pang5biruAvatar border
TS
pang5biru
Jaranan, Antara Klenik Dan Kesenian Sebagai Tuntunan Kehidupan


Perkembangan zaman seiring dengan perubahan pemikiran di masyarakat memungkinkan apa saja yang telah tertata di masa lalu harus berubah. Harus senada dengan selera masyarakat berbudaya modern yang cenderung menghendaki semuanya serba instan dan praktis.

Keadaan tersebut sangat berdampak pada kebanyakan kesenian tradisional. Terkhusus dalam hal ini adalah kesenian Jaranan dari Jawa Timur. Kesenian yang dapat tetap hidup adalah yang mampu beradaptasi dengan budaya modern.

Teramat miris memang, ketika melihat masyarakat yang hampir kesemuanya memiliki kecenderungan dan lebih memilih hiburan-hiburan modern yang kering tanpa makna. Perlahan tapi pasti segala bentuk seni dan budaya tradisional yang sangat sarat dengan makna dan nilai filosofi kearifan harus terkikis habis dan punah.

Maka diharapkan para seniman tradisional untuk terus berinovasi sehingga kesenian tradisional tidak punah dan ditinggalkan generasi muda dan turut membentuk karakter sebuah bangsa.

Tulungagung, terletak selatan pulau jawa. Dikenal sebagai kota marmer karena industri kerajinan marmernya,dan terkenal akan kopi cethe nya.



Kopi cethe khas Tulungagung

Tulungagung merupakan salah satu diantara daerah di jawa timur yang juga melestarikan kesenian jaranan.

Jaranan merupakan kesenian yang diambil dari cerita rakyat Kediri.
Jaranan adalah kesenian yang merupakan sebuah cerita rakyat dari Kediri, dimana seting kejadiannya diceritakan pada masa kerajaan Kahuripan.

Alkisah diceritakan putri di kerajaan kahuripan yang bernama Sanggramawijaya terkenal akan kecantikannya.
Karna kecantikannya tersebar ke penjuru nusantara, banyak raja-raja yang ingin mempersuntingnya.



Dewi Sanggramawijaya atau Dewi Kilisuci

Sebuah kesenian jaranan bisa diselipi dengan ajaran atau syiar agama,salah satunya oleh kesenian jaranan Mayonggo Seto Tulungagung.

kesenian yang bagi sebagian masyarakat identik dengan klenik,dikemes sedemikian rupa bukan hanya menjadi sebuah tontonan,tetapi sekaligus menjadi tuntunan hidup.



Pawang jaranan membakar kemenyan

Sebuah kesenian jaranan bisa diselipi dengan ajaran atau syiar agama,salah satunya oleh paguyuban kesenian jaranan Mayonggo Seto yang terletak di Desa Kepatihan Kabupaten Tulungagung.

Pada adegan rampokan atau adegan perang antara prajurit penunggang kuda, Bujangganong, Celeng, Macan dan Barongan yang merupakan cerita peperangan raja-raja dan utusan yang berpapasan ditengah jalan ketika akan berangkat melamar Dewi Sanggramawijaya, dikemas sedemikian rupa bukan hanya menjadi tontonan, tetapi sekaligus menjadi tuntunan hidup.

Kata Jaranan jika dilihat dari nilai keilmuan bisa mempunyai arti Ajaran Seng Tenanan.
Dilihat dari bahan yang dipakai membuat jaranan sendiri terbuat dari anyaman bambu yang dirangkai atau dianyam ke atas dan kebawah sedemikian rupa yang menggambarkan anyaman kesamping sebagai hubungan antar manusia dan anyaman ke atas adalah hubungan manusia dengan Tuhannya. Sehingga jaranan digambarkan sebagai pegangan hidup manusia atau ajaran seng tenanan.



Jaranan

Pemain yang menunggangi jaranan merupakan penggambaran dari manusia yang sudah tercukupi kehidupannya.
Cemeti atau pecut yang dibawa adalah merupakan pengendali hidup manusia dalam mengarungi kehidupan.
Lalu musik atau tabuhan dalam kesenian jaranan yang berupa kendang, gong, kenong dan lain-lain adalah merupakan gambaran dari godaan kenikmatan manusia di dunia.

Tokoh lainya dalam jaranan yang antara lain Singo barong yang merupakan gambaran dari nafsu angkara manusia dan Macan adalah gambaran dari amarah serta celeng adalah gambaran dari godaan wanita.
Jadi adegan rampokan merupakan cerita gambaran manusia yang diuji dengan segala godaan dalam mengarungi kehidupan.


Spoiler for Barongan:


Spoiler for Celeng:


Spoiler for Macan:


Di dalam pertunjukan jaranan pasti ada adengan kesurupan atau ndadi yang bertingkah laku memakan segala sesuatu diluar kodratnya sebagai manusia. Adegan ini bermakna manusia yang telah tergoda dan terbuai dengan segala sesuatu kenikmataan godaan dunia,atau bisa dikatakan mereka sedang kerasukan iblis.


Pemain jaranan yang sedang trans atau kerasukan

Pada klimaksnya adalah ketika sang pawang membakar perapian yang diisi dengan wewangian kemenyan. Nah seringkali disini banyak kalangan yang menilai bahwa kesenian jaranan berbau klenik karena membakar kemenyan. Padahal adegan ini adalah merupakan gambaran dari penyadaran diri untuk kembali ke asalnya masing-masing.




Pemain jaranan yang sedang kesurupan atau trans dihadapkan dengan wewangian dari kemenyan yang dibakar diatas bara api dengan tujuan iblis yang merasuki pemain jaranan ingat dengan asal mulannya dan segera keluar dari tubuh manusia untuk kembali ke asalnya,yaitu api. Dan manusia yang menghirup aroma wewangian dari kemenyan segera tersadar untuk kembali menjadi manusia sesuai dengan kodratnya.


Spoiler for Pertunjukan Jaranan Mayonggo Seto:


Sumber gambar: dok pribadi


Terimakasih sudah mampir ke thread ane gan

Menerima kritik saran dan masukan di kolom komen ya

emoticon-Shakehand2emoticon-Toast
Diubah oleh pang5biru 10-09-2020 18:41
indramamoth
ujellyjello
crazyidea
crazyidea dan 23 lainnya memberi reputasi
24
5.5K
95
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Tampilkan semua post
Fauzibae500Avatar border
Fauzibae500
#3
Iya hampir sama
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.