hikayat0120Avatar border
TS
hikayat0120
DIARY SEORANG JURNALIS (PART 1)



_______


DIARY SEORANG JURNALIS (Part 1)



Gerimis makin lama semakin kerap. Malam menggulung hari menjadi kelam. Sesekali guntur dan kilat bersahutan. Aku menepi sambil bersandar di tiang carport sebuah ruko.

Rencanaku malam ini menjemput Elin di galery muslim tempat ia bekerja sebagai kasir. Aku sendiri cuma seorang jurnalis amatir. Modal muka ganteng, senyum manis, jago nulis, plus kamera canon pinjam.

Terus kok pede abis ya? Punya pacar yang nyentrik, cantik, nurut lagi. Itu bencana bagi Elin. Padahal sebelum jadi pacar, si Elin harus menerobos banyak fans. Kasihan juga sih.

"Iya ... Iya ... Ini juga lagi nungguin reda, sabar sih," Elin mulai cerewet karena aku belum datang-datang juga.

"Mas, boong."

"Ya ampun. Gak percaya amat. Ya udah vcall."

Pusing juga punya predikat nama EX PLAYBOY. Bilang ini itu gak ada yang percaya. Yang penting kan aku sudah usaha.

Dari layar ponsel wajah Elin terlihat lucu. Gadis manis berdarah Sunda Tomohon, dengan tubuh mungil, kulit putih susu juga rambut sebahu itu manyun. Rupanya ia bosan menungguku.

"Ngambek mulu. Cium nih."

"Mas!"

"Apalagi ... emang gak liat? Mas lagi nungguin hujan?"

"Tapi udah kemaleman ...." Elin merajuk. Makin tambah lucu aja tuh cewek.

Punya pacar sebenarnya bikin repot. Telat dijemput katanya ngaretlah, gak bisa dipercayalah. Tidak pernah janji dibilang cueklah, gak sayanglah. Kadang aku bete juga. Tapi Elin lucu. Manja-manja gimana gitu.

"Ya udah, kalo kelamaan nunggu mas, pulang duluan gih, naik ojek."

"Gak mau. Maunya sama, Mas."

Aku tersenyum. Semua perempuan itu sama aja. Hobinya ngambek tapi kalo ditantang beneran, gak berani.

Masih saja rintik hujan basahi malam. Dingin mulai meliputi seluruh suasana begitu juga hatiku. Kutarik napas perlahan membayangkan hidupku lima tahun ke depan ... Kira-kira apa masih semiskin ini?

Harusnya di usia kepala tiga hidupku sudah seperti mereka yang menjadi ayah anak dua. Tapi nyatanya? ... Haaah.
Bagaimana kalau kutinggalkan Elin yang kekanak-kanakan itu, lalu kucari yang lebih dewasa? Aku seperti sudah malas menjadi pengasuh anak kecil.

***

Piagio PX tua kularikan menuju galeri muslim MECCA, yang berada di kawasan ruko Buaran. Meskipun gulita menambahkan legamnya. Jalanan masih tampak semarak. Anak-anak muda terlihat kongko-kongko di beberapa ruko, toko dan drive in thru restaurant

Tampak sosok Elin yang berdiri resah di depan galeri. Matanya melihat ke kanan dan kiri mencariku.

"Hai ... lama, ya?" tegurku sambil membuka kaca helm. "Ayo naik."

Duduklah ia dengan posisi menyamping. Seperti biasa tangan mungilnya merangkul pinggangku.

Vespa berjalan perlahan. Kami membelah malam dengan diam. Semenjak bersama memang terhitung dengan jari kami bertengkar. Bahkan hampir 'tak pernah terjadi.

Entah mengapa ... Elin tak pernah membuatku berang. Apapun yang terjadi di antara kami justru membuatku sering tertawa. Itulah mengapa aku tidak percaya dia pacarku. Mungkin lebih tepatnya kita berteman. Yaaa ... teman dekat. Karena rindu juga tak pernah hadir di antara kita, apalagi dengan rasa cemburu ... mustahil rasanya.

"Besok aku gak bisa antar jemput, ya."

"Mas mau kemana?"

"Deadline job ... biasa ada liputan luar kota. Bisa jadi aku juga tidak pulang selama seminggu."

"Kok lama?"

"Aku ke Cipatat meliput eksploitasi berlian hitam."

"Tapi jangan lupa kabarin kalo senggang waktu."

"Insya Allah."

Perjalanan menuju kos-kosan tempat tinggal Elin hampir sampai. Jatinegara kaum masih ramai dipadati penikmat jalanan. Malam ini pukul 21.00 WIB. Perutku sedikit keroncongan. Tapi masih bisa kutahan. Hari ini fix, memang kantongku sudah cekak, sedang gajian masih seminggu lagi.

"Dah ya, mas pulang." Selesai kuantar sampai depan pagar, aku pun pamit. Elin mengejar lalu memelukku dari belakang.

"Makasih ya." bisiknya sambil mengecup pipiku.

Banyak cinta di bola kaca lentik itu. Cinta yang tak pernah bisa kubalas, sebab otakku lebih penuh dengan kemiskinan dari pada roman picisan.
Kutepuk-tepuk punggung tangannya. Gadis itu pun melepaskan pelukan lalu pergi meninggalkan pelataran.


Hikayat0120
Bersambung ....

______

Jangan lupa like, follow dan subscribenya, Kakak😊🙏
0
264
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.6KThread27.1KAnggota
Tampilkan semua post
zenaaldianAvatar border
zenaaldian
#1
Nitip sendal...
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.