Masturbasi itu Privasi, Tidap Perlu Dipublikasi

Beranda

...

The Lounge
Masturbasi itu Privasi, Tidap Perlu Dipublikasi

yusrilmahend927

21-09-2020 08:55

Masturbasi itu Privasi, Tidap Perlu Dipublikasi

“emang setiap cowo punya jadwal sendiri untuk melakukan masturbasi? Dan coba lu bayangin jika diri lu dijadiin imajinasi untuk itu (masturbasi)?” itulah salah satu kalimat dari ratusan pesan yang saling berbalas ketika sedang mendiskusikan beragam topik yang tidak pasti dengan salah satu teman dekat. Sebenarnya untuk mejawab dan mendengar kalimat semacam ini tidak terlalu sulit dan asing, namun yang menjadikan sebaliknya adalah pertanyaan dan pernyataan semacam ini dikeluarkan oleh seorang wanita. Selain binggung harus mulai dari mana untuk menjawabnya, keraguan juga muncul sebab komunikasi semacam ini dilakukan melalu sosial media yang memiliki banyak keterbatasan. Dapat saja terjadi saya menjawab A tetapi teman saya yang menerima pesan tersebut mengartikan serta menerimanya manjadi B, adanya distorsi.

Yang menjadi menarik adalah “kenapa teman saya bertanya demikian, serta apa yang melatar belakanginya.” Ini lah juga yang akan menjadi sedikit bahasan saya di thread ini. Usut punya usut ternyata ia pernah melihat story whatsapp seorang cowo yang berisi ungkapan terkait masturbasi serta cerita dari beberapa temannya yang juga cewe pernah mendapat pesan yang dapat digolongkan “Online sex harassment.”

Sekilas Mengenai Masturbasi

Dikalangan masyarakat umum khususnya remaja masturbasi sering kali dijadikan sebuah pembenaran untuk mencapai kepuasan, diantara alasannya bahwa masturbasi tidak ada resiko kehamilan, tidak menularkan infeksi sex, serta untuk meningkatkan kesehatan sexual dan lain sebagainya. Didalam jurnal prevalence, frequency, and Association of Maturbation With Partnered Sexual Behaviors Among US Adolescent, yang melakukan penelitian dengan sample 820 remaja (414 remaja pria dan 406 remaja perempuan) mengungkapkan perbedaan serta frekuansi masturbasi pada laki-laki dan perempuan. Bahwa remaja laki-laki pada usia 14 tahun 62,6% pernah melakukan masturbasi, sedangkan 72,7% pada usia 15 tahun, 78,1 pada usia 16 tahun, 80% pada usia 17 tahun. Kemudian pada perempuan 43,3% pada usia 14 tahun dan tidak banyak berubah pada usia 17 tahun yaitu 58%. Selanjutnya mengenai frekuensi masturbasi selama setahun terakhir pada sempel ini mengungkapkan bahwa pria melaporkan masturbasi setidaknya dua kali seminggu (49,1%), diantara wanita 45,5% mengungkapkan bahwa masturbasi beberapa kali pertahun, dan hanya 22,5%mengungkapkan masturbasi 2 kali dalam seminggu.

Masturbasi Itu Privasi Bukan Prestasi.

Terlepas siapa dan dimana seorang individu melakukan masturbasi hal tersebut seharusnya menjadi sebuah privasi bagi yang mempraktikannya. selain itu tidak ada larangan yang mengekang setiap individu untuk melakukan hal tersebut, namun beda konteks jika hal tersebut sudah memasuki ruang pribadi orang lain terlebih tidak mengenalnya dan membuatnya merasa terganggu. Hal semacam demikian sebenarnya cukup banyak terjadi terkhusus seorang perempuan yang menjadi korbannya, baik berupa pesan pribadi ataupun pada komentar postingan mereka seperti “foto kamu saya jadikan bahan coli, saya jadi nafsu melihat foto kamu.”

Seperti disebutkan tadi pada dasarnya masturbasti tidak ada larangan, namun ketika telah memasuki ruang pribadi dengan mengirim pesan demikian adalah sebuah pelecehan atau online sexual harassement. Singkatnya online sexual harassement mencakup berbagai macam perilaku yang menggunakan konten digital (gambar, vidio, postingan, pesan, halaman) pada berbagai platform berbeda (pribadi publik) yang dapat membuat seseorang merasa terancam, dieksploitasi, dipaksa, dihina, kesal, seksual atau diskriminasi). Di Indonesia sendiri terdapat setidaknya dua peraturan yang dapat menjerat perilaku demikian dimedia sosial yang melanggar kesusilaan, yaitu UU Pornografi dan UU ITE.

Kemudian apa yang didapat jika kita mempublikasikan atau memberitahu kepada individu lain terlebih lawan jenis bahwa kita masturbasi atau menjadikannya bahan untuk hal tersebut? Bila berharap individu tersebut tertarik dengan perilaku demikian sangat kecil sepertinya kemungkinanya. Malah sepertinya hal tersebut akan merugikan dan memperlihatkan bobroknya moral.

Diubah oleh yusrilmahend927 21-09-2020 09:00