Memiliki saudara kembar akan terasa menyenangkan sekali, pun dengan diriku. Namun jika sama-sama berwujud manusia. Lalu bagaimana jika kembar dengan makhluk astral?. Ah, mungkin terasa lucu serta tak masuk akal bagi kalian tapi inilah yang sebenarnya. Aku kembar dengan jin di tempatku menuntut ilmu.

Kejadian itu sudah beberapa tahun lalu saat aku masih di pesantren. Akupun tak percaya apa benar ada jin yang menyerupaiku?. Daan pertanyaan itu belumlah terjawab hingga kini. Entahlah.

Malang 2009

Seperti biasa kami para santri selalu mengikuti kegiatan rutin mulai dari mengaji kitab hingga beribadah dengan berjamaah. Adzan isya' berkumandang akupun bersiap begitupun santri yang sedang halangan mereka juga ikut membaca wirid. Selesai berjamaah kami kembali ke asrama.

"Eh mbak, bukannya tadi sampeyan di depanku ya pas pulang jamaah. Kok sekarang masih pakek mukenah dari bawah? Tadi aku buru-buru naik soalnya ada teman yang naik juga," celetuk Ain sambil duduk di depan teras kamarnya yang memang sederet dengan kamarku di lantai 2 yang memang terkesan sedikit suram karena kamarku sebelumnya adalah gudang.
"Hah, Aku?. Jangan ngaco deh."

"iya mbak benar!. Tapi tadi gak pakek mukenah, makanya aku heran." Ain menyebutkan ciri-ciri seseorang yang menyerupaiku hingga pakaiannyapun sama.

Malang 2012

Waktu itu aku sudah Aliyah, dan hal yang sama terulang kembali yakni makhluk lain yang menyerupaiku. Namun itu tetjadi saat aku menjadi bagian dari kepengurusan pesantren anggota keamanan. Sudah bisa di bayangkan bahwa tugas keamanan adalah mengamankan serta menertibkan santri yang malas, baik jamaah, ngaji ataupun kegiatan pesantren lainnya serta memberikan hukuman pula bagi yang melanggar.

Dulu terdapat beberapa santri yang memang super malas di tambah dengan kemakalan yang tak seharusnya di lakukan oleh santri. Apalah daya mereka memang sudah seperti itu sebelum masuk pesantren, tapi bukan berarti kami para pengurus mendiaminya berbagai takzir sudah di berikan namun tak juga jerah.

Saat malam hari mereka belum juga tidur, saat itu mereka melihatku tepat di pintu kamarnya tanpa sepakata kata dan terus memandang mereka.
Mereka sangat takut, khawatir jika diriku melaporkan kenakalan mereka kepada pengasuh (Kyai).

Keesokan harinya kedua anak tersebut menumuiku dengan air muka lesu dan takut.

"Mbak, maafkan kami. Kami janji gak akan melakukan kesalahan yang sama," ungkap duo sejoli yang namanya tak pernah absen dari takzir.
Akupun tersenyum melihat tingkah mereka.

"Mbak, Kami serius."

"Kalian kenapa sih?" tanyaku sedikit heran.

Akhirnya mereka menceritakan kronologi kejadian kemarin malam, padahal jam segitu Aku sudah tidur.
"Kalian lihat aku di dalam kamar?. Sekarang coba fikir, Aku masuk lewat mana. Kan pintu di kunci? Dan ya, Aku jam segitu udah tidur."

"Jadi, yang di kamar kita siapa mbak?" muka mereka semakin panik.

"Kembaranku kali." Sambil berlalu
"Mbaaak."

Aku hanya bisa tersenyum melihat ketakutan mereka walaupun aku juga merasa takut sih, paling tidak membawa hikmah untuk kedua anak itu, untuk tak lagi melakukan hal yang tak baik karena nyantri bukan hanya mempelajari ilmu agama tapi juga membenahi diri agar bisa lebih baik.

Tapi apa iya ada jin yang kembar dengan diriku? Benarkah dia ada? Tapi dia menyerupaiku hingga dua kali. Ah entahlah!. Akupun masih sering bertanya-tanya tentang hal itu.




Malang, 22 Oktober 2020

Selamat hari santri, Jangan lupa bahagia dan belajar bersama bisa