serbaserbi.com
TS
serbaserbi.com
Sadis! Gadis Ini Dibunuh Sahabat Sendiri: Tangannya Sampe Putus


HAI AGAN DAN SISTA!

emoticon-Hai

Dunia semakin lama makin edan. Kejahatan dan kriminal sepertinya sudah menjadi hal biasa yang tak perlu dirisaukan oleh para pelaku. Sebut saja misalnya pembunuhan.

Zaman sekarang, membunuh seakan merupakan kejahatan kecil. Ibarat menepuk nyamuk di lengan. Sekali tepuk, nyamuk mati, masalah selesai. Begitu pun orang sekarang. Bertikai dikit, bunuh. Cekcok dikit, bunuh. Tersinggung, bunuh. Ngeri nggaksih?

Hal itulah yang terjadi pada remaja 19 tahun asal Kampung Lubuk Batu, Talemong, Hulu Terengganu, Malaysia. Akibat terlibat cekcok dengan temannya, remaja bernama Siti Nur Surya Ismail itu harus tewas dengan cara yang menggenaskan. Tubuhnya penuh sayatan, luka tusuk di leher, dan pergelangan tangan kirinya putus. Kejadian itu terjadi pada 1 November 2020 sekitar pukul 09:00 pagi.

Duh, ngilu nggak sih bayanginnya?

Dari sumber yang ane baca, pembunuhnya bernama Siti Nur Athirah Azmi, teman satu sekolah korban di Form Six, semacam SMA di Indonesia. Ayah korban menuturkan kalau anaknya dan pelaku adalah teman sepermainan. Jadi, udah kayak sohib ngobrol dan nongkrong gitu.


Muda Ismail, ayah korban

Masih dari penuturan ayah korban, Ismail Muda (58), pelaku sering datang ke rumahnya untuk mengobrol bersama korban. Namun, beberapa bulan terakhir pelaku jarang bertandang yang mungkin disebabkan oleh situasi pandemi.

Nah, pada 1 November lalu, pelaku kembali datang ke rumahnya untuk bertemu sang anak. Yang mana rupanya pertemuan itu berujung dengan direnggutnya nyawa sang putri secara secara tragis.

Ada yang lebih bikin miris, Gansis. Di mana korban ini dibunuh di ruang tamunya sendiri (di rumah korban), menggunakan pisau dapur milik korban, dan di hadapan kamar sang ibu yang sedang terbaring lemah karena kanker otak stadium 3. Tragis banget, kan?

Itu belum seberapa. Ane gak bisa bayangin gimana traumanya adik korban, Nor Liyana Syuhada (15).


Adik korban

Jadi, Nor ini masih SMP. Biasanya, kalau ke sekolah, ia selalu diantar jemput oleh sang kakak a.k.a korban. Nah, hari itu, setelah menunggu lama di sekolah, sang kakak tak kunjung datang menjemput.

Capek nunggu kali, ya, akhirnya Nor memutuskan untuk pulang jalan kaki. Namun, pas nyampe rumah, Nor langsung disuguhi pemandangan yang (mungkin) paling mengerikan di hidupnya. Ia melihat jasad sang kakak tergeletak di ruang tamu, penuh darah, parahnya dengan tangan yang sudah putus.

Melihat pemandangan begitu, siapa yang gak bakal trauma coba? Ane kalau di posisi si Nor juga bakalan trauma.

Setelah menemukan jasad sang kakak, Nor langsung gercep ngehubungi keluarganya. Maksudnya abang dan bapaknya yang lagi kerja. Sambil nangis tentunya.


Keluarga korban

Nah, setelah keluarganya datang dan melihat korban, bertambah lagi orang yang trauma. Tak hanya Nor, tapi seluruh keluarganya yang melihat kejadian itu juga trauma. Sampai-sampai setelah peristiwa itu terjadi, mereka tak lagi tinggal di rumah tersebut. Mereka tinggal di rumah salah satu kerabat, sebab selalu terbayang penampakan Surya (panggilan korban) yang bersimbah darah, jika datang ke sana.


Ibu korban yang sering lupa kalau anaknya sudah meninggal

Namun, yang paling sedih ibunya. Karena kanker otak yang ia derita, tentu saja mempengaruhi daya pikir dan ingatan si ibu. Jadi, biar beliau gak makin drop, oleh suaminya disampaikan bahwa putri mereka meninggal karena demam.

Tak hanya itu, beberapa beberapa hari setelah dimakamkan, si ibu tetap memanggil-manggil anaknya. Ia lupa kalau putrinya sudah tiada. Hal ini tentu mengundang isak tangis pada keluarga yang korban tinggalkan. Ditambah bahwa selama ini, korban adalah anak yang paling dekat dengan sang ibu. Beliau yang selalu merawat ibunya selama terbaring di pembaringan.

Kakak laki-laki korban juga mengatakan bahwa, kematian adiknya ibarat mimpi buruk yang terus menghantuinya secara berulang-ulang. Bedanya, ini bukan mimpi, ini nyata.

Sedih banget, ya, Gan.


Pelaku didampingi dua polwan

Kasus ini terbongkar karena pelaku sendiri yang datang menyerahkan diri pada polusi. Didampingi sang ibu, ia menyampaikan bahwa dirinya sudah membunuh Surya dengan pisau dapur.

Mendapat pengakuan itu, polisi pun langsung melakukan penyelidikan. Akhirnya mereka menemukan barang bukti berupa pisau dapur yang dibuang sekitar 3 km dari rumah korban. Juga barang-barang korban (uang ratusan ringgit, alat kecantikan, dan dua smartphone) di rumah pelaku. Jadi, selain membunuh, pelaku juga merampok barang-barang korban.



Hingga ketika hakim memutuskan pelaku bersalah dan terancam dihukum mati--sesuai UU KUHP Malaysia nomor 302; bahwa setiap pembunuh mendapat hukuman mati--membuat ibu korban mencak-mencak di depan media. Ia bersikukuh bahwa putrinya tidak salah. Naluri keibuannyalah yang mengatakan seperti itu.



Namun, mau bagaimana lagi? Putrinya sendiri yang mengaku dan diberatkan oleh beberapa barang bukti. Lagian, untuk apa pula putrinya berbohong dan rela masuk penjara jika memang bukan dia yang melakukankannya? Atas paksaan? Tidak! Ini adalah kasus individual yang didasarkan dendam pribadi.

Pelaku mengaku kerap diejek oleh korban karena tidak cantik dan berasal dari keluarga kurang mampu. Walaupun hanya candaan, pelaku mengaku sakit hati. Hingga pada hari itu mereka sempat bertengkar hebat di rumah korban dan akhirnya terjadilah peristiwa pembunuhan tersebut.

Untuk vonis penahanan pelaku sendiri masih belum ditentukan, ya, Gansis. Apakah dihukum mati atau penjara seumur hidup. Pasalnya pelaku masih diizinkan untuk mengajukan banding, yang siapa tahu hakim menerima pengajuan itu sehingga pelaku mendapat keringan masa tahanan.

***

Nah, gimana tuh tadi, Gansis? Sadis kan kasusnya? Dari sini kita bisa belajar bahwa peribahasa "Mulutmu harimaumu yang akan menerkam dirimu" memang benar adanya.

Di sini dijelaskan kalau pelaku bukanlah psikopat yang menikmati kejahatannya. Ia melakukan itu karena alibi yang kuat. Sakit hati. Akibat apa? Akibat korban tak bisa mengontrol ucapannya. Namun, bukan berarti tindakan pembunuhan yang dilakukan pelaku adalah benar.

Nah, kadang di sini pentingnya memiliki sikap bodoh amat, Gansis. Bila ada orang yang menjelekkan, menghina, atau segala macamnya, berusahalah untuk bodo amat saja. Atau jika perlu jauhi orang itu, sebab ia merupakan tipe teman toxic yang bisa mengembangkan pikiran negatif di pikiranmu. Bikin insecure, misalnya.

Jadi pesan dari kasus ini apa?

1. Berusahalah mengontrol ucapan terutama candaan. Karena tak semua orang memiliki sikap yang sama dalam menerima selorohan. Apalagi yang dibercandai adalah fisik dan ekonomi.

2. Jangan suka merendahkan orang lain. Mau dia kaya atau miskin. Cantik atau jelek, yang namanya menghina tetap tidak dibenarkan.

3. Pintarlah dalam memilih teman. Jika temanmu toxic, ya, tinggalin aja! Daripada sakit hati dan akhirnya terjadi kasus yang seperti ini.

4. Tambahkan, Gansis.

So, itulah thread ane kali ini. Semoga bisa diambil hikmahnya.

Salam damai

Sekian

emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S)

A thread by : serbaserbi.com
Gambar : Google image
Sumber : 1, 2, 3, 4

emoticon-Cendol Gan

Thanks For Reading


Diubah oleh serbaserbi.com 20-11-2020 08:36
SinhokDaniswara92Alfan.Frink
Alfan.Frink dan 55 lainnya memberi reputasi
54
19.6K
468
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Tampilkan semua post
whizzman
whizzman
#156
1. Berusahalah mengontrol ucapan terutama candaan. Karena tak semua orang memiliki sikap yang sama dalam menerima selorohan. Apalagi yang dibercandai adalah fisik dan ekonomi.

Betul sekali gan, kalau sudah menyangkut fisik dan ekonomi, apalagi kalau kenyataannya yg dibecandain mungkin kurang menarik secara fisik dan kurang mampu secara ekonomi, itu sudah bukan candaan lagi tetapi hinaan. Kalau candaan itu hanya sekali dua kali dan kondisi berbalikan dengan sebenarnya, misalnya becandaain "miskin" padahal sebenarnya dia orang mampu/kaya. Bukan membenarkan candaan seperti itu, tapi kalau sudah penghinaan itu seperti kamu menempatkan teman/orang lain pada posisi yang sangat sulit dimana dia tidak bisa merubah/membantah/keluar dari posisi tersebut, sehingga satu satunya cara yang bisa dia lakukan hanyalah membungkamnya.

Itulah psikologi manusia, akan memberontak ketika terus diserang, ddesak sampai pada posisi yang sangat terpojok/sulit.
serbaserbi.com
serbaserbi.com memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.