extreme78Avatar border
TS
extreme78
Kala FPI Bawa-bawa TNI Didirikan Ulama Saat Diancam Dibubarkan
Jakarta - Ketua DPP Front Pembela Islam (FPI) Slamet Maarif merespons pernyataan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman bahwa FPI bisa dibubarkan bila tidak taat pada aturan. Slamet lalu menasihati bahwa TNI didirikan oleh ulama.
Awalnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman angkat bicara soal viralnya video yang menunjukkan baliho bergambar wajah Habib Rizieq Syihab diturunkan orang berseragam loreng. Mayjen Dudung menyatakan penurunan baliho itu atas perintahnya.

"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya. Karena berapa kali Pol PP menurunkan, dinaikkan lagi. Perintah saya itu," kata Mayjen Dudung, Jumat (20/11).

Dudung mengatakan semua pihak harus taat terhadap hukum yang ada di Indonesia. Bahkan, Dudung menyebut, apabila FPI tidak taat terhadap hukum, bisa dibubarkan.

"Begini, kalau siapa pun di republik ini, ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau masang baliho udah jelas ada aturannya, ada bayar pajak, dan tempat ditentukan, jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, nggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu, FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari," katanya.

Atas pernyataan Pangdam Jaya itu, Ketua DPP FPI Slamet Maarif angkat suara.

Ketua FPI Ingatkan TNI Didirikan Ulama

Slamet mengatakan ada aturan main yang berlaku di negara hukum ini soal pembubaran FPI.

"Kan ini negara hukum, semua ada aturan mainnya," kata Slamet kepada wartawan, Jumat (20/11/2020).

Slamet meminta pihak TNI tidak diadu domba dengan ulama. Ia juga berbicara soal umat dan TNI yang sehati dalam mempertahankan NKRI.

"Saya menasihati TNI bahwa TNI didirikan oleh ulama (Jenderal Sudirman), dan dari dulu menyatu dengan umat Islam. Jadi TNI jangan mau diadu dengan ulama dan umat Islam. Saya yakin TNI tetap sehati dengan ulama dan umat Islam untuk mempertahankan NKRI," ujarnya.

Terkait baliho bergambar wajah Habib Rizieq yang diturunkan, Slamet menyebut umatlah yang berinisiatif memasangnya. Slamet pun tak mempermasalahkan penurunan baliho itu.

"Yang harus diingat yang pasang baliho itu umat, bukan FPI. Spanduk yang dicabut spanduk ucapan selamat datang IB HRS, dan beliau sudah ada di Tanah Air, jadi nggak masalah TNI bantu Satpol PP," ujar Slamet.

FPI: Yang Mau Ganti Pancasila, Itu yang Dihajar!

FPI balik mempertanyakan siapa si pengganggu persatuan yang dimaksud Pangdam Jaya.

"Siapa yang mengganggu?" kata Ketua DPP FPI Slamet Ma'arif kepada wartawan, Jumat (20/11/2020).

Slamet lalu menyinggung pihak yang ingin mengganti Pancasila hingga soal Papua Merdeka. Bagi Slamet, merekalah yang mengganggu persatuan dan harusnya dihajar.

"Yang mau ganti Pancasila tuh yang ganggu persatuan, yang mau merdeka di Papua tuh yang ganggu persatuan. Itu yang harus dihajar," ungkapnya.

Wakil Sekretaris Umum (Wasekum FPI) Aziz Yanuar mengaku kaget saat tahu Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman yang memerintahkan penurunan baliho Habib Rizieq.

"Setahu saya kan TNI itu menjaga keamanan ya, misalnya menjaga bagian. Sori, maksud saya, sepengetahuan saya, TNI itu bagian pertahanan, urusannya ketika ada kekerasan di luar negeri atau kekerasan bersenjata di dalam negeri," kata Wakil Sekretaris Umum (Wasekum FPI) Aziz Yanuar kepada wartawan, Jumat (20/11/2020).

"Atau ada ancaman keamanan. Dan saya, respons kami itu, respons saya, ya kaget saja, kaget dan bingung, TNI kok urusi baliho gitu," tambahnya.

Ia mempertanyakan soal keterlibatan TNI dalam pencopotan baliho imam besar FPI tersebut. Menurutnya, seharusnya hal ini menjadi wewenang Satpol PP Provinsi DKI Jakarta.

"Itu kan tugasnya Satpol PP, kan tugasnya aparat ketertiban. Sekarang apa tumpang tindih gitu biasa di republik ini, saya nggak tahu juga, ya," jelasnya.

https://news.detik.com/berita/d-5263...m-dibubarkan/2

Ulama memang berperan penting dalam kemerdekaan RI di wilayahnya masing2 tapi jangan menampikan kaum non muslim juga ikut berperang.
Kemudian ulama2 tersebut kini telah tiada dan mewariskan Indonesia di tangan seluruh rakyat indonesia tuk menjaga dan merawatnya dalam kebhinekaan tunggal ika nya.

Justru kalian2 yg mau merusak kebhinekaan ini.
Kalian juga yg acapkali jual agama dan nama2 ulama yang berjuang demi kepentingan kalian.

Pertanyaan besarnya kalian punya hak apa mendompleng ulama2 pejuang terdahulu.
Apakah kalian keturunan ulama2 tersebut.
Yang jelasnya keturunan ulama pejuang macam alm Gus Dur saja berani brisik hina di televisi.
Jangan suka menjual nama ulama2 shahih indonesia.
Kualat kalian semua nantinyaemoticon-Cool

Quote:


belajar sejarah lebih banyak.

Iyaa benar Jenderal Sudirman adalah Jenderal terbesar dalam sejarah TNI.emoticon-Cool
Diubah oleh extreme78 20-11-2020 16:54
anu.ku.l
viniest
tien212700
tien212700 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
6.7K
152
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Tampilkan semua post
jerrystreamer1Avatar border
jerrystreamer1
#6
inilah yang jadi background kasus tanjung priok tahun 80an, ditunggu peristiwa tanjung priok jilid 2
nowbitool
areszzjay
viniest
viniest dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.