"Maasss......", panggilnya.
Suaranya....beuh...bagai buluh perindu. (Buluh perindu itu apa ya?)
" Eh....iya... A.a..ada apa?" dengan gagap aku bertanya.
"Hihihi....mas ini kok grogi sih?"
Aku hanya malu-malu mendengar sindirannya.
Aku hanya memandangnya tanpa berkesip.
"Mas tahu ga, siapa aku?" tanya perempuan itu.
"Eh...nggak tahu."
" Kenalin mas, namaku Dewi. Aku ini adiknya mas Dewo lho".
"Hah....adikku?" dengan terkejut aku berseru.
"Iya mas....beneran".
" Sayang....sayang....", gumamku.
"Mas Dewo bicara apa mas?" tanyanya.
"Eh...enggak..enggak omong apa-apa..." jawabku gugup.
Aku kemudian berpikir....aku ini anak tunggal. Ga punya kakak ga punya adik.
Kok tiba-tiba punya adik yang cuanntiikkk begini.
"Bentar..bentar...kok aku bisa punya adik sih?"
Dewi tersenyum....dia menatapku lalu mulai bercerita.
Ternyata, setahun setelah kelahiranku, ibuku mulai mengandung lagi.
Tapi, saat kandungannya berusia 4 bulan, beliau keguguran.
Dengan sedih, janin yang masih berbentuk gumpalan daging itu, dikuburkan di samping rumah kami.
Dan Dewi ini adalah, calon bayi yang dikuburkan itu.
Kata Dewi, dia dipelihara oleh seorang perempuan cantik yang kata dewi adalh seorang peri.
Jadi, Dewi ternyata adalah "sesuatu" yang berasal dari calon bayi yang keguguran.
Aku masih bingung, bukankah bayi yang keguguran itu mati?
Lalu Dewi ini siapa?
Tapi, baiklah...karena ia mengaku sebagai adikku, ya aku terima saja lah.
Senang juga punya adik yang cantik.