JKT..
Forty Eight!
JKT...
Forty Eight!




Teriakan-teriakan riuh seperti itu beberapa saat yang lalu pernah membahana pada konser-konser group yang pernah sukses di belantara musik Indonesia. Penggemar group itu pun berjibun, khususnya para ABG. Ada yang masih ingat? Tepat! JKT 48.

Setelah beberapa saat membumbung, group yang ikonik dengan anggota para cewek kece diformat ke Jepang - Jepangan itu pun agak meredup. Tetapi tiba-tiba saja kini namanya kembali disebut-sebut di jagad maya. Gara-garanya  ulah dari mantan personelnya, Adhisty Zara yang menggemparkan jagad maya.

Ya, pada Rabu malam, 19 Agustus 2020, Adhisty Zara menjadi trending topik di twitter gara-gara postingan diinstagramnya yang dianggap tidak senonoh. Pada postingan video di akun @zaradshty tampak Zara dengan seorang laki-laki yang diduga kekasihnya, Zaki Pohan memegang bagian dada Zara. Setelah itu mereka berdua tertawa lepas. Atas kejadian itu banyak komentar negatif menyerbu Zara. Akhirnya profil instagramnya pun dihapus dan semua kolom komentar dimatikan.

Ulah Zara dan Zaki inipun kembali mengingatkan kita pada JKT 48, group di mana dulu Zara bernaung. Group yang dulu pernah sukses dan kini sedikit meredup.




Salah satu bukti kesuksesan dari JKT 48 adalah namanya digunakan untuk menamai kelompok lain, JKT 58 dan JKT 42. Adakah yang tahu apa maksud dari dua nama terakhir itu?




Uniknya jika JKT 48 adalah group dalam dunia musik, JKT 58 dan JKT 42 sangat jauh dari itu. JKT 58 dan JKT 42 adalah berkaitan dengan situasi politik yang memanas di Ibu Kota Jakarta ketika Pemilihan Gubernur Tahun 2017 lalu. Sebutan ini biasanya digunakan oleh para netizen di media-media sosial atau kolom komentar berita - berita online, yang tak jarang bisa juga berujung pada bahan bulian.

JKT 58 adalah julukan yang diberikan kepada masyarakat yang memilih Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada Pilgub 2017 lalu. Pada Pilgub yang berlangsung dua putaran itu akhirnya pasangan Anies - Sandi menang dengan perolehan suara sekitar 57,95 persen. Supaya lebih catchy, angka itu dibulatkan menjadi 58 persen. Diperolehlah singkatan JKT 58. JKT singkatan dari Jakarta. 58 merujuk pada besarnya pemilih yang memilih Anies - Sandi. JKT 58 digunakan karena sebelumnya masyarakat Jakarta telah mengenal JKT 48 yang populer.

Sementara itu JKT 42 merujuk pada masyarakat yang memilih pasangan Basuki Tjahaya Purnama atau yang akrab disapa Ahok dengan Djarot Saiful Hidayat. Ahok - Djarot pada Pilgub DKI tahun 2017 mendapatkan suara sekitar 42,05 persen. Angka itu dibulatkan menjadi 42. Jadilah JKT 42 adalah julukan dari masyarakat yang memilih Ahok - Djarot.

Setelah sekian lama Pilgub 2017 berlalu, sebutan JKT 58 dan JKT 42 masih saja di bawa - bawa. Contohnya pada berita sekitar banjir di DKI Jakarta pada April 2019 lalu, ada netizen yang berkomentar menggunakan istilah ini. 

Pada berita di Merdeka.com, 26 April 2020, yang berjudul Anies Soal Wilayah Jakarta Banjir: Kita Terima Air dari Hulu ada seorang netizen yang menamakan diri Yohanes Jagad Perkasa berkomentar yang intinya mengucapkan selamat menikmati banjir pada JKT 58. Di sisi lain ia berdoa semoga JKT 42 baik-baik saja.

JKT 58 dan JKT 42, anda dulu pilih mana?
Tetapi itu dulu, saat Pemilu. Hal itu sudah berlalu sekitar tiga tahun lalu. Sekarang sudah selayaknya dua kelompok tidak salingn mengolok. Tetapi bersatu untuk DKI Jakarta yang lebih baik dan maju.

JKT 58 atau JKT 42? Saya IDN 100 saja...I]


Referensi:

1. https://www.merdeka.com/jakarta/seju...k-semalam.html