Surobledhek746
TS
Surobledhek746
Dalgona Coffee dan Gadis Bar





Physical distancingsedang berjalan. Malam tak lagi berteman. Gadis bar termenung sendirian. Musik pengiring masuk dalam jiwanya. Alunan bosanova harusnya mampu menggerakkan kaki mungil dengan stoking hitam.

Asap rokok mengepul sesekali dari bibirnya. Tak ada yang memperhatikan. Malam ini ia benar-benar sendiri. Kapan malam seperti ini berakhir? Pikirnya. Tak akan ada tips jika terus-terusan begini.

Pukul setengah sepuluh malam. Tak satu pun pengunjung datang. Apa yang harus aku lakukan?

Bolak balik ia bersihkan gelas-gelas yang ada di depannya. Padahal sudah bersih. Entah berapa kali gelas yang sama dipegang dan dibersihkan. Sesekali matanya nanar menatap ke jalanan. Benar tak ada orang. Berdecak seperti cecak tak mengurangi kegalauannya. Ini soal uang, Kawan. Soal penghasilan.

Sudah empat belas hari begini. Malam ini adalah malam ke lima belas. Masih tiga belas hari ke depan, physical diatancing benar-benar membuatnya mati kutu.

Mengapa begitu banyak orang yang takut mati? Dantang ke bar dan minum-minum sebentar tak akan membuat mati, Kawan. Asal jaga jarak aman. Datang sendirian juga tak bakal menular dan menularkan.

Asap rokok, mana mungkin asap rokok mampu mencegah corona. Ide gila. Ada saja yang percaya. Nyatanya banyak orang China yang mati karena corona, mereka juga perokok.

Jenuh, dan benar-benar jenuh malam ini. Apa yang aku bersihkan lagi? Tak henti-hentinya ia menggeleng-geleng kepalanya.
Quote:

Satu jam berlalu, tingal satu jam lagi resto tutup. Tak se sen pun rupiah masuk ke lokkernya. Bagaimana jika bos menanyakan pendapatannya malam ini? Pasti ia akan kena marah lagi.

"Dalgona Coffee! Oh iya! Dalgona coffe!"

Ia tiba-tiba teringat tiktok yang tadi pagi sempat ditontonnya di tiktok. Dalgona coffee viral hari ini. Mengapa aku tak terpikir membiat dalgona coffee di bar ini? Pasto akan banyak pengunjung yang akan datang menikmati dalgona coffee milikku?

Baiklah, waktu satu jam pasti cukup buat melakukan rekaman pembuatan dalgona coffe. Aku pasti bisa kalau hanya merekam pembuatannya. Tapi, mungkinkah penampilanku semenarik mereka yang lagi viral itu?

Persetan dengan bentuk tubuh, persetan dengan kecantikan wajah. Hanya tangan dan gelas yang akan aku tampilkan. Pasti penonton tertarik karena dalgona coffee, tak akan tertarik pada pembuatnya.

Apakah dalgona coffee lebih nikmat daei nikmatnya tubuh wanita. Aku belum terlalu tua, kalau untuk urisan yang satu ini. Senyumku masih mampu membuat pengunjung berlama-lama. Dasar physical distancing saja, akhirnya jadi begini. Restoku jadi seperti kuburan. Dan aku adalah zombie berjalan. Setan!

Rintik hujan membuyarkan lamunannya. Dingin merasuk masuk.lewat celah jendela. Sendiri, dengan lampu temaram. Apa yang membuat nikmat?
Quote:

Masih ada kesempatankah pengunjung datang dalam cuaca begini? Berkali-kali matanya melirik jam dinding dengan rasa khawatir. Nol besar lagi? Bussyet! Mana mungkin setengah malaman tak ada satu orang pengunjung pun datang. Pengalaman malam-malam sebelumnya terulang.

Harapan demi harapan telah digantungkan. Tergantung, benar benar tergantung. Layaknya al capone yang menggantung jas dan topinya sebelum akhirnya menenggak minuman beberapa saat sebelum melepaskan tembakan mematikan.

Tiba-tiba! Suara langkah kaki masuk ke dalam ruangan. Seorang laki-laki setengah baya. Gadis bar melempar senyum semanis yang ia punya. Ini pelanggan pertama. Setelah empat belas malam berlalu.

Langsung duduk di depan mejanya. Melonggarkan kancing baju, sehabis rapat dengan seragam lengkap. Jas hitam, kemeja putih. Kantor mana yang masih melaksanakan rapat pada jam begini? Hampir tengah malam baru selesai. Memangnya urusan perusahaan tak bisa ditunda? Hingga harus rapat sampai menjelang lagi?

Akh, masa bodoh urusan mereka. Yang penting sekarang seorang pelanggan telah duduk dihadapanku.

"Dalgona Coffee! Oh iya! Dalgona coffee! mau?" Gadis bar menawarkan sesuatu.

"Baiklah, tapi yang istimewa ya."

Senyum telah memenuhi bibir mungil gadis bar.

"Sebentar, Bang."

Bukannya meraih gelas dan peralatan untuk menyajikan dalgona coffee, gadis bar beranjak menuju menuju pintu. "Open" di putar. "Closed" Menandakan resto sekarang sedang tutup. Tamu tak memperhatikan apa yang terjadi, mengemasi koper dan membetulkan letak berkas.
Quote:

Dari luar menang tak terlihat apa yang terjadi. Para pejalan kaki tak mungkin tau apa yang terjadi dalam resto. Privasi pelanggan memang jadi prioritas utama. Agar kenyamanan pelanggan manjadi aman dalam ruangan. Tak perlu khawatir ada penguntit dari luar. Kalau mau tau, ya harus masuk ke ruangan.

"Sebentar, Bang. Tadi lagi mempersiapkan sesuatunya."

"Dalgona Coffee! Oh iya! Dalgona coffee kan tadi?" Suara gadis bar berubah menjadi sangat mesra.

Bukannya mengambil gelas dan menyalahan pemanas air. Gadis bar mendekat memanaskan dirinya. Membakar pengunjung bar satu-satunya. Tak tahu haris berbuat apa. Pengunjung bar pasrah menikmati apa yang terjadi. Entah sudah berapa kali kejadian ini berulang. Tak seorang pun tahu. Dan tak akan ada yang tahu.

Malam terus berlanjut. Dalam rintik hujan. Gadis bar dan daglona coffee menjadi viral buat mereka berdua. Dalam hati yang membara, entah berapa kali teriakan keluar dari mulut mereka. Teriakan viral yang melekat dalam benak masing-masing. Sementara physical distancing telah lenyap. Tak ada lagi menjaga jarak. Mereka menjadi satu. Dalam sebuah adegan dengan kode sandi, dalgona coffee. Kita semua pasti tak akan percaya. Selesai.***


Cerita lainnya silakan simak halaman berikutnya




Diubah oleh Surobledhek746 31-12-2020 14:13
husnamutiatien212700bukhorigan
bukhorigan dan 22 lainnya memberi reputasi
23
3K
33
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
tettettowet
tettettowet
#22
Banyak bener tulisan lu bang.


Sebenarnya tulisan lu bagus bang.
Mirip senior gue bahasanya.

Sayangnya, dialog dan monolog lu campir dalam narasi. Bingung bacanya, jadinya Pov berapa?
Surobledhek746
Surobledhek746 memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.