Menjelang Agustus, angin sedang kencang-kencangnya. Dan inilah waktu istimewa bagi pecinta layangan dalam menyalurkan hobinya. Kesempatan seperti ini telah menjadi kebiasaan dan musim bagi pemain layangan menunjukkan aksinya.

Ada berbagai macam permainan dan istilah dalam dunia layangan, tergantung pada daerah tempat layangan dimainkan. Tapi, secara umum ada kesamaan permainan. Misalnya, adu kekuatan senar saat layangan berduel di udara, dan lomba keunikan layangan.

Perlu diketahui, penghobi layangan ini bukan hanya dari kalangan usia remaja saja, bahkan tak sedikit usia dewasa yang masih gandrung dengan layangan. Mungkin yang jadi pembedanya, pemain senior jarang sekali berkumpul dengan junior. Ketika dilapangan, segmen antara senior dan junior beda. Pemain senior bertemu dengan lawan yang sama-sama senior, begitupun yang junior.

Ditempat kami, permainan adu layangan adalah permainan paling populer dan selalu ramai. Kenapa begitu? Sebab, para pemain ini membuat kelompok kecil sebagai grup. Kelompok kecil ini biasanya beranggotakan 5 - 10 orang. Di lapangan, pertarungan yang terjadi adalah antar grup. Masing-masing grup punya ciri khas layangan tersendiri, bahkan dengan kostum yang tidak sama. Dan tak lupa, ada bagian kecil lain yang juga masuk dalam bagian permainan layangan. Yaitu, kelompok pemburu layangan yang putus.

Dalam hal menentukan lokasi lapangan, pemain senior jauh lebih bijak. Hal ini atas pertimbangan kenyamanan dan agar tidak mengganggu kepentingan umum. Namun, ada saja pemain yang seenaknya saja, dan menganggap bahwa aktifitasnya tidak mengganggu orang lain. Padahal, ada beberapa kejadian fatal dari permainan layangan yang mengancam nyawa. Berikut beberapa kasus yang kerap terjadi saat bermain layangan.



1. Leher Pemotor Terluka Akibat Senar

Kasus seperti ini berulang kali terjadi. Padahal korbannya tak sedikit yang hampir kehilangan nyawa. Sementara, senar yang digunakan oleh pemain layangan sudah dilapisi atau digelasi, istilahnya. Jadi, senar akan menjadi tajam dan kuat. Bisa dibayangkan ketika senar melintang ditengah jalan, dan di saat bersamaan ada pemotor yang melintas. Lalu mengenai pemotor pada bagian kulit atau organ tubuh yang tidak terlapisi kain, akibatnya pasti fatal.

Bahkan ada beberapa korban yang sampai harus menjalani perawatan di rumah sakit, karena mengalami luka yang cukup serius pada bagian leher. Juga ada yang mengenai lengan, meski telah memakai baju lengan panjang. Kesimpulannya, senar sangat tajam dan berbahaya.



2. Listrik Padam Akibat Senar

Dimusim layangan, masyarakat dan PLN saling mengingatkan tentang pemadaman listrik secara mendadak yang diakibatkan oleh senar layangan. Seperti halnya pada kasus pertama, kekuatan senar serta ditambah dengan dorongan angin, lalu ketika layangan tersangkut pada kabel listrik, maka kemungkinannya kabel tersebut akan mengalami konslet. Sehingga terjadilah pemadaman otomatis yang mencakup area kabel tersebut. Dalam hal ini masyarakat dan PLN yang dirugikan.



3. Pemburu Layangan Tertabrak

Pada bagian ini memang sedikit berbeda. Para pemburu layangan yang putus, biasanya digandrungi oleh anak-anak remaja. Dari saking semangatnya, pemburu ini berlomba-lomba untuk mendapatkan layangan yang putus. Bahkan sampai tak sadar bahwa sedang berada di jalan raya. Layaknya pemain motocros, mereka kerap trabas jalan raya. Pada kasus ini, tak sedikit pemburu yang alami kecelakaan dengan kendaraan hingga meregang nyawa.

Demikian kira-kira, beberapa fakta dan kasus tentang hobi layangan ditempat kami. Semoga dilain tempat hal serupa tidak terjadi. Jangan sampai hobi layangan berubah jadi petaka. Semoga tulisan ini bermanfaat, salam kami; Kaskuser Situbondo