Lucu sekaligus Kasihan





Hai, Sahabat Kaskus ... Semoga selalu sehat dan sukses, ya. Aamiin. Kali ini ane ingin berbagi informasi tentang kisah kesetiaan sang Kiper yang legendaris dari Charlton Athletic.


Sepak bola adalah permainan yang sudah sangat populer dari dulu. Permainan dengan dua tim perlawanan, memperebutkan bola "goal".


Permainan yang merupakan salah satu olahraga dunia ini. Sudah ada sejak Zaman Dinasti Han (Tiongkok), lalu menyebar luas ke beberapa negara. Dalam sepak bola tim pemain akan mencoba berhasil membobol pertahanan masing-masing. Dengan memasukkan bola ke gawang, harapan terakhir saat bila mendekati gawang berada pada tangan kiper. Kiper bertugas menjaga agar gawang tidak kemasukan bola dari tim lawan.


Berbicara tentang sepak bola, mantan kiper legendaris Sam Bartram dari Charlton Athletic, beberapa kali berhasil memenangkan pertandingan. Di mana dirinya sudah menguasai dan mencintai sepak bola sedari masih duduk di bangku sekolah. Awalnya dirinya adalah pemain, saat kiper mengalami kecelakaan, dirinya diunjuk menjadi kiper. Dan ternyata memiliki keahlian luar biasa.





Akan tetapi sejarah tidak akan habis untuk mengupas kemampuan dari talenta Sam Bartram di dunia sepak bola. Salah satunya kisahnya yang membekas adalah kesetiaannya pada Charlton saat menjadi kiper. Kala itu pertandingan antara Charlton dan Chelsea, pada Desember 1937. Tepat musim Natal dan musim penghujan selalu menjadi hal yang menjadi tantangan di bulan Desember.


Kabut menyelimuti lapangan saat permainan berlangsung, selama beberapa menit lamanya pertandingan masih berlanjut, akan tetapi setelahnya diberhentikan karena kabut mulai terlihat tebal.





Sam Bartrem masih terus berdiri menjaga gawang, padahal pertandingan sudah berakhir selama 20 menit lamanya. Dirinya berpikir pihaknya sedang dalam kemenangan, karena bola lawan tidak ada yang mencoba masuk ke gawang. Padahal penonton dan pemain sudah lama meninggalkan lapangan. Tak lama tampak titik di kejauhan, dirinya mengira lawan mulai mendekat, ternyata seorang Polisi yang menuju ke arahnya dan bertanya sedang apa dia di sana. Akhirnya Sam Bartrem kembali ke ruang pengganti, teman-temannya menertawakannya sesampai di sana.


Zaman dulu, stadion tidak seperti sekarang, ada yel yel penonton yang sorak ramai. Fasilitas penunjang seperti lampu dan mikrofon. Pada masa itu semuanya tidak seperti saat ini. Sehingga Sam Bartrem tidak mengetahui kalau pertandingan sudah berakhir.


Tega bener ya teman-temannya. Harusnya mereka memanggil dan memberi tahu Sam pertandingan sudah usai. Ini malah sengaja ngerjain 😆


Karena kisahnya yang kocak, sedih sekaligus menggelikan ini, negaranya membangun patung sebagai tanda mengingat kisahnya ini.


Bagaimana, Sahabat Kaskus ... Apa pendapat kalian tentang Sam Bartrem? Silahkan berdiskusi dengan santun dan santuy, ya. Yuk Belajar Bersama Bisa dan Terima kasih 😊😊


Sumber :
Di sini
Di sini