adnanamiAvatar border
TS
adnanami
Kenapa yang Kaya Makin Kaya dan yang Miskin Makin Miskin?


Sebuah pertanyaan yang mungkin dipertanyakan oleh sebagian besar orang karena melihat kenyataan di dunia nyata bahwa fenomena itu benar - benar terjadi. Yang kaya semakin bergelimang harta dan yang miskin semakin kere. Kenapa bisa begitu? Apakah benar orang kelas menengah diperdaya oleh mereka yang punya kekuasaan? Atau orang miskin sendiri yang kurang cerdas mengelola keuangannya sehingga tak kunjung kaya?

Kenyataan sebenarnya adalah kita semua tidak diajari untuk memiliki kecerdasan finansial di bangku sekolah. Bagi orang yang masuk ke jurusan keuangan dan bisnis, mungkin di ajarkan di Perguruan Tinggi. Tapi masalahnya tidak semua orang merasakan bangku kuliah. Bahkan yang kuliah di jurusan lain seperti teknik, sains dan ilmu sosial pun pelajaran tentang kecerdasan finansial tidak ada. 

Mereka yang semakin kaya adalah orang - orang yang tahu bagaimana mengatur keuangan mereka sedangkan yang masuk ke dalam golongan miskin dan kelas menengah adalah individu yang buta tentang finansial. Di sekolah mereka hanya mempelajari pelajaran yang sebenarnya tidak banyak dibutuhkan di dunia nyata. Sebut saja cabang ilmu matematika seperti kalkulus, integral, dan sebagian kecil ilmu fisika yang tidak dipakai setiap hari di kehidupan kecuali bab listrik. Ilmu matematika yang sudah pasti digunakan dalam keseharian kita hanyalah pertambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Selebihnya hanya pelengkap kurikulum saja tanpa kita terapkan dalam kehidupan sehari - hari.

Orang kelas menengah ke bawah hanya mengetahui bahwa uang yang mereka dapat dari gaji mereka adalah sumber pendapatan utama mereka yang wajib dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka bekerja keras dari pagi hingga petang untuk mendapatkan uang sebanyak - banyaknya, menabung untuk membeli rumah, mobil dan segudang barang pemenuh keinginan mereka. Dengan memiliki semua itu mereka akan terlihat sukses, tak peduli dengan cara apa mereka membelinya. Cicilan mungkin, kredit mungkin, hutang yang pembayarannya dengan dipotong gaji barangkali. Semua yang mereka lakukan betul - betul bagaikan lingkaran setan yang menjebak mereka ke dalam kerja rodi tiada akhir.

Kenapa kerja rodi? Karena mereke bekerja keras untuk mendapatkan upah, sedangkan upah mereka harus dipotong pajak terlebih dahulu, sisanya dibayarkan pada bank untuk melunasi hutang/kredit yang mereka miliki dan sebagian lagi mereka belanjakan untuk barang - barang yang membutuhkan uang untuk perawatannya. Harta yang mereka cari akan dengan mudahnya habis. Semakin dikejar semakin tidak ada rupanya.

Mereka membeli handphone baru, mobil baru, kredit rumah yang setiap bulannya mengeluarkan uang dari dompet mereka untuk perawatan. Barang - barang sejenis inilah yang dinamakan dengan liabilitas. Handphone perlu pulsa untuk bisa digunakan, mobil butuh bensin, oli dan perawatan mesin. Hal ini berarti, memiliki barang - barang yang dianggap simbol kesuksesan tersebut masih menyedot uang dari pendapatan kita. Disinilah letak kesalahan kita yang membuat kita semakin sulit berada dalam kondisi kaya dan bebas secara finansial. 

Bebas secara finansial maksudnya bisa hidup tanpa harus bekerja karena uang yang akan menghidupi dan bekerja untuk kita. Memangnya bisa? Bisa dong! Untuk pembahasan bebas finansial itu, ane akan tulis di thread yang terpisah ya!

Balik lagi ke kesalahan orang miskin. Mereka tidak sadar bahwa apa yang mereka beli adalah liabilitas yang semakin mengurangi kekayaan mereka. Sedangkan orang kaya membelanjakan hartanya di pos ASET, yaitu sesuatu yang menghasilkan pemasukan untuk pemiliknya. Ketika asetnya semakin banyak, pemasukan orang kaya semakin besar pula. Dan itulah yang membuat mereka semakin kaya. Contoh aset misalnya tanah yang disewakan, properti, saham , deposito dll.

Tanpa bekerja keras pun mereka bisa dengan mudah membeli mobil, rumah dan apapun yang mereka mau dari hasil aset mereka. Sekarang sudah terjawab kan kenapa yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin?

Ane @adnanami  pamit, jangan lupa follow akun ini untuk mendapatkan update thread inspiratif lainnya. Kalian juga bisa berkunjung ke halaman kaskus ane dengan klik gambar di bawah ini! Sampai jumpa kembali di lain kesempatan. Jangan sungkan untuk saling sapa di kolom komentar thread ini ya!



Referensi : Buku Rich Dad Poor Dad karya Robert Kiyosaki
Diubah oleh adnanami 24-12-2020 12:29
darksorrow
FelippeBejo
galigulagalu
galigulagalu dan 46 lainnya memberi reputasi
45
15.4K
478
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Tampilkan semua post
anti.liberalAvatar border
anti.liberal
#6
karena untuk menjadi lebih kaya bagi orang kaya lebih mudah

jadi yang kaya akan selamanya kaya

orang kaya kalo sampai miskin itu udah kelewat bodohnya

seperti teman saya saja, yang narkobaan, DO, buntingin anak orang 3 kali, keluar masuk penjara

tetapi tetap saja kaya karena dikasih modal oleh orang tuanya sampai milyaran untuk usaha

kenyataannya begitu bray

ibaratnya kalo jadi orang kaya, itu ente main game kehidupan level easy

tapi kalo hidup bisa milih ya mending easy aja lah ya kan, bisa dinikmati game nya

sementara kalo ente lahir miskin, itu ente main game kehidupan level insane

apakah bisa menang ? tentu bisa, tapi effort ente harus lebih keras dibanding yang main level easy

tapi mungkin nanti pas tamat game nya dapat trophy gan
Diubah oleh anti.liberal 24-12-2020 02:47
matadewa909
darksorrow
terpukulcermin
terpukulcermin dan 33 lainnya memberi reputasi
34
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.