 unit APC dengan nilai kontrak US$ 47 Juta (Rp661,5 Miliar). Tidak diketahui secara pasti apakah Filipina juga akan mendapat paket transfer teknologi dalam pembelian APC ini. Selain Anoa dan Guarani ada beberapa APC lain yang ikut yakni Arma 6×6, K806 6×6, dan Pars 6×6.




Foto: tni.mil.id


Bukannya mau menjelekkan karya dalam negeri, tapi rancangan Anoa memang terlihat ketinggalan zaman. Mengingat Anoa dikembangkan dari basis VAB Prancis di era 70-an, dari sini Pindad harus mengevaluasi produknya agar bisa bersaing di kawasan ASEAN.

Selain itu harga Anoa kurang kompetitif, karena mesinnya masih impor dan belum diproduksi lokal di Indonesia. Hal ini berbanding terbalik dengan Guarani yang mesinnya sudah diproduksi lokal, tentu harga Guarani lebih terjangkau untuk Filipina. Guarani pun sudah dipakai Argentina dan Lebanon, sementara Anoa hanya dipakai oleh Indonesia.

Dulu sempat ada ketertarikan dari Malaysia dan Brunei untuk membeli Anoa. Namun, tak ada perkembangan lebih lanjut dari ketertarikan tersebut. Ini analisa pribadi TS, tentu di segmen APC Pindad harus berbenah untuk bisa menembus pasar ekspor. Agan punya pendapat soal Anoa atau Guarani ? Silakan nanti komen dibawah. Kita lanjut pembahasan Sabrah dan Harimau serta satu tank lagi buatan Korsel.




Harimau VS Sabrah VS Doosan K-21

Selain APC Anoa, PT Pindad juga mengikutsertakan medium tank Harimau yang dibuat bersama perusahaan FNSS dari Turki. Harimau dibekali kubah senjata buatan CMI (Belgia) dengan senjata utama meriam Cockerill 105 mm HP (High Pressure) serta senapan mesin kaliber 7,62 mm. Dengan sistem pemuatan amunisi otomatis, Harimau dioperasikan oleh 3 orang yang terdiri dari pengemudi, komandan, serta penembak.

Tank Harimau mampu beroperasi untuk berbagai macam operasi, khususnya tempat tropis dan medan ekstrem karena memiliki bobot yang lebih ringan dari Main Battle Tank. Harimau memiliki proteksi STANAG 4569 sampai level 5, sistem pertahanan antibalistik dan antiranjau.

Tank Harimau memiliki panjang 9.1 m (termasuk laras meriam). Sementara tanpa laras memiliki panjang 6.9 m, lebar 3.3 m, dan tinggi 2.4 m. Tank Harimau memiliki bobot mencapai 35 ton. Bicara soal mesin, Harimau mengusung mesin yang cukup mumpuni yakni mesin diesel Caterpillar C13 berdaya 711 horse power dan dibekali lima transmisi otomatis Allison/Caterpillar X300.

Tank Harimau dapat melaju sampai kecepatan maksimum 76 km/jam dengan jangkauan operasi mencapai 450 km. Dari segi bentuk body, Harimau sudah bagus apalagi dibekali mesin diesel Caterpiillar. Kerjasama dengan Turki ini memang membuahkan hasil yang cukup memuaskan.




Ilustrasi: pindad.com


Harimau pun sukses menarik perhatian Filipina, pada akhir tahun 2019 pihak Delegasi Filipina yang dipimpin oleh Commanding General of Philippines Army, Letjen Macairog S. Alberto, AFP melaksanakan kunjungan ke PT Pindad (Persero) dalam rangka meninjau Medium Tank Harimau. Para delegasi juga ikut melihat berbagai produk lainnya serta fasilitas produksi yang dimiliki PT Pindad pada Jumat, (27/09/2019).

Tank Harimau dan APC Anoa juga ikut hadir dalam dalam pameran militer dalam rangka memperingati hari jadi ke-84 berdirinya Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) pada 17 Desember 2019. Max Defense Philippines memperlihatkan foto-foto tank Harimau yang telah diberi nama lain oleh AD Filipina sebagai “MT. APO” serta kendaraan personil lapis baja (APC) Anoa 6×6 diberi nama “Kamagong”, dipamerkan bersama dengan alutsista milik AD Filipina.




Anoa dan Harimau saat di Filipina.

Ilustrasi: Max Defense Philippines


Proyek pengadaan medium tank Filipina ini pun berlangsung cukup menarik, dimana 3 negara ikut mempresentasikan masing-masing produknya. PT Pindad bersaing dengan Elbit Systems dari Israel, serta perusahaan patungan antara Korea Selatan dan Turki. Kerjasama FNSS dan Pindad melahirkan tank Harimau, sementara Hanwha Defense yang berkolaborasi dengan perusahaan Otokar dari Turki menghasilkan Doosan K-21.

Israel yang tidak mengajak negara lain dalam mengembangkan tanknya menjagokan medium tank Sabrah. Kita kenalan dulu sama Doosan K-21 gan sist, pemenang tender kita ulas di akhir thread emoticon-Big Grin

Medium tank dari Korsel ini dikembangkan dari basis ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle) yang telah teruji kehandalannya di berbagai medan operasi. Sosok purwarupa K-21 pertama kali diperlihatkan ke publik pada tahun 2014, Doosan K-21 merupakan proyek patungan antara Doosan DST dengan perusahaan Otokar asal Turki.




Doosan K-21.

Ilustrasi: military-today.com


Doosan K-21 ditenagai mesin DS2840 diesel dengan tenaga maksimal 740 horse power dengan kecepatan maksimum 70 km/jam dan daya jelajah mencapai 400 km. Bicara soal bobot kendaraan, tank ini memiliki berat 25 ton, tank ini lebih ringan daripada milik Pindad dan FNSS. Soal harga, K-21 juga lebih murah, hal ini karena pihak pembuatnya tidak memerlukan riset. K-21 dikembangkan dari platform kendaraan yang sudah ada, berbeda dengan Harimau yang dibuat dari nol.

Secara dimensi Doosan K-21 memiliki panjang 8.5 m (termasuk laras meriamnya) serta 7 m tanpa laras meriam. Lebarnya sendiri adalah 3.4 m dan tingginya 3 m. Untuk masalah persenjataan, Doosan K-21 juga mengusung meriam Cockerill 105 mm HP (High Pressure) serta senapan mesin kaliber 7,62 mm. Lapisan perlindungannya mampu menahan peluru lapis baja 14,5 mm dan serpihan artileri. Kendaraan juga dilengkapi dengan pencegah kebakaran otomatis dan sistem perlindungan NBC.




Purwarupa K-21.

Ilustrasi: jhoncockerill.com


Bisa dibilang produk Korsel ini menjadi saingan dari Harimau, namun pada akhirnya pihak Filipina lebih memilih Sabrah buatan Israel. Sebenarnya konfigurasi senjata Sabra sama dengan Harimau dan Doosan K-21 yakni meriam 105 mm. Sabrah yang dipesan Filipina dibangun berdasrakan platform ASCOD II yang merupakan kendaraan angkut personel buatan Austria-Prancis.

Pada tahun 2004, pihak General Dynamics mengembangkan chasis baru yang dikenal sebagai ASCOD II. Varian ini juga sudah dijual untuk pasar ekspor, dimana chasisnya saat ini juga dikembangkan menjadi tank medium. Saat ini ASCOD II diproduksi oleh GDELS (General Dynamics Europe Land Systems), yang merupakan cabang General Dynamics di Eropa.




ASCOD II.

Foto: military-today.com


Hal yang mencolok pada Sabrah adalah penggunaan sistem C4 Elbit, termasuk Battle Management System (BMS), dan sistem kendali dan komando Combat NG. Elbit merupakan salah satu produsen sistem alutsista yang handal, hal ini yang akhirnya membuat Filipina lebih memilih Sabrah.

Awalnya medium tank Israel dibekali pemuat amunisi manusia, namun kemudian diganti menggunakan sistem otomatis demi bisa memenuhi persyaratan Filipina. Israel juga membuatkan kubah baru yang rancangannya diambil dari MBT Merkava, mereka juga menggandeng perusahaan asal Afrika Selatan untuk merancang kubah baru tersebut. Bagian kubahnya juga sudah dipasangi meriam 105 mm Oto Melara Hitfact, serta senapan mesin ringan 7.62 mm.




Ilustrasi: sindonews.com


Sabrah dibekali mesin diesel MTU V8 yang bisa memuncratkan tenaga maksimal 805 horse power dan kecepatan maksimalnya mencapai 70 km/jam, serta daya jelajahnya mencapain 500 km. Sabrah sendiri memiliki bobot lebih berat yakni 42 ton.

Pada bagian kubahnya sudah dipasangi beberapa kamera untuk membantu kru saat bertugas, sistem ini juga dikenal sebagai panoramic sight oleh Israel. Sistem ini juga sudah dibekali Electro-Optic sensor yang bisa digunakan di berbagai kondisi cuaca saat siang dan malam hari serta digunakan untuk membidik target.




Sabrah buatan Israel.

Ilustrasi: Elbit Systems.


Mengambil platform chasis ASCOD II, kemungkinan panjang, tinggi dan lebarnya sama. Panjangnya 7.6 m, lebar 3.4 m, serta tinggi 2.5 m. Mohon koreksinya kalau salah, karena TS tidak menemukan rincian detail soal Sabrah milik Israel. Filipina kemudian menandatangani kontrak senilai US$ 30 juta, dimana dalam paket pembelian alutsista tersebut tidak berupa tank saja, namun juga beberapa kendaraan tempur lainnya.

Filipina memesan 18 tank medium Sabrah dari basis ASCOD II, 10 Sabrah 8x8 yang dibangun dari chasis Pandur II, 1 unit Sabrah ASCOD II ACV, 1 unit Sabrah ASCOD II ARV. Total Filipina memesan 30 unit kendaraan militer dari Israel, belum diketahui apakah Filipina mendapat ToT atau tidak dari pengadaan alutsista ini.

Dari sistem senjata, ketiga tank dibekali senjata yang sama mulai dari meriam 105 mm serta senapan mesin 7.62 mm, perbedaan terletak pada sistem manajemennya. Keunggulan Sabrah terletak pada sistem manajemen tank tersebut, dimana sistem buatan Elbit ini sudah cukup modern sekaligus sudah teruji dan juga dipakai pada tank tempur utama Merkava milik Israel.




Ilustrasi: Tangkapan Layar PrimeCheck


Lanjut ke post #1 gan sist emoticon-Peace



Referensi: 1.2.3.4.5.6
Ilustrasi Gambar: pindad.com, sindonews.com, google image
Diubah oleh si.matamalaikat 10-01-2021 01:21
anjaultras
voorvendetta
haroldjordan
haroldjordan dan 47 lainnya memberi reputasi
48
16K
163
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan KepolisianKASKUS Official
2.2KThread2.1KAnggota
Tampilkan semua post
jagotorpedoAvatar border
jagotorpedo
#5
Anoa inovasinya kelamaan..:emoticon-Cape d... (S)
keburu disalip produsen lain...
Yang Amphibi aja masi prototipe emoticon-Hammer

Harimau blom operasional di TNI, ya pembeli juga ragu.



barang ini gimana kabarnya...??emoticon-Big Grin
pitaksemprul
muhamad.hanif.2
nowbitool
nowbitool dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.