• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Diusir Karena Menikah dengan Pria Kulit Hitam, Nasib Mereka Kini Justru Bahagia

abimmanyuAvatar border
TS
abimmanyu
Diusir Karena Menikah dengan Pria Kulit Hitam, Nasib Mereka Kini Justru Bahagia
emoticon-heartemoticon-heartemoticon-heart
emoticon-heart "Cinta menaklukkan semua"
 - William Shakspeare emoticon-heart

emoticon-heartemoticon-heartemoticon-heart

Agan sista setuju ga dengan kutipan diatas? Dengan cinta, kamu bisa menaklukan semuanya. Mungkin kalian pikir ini hanya beraku di film-film percintaan saja, tetapi ternyata tidak loh! Ini dibuktikan oleh sepasang kekasih bernama Mary dan Jake.



Spoiler for Mary dan Jake:


Beberapa tahun yang lalu, Mary dan Jake merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-70. Kisah cinta mereka memang luar biasa. Bukan hanya dari kenyataan bahwa mereka bisa bertahan selama tujuh dekade lebih, tetapi bagaimana perjalanan mereka saat memulai kisah cintanya.


Emang ada apa sih? emoticon-Bingung (S)emoticon-Bingung (S)



Mary adalah kulit putih, sedangkan Jake kulit hitam. Pada waktu itu, sentimen kebencian terhadap kulit hitam sangatlah tinggi. emoticon-Takut (S)emoticon-Takut (S) 

Bahkan ketika Mary mengatakan ingin menikah dengan Jake, ayahnya mengancam akan mengusir Mary dan tidak boleh kembali lagi.

Kisah cinta mereka dimulai tahun 1940-an, dimana isu warna kulit begitu dipermasalahkan. Jake berasal dari Trinidad. Saat itu ia yang merupakan bagian dari pasukan Amerika ditugaskan di Burtonwood, Inggris, dekat dengan rumah Mary di Lancashire.

Saat itu mereka berada di perguruan teknis yang sama. Di sana, Mary mendapatkan pelajaran mengetik dan menulis singkat, sedangkan Jake mendapatkan pelatihan dari Angkatan Udara

"Dia bersama sekelompok teman kulit hitamnya memanggil saya untuk berbicara. Aku awalnya tidak mengetahui bahwa mereka berbicara bahasa Inggris, namun Jake dan saya mengobrol. (Aku ingat) Dia mengutip salah satu quote dari Shakespreare yang begitu saya suka," ungkap Mary saat ia pertama kali bertemu dengan Jake.




Beberapa bulan setelah pertemuan pertama, mereka memutuskan untuk piknik. Sayangnya mereka tertangkap oleh seorang wanita kulit putih yang tengah bersepeda, dan lantas mengadukan Mary kepada ayahnya. Semenjak saat itu Mary dilarang bertemu dengan Jake lagi.


Jake kemudian kembali ke kampung halamannya, namun mereka tidak berhenti untuk bertukar surat. Beberapa tahun kemudian Jake kembali ke Inggris untuk mencari pekerjaan. 



"Dia mengajakku untuk menikah, saat itu umurku baru 19 tahun. Ayahku mengusirku dan aku hanya membawa koper kecil bertuliskan namaku. Bahkan tidak ada satu pun keluargaku yang datang di pernikahan kami pada tahun 1948." 



"Tahun pertama pernikahan kami di Birmingham terasa seperti neraka. Aku menangis setiap hari dan hampir tidak makan. Tidak ada yang mau berbicara kepada kami. Kami kesulitan mencari tempat tinggal karena tidak ada yang mau menyewakan untuk kulit hitam, kami juga tidak memiliki uang," ungkap Mary.






"Orang-orang akan menunjuk kami saat kami berada di jalan. Kemudian ketika putra saya meninggal ketika baru berusia 8 bulan, itu benar-benar menghancurkan hati saya dan saya berpikir untuk tidak memiliki anak lagi." emoticon-Frownemoticon-Frown emoticon-breakheart

Namun perlahan, kehidupan mereka semakin membaik. Mary mendapat pekerjaan sebagai guru yang berakhir menjadi wakil kepala sekolah. Sedangkan Jake yang awalnya bekerja di pabrik, pindah ke Kantor Pos. 

Sedikit demi sedikit mereka berhasil berteman dengan tetangga, namun prosesnya sangat sulit.

"Aku selalu bilang kepada temanku sebelum mereka ingin bermain ke rumahku, suamiku adalah pria kulit hitam," semenjak saat itu beberapa temannya tak pernah berbicara dengan Marry lagi.

Ayah Mary meninggal ketika Mary berumur 30 tahun. Meskipun sudah berkali-kali melakukan rekonsiliasi, ayah Mary tetap tidak bisa menerima Jake. 




Jake mengungkapkan bahwa dirinya sangat beruntung telah bertemu dan menikahi Mary. "Namun yang membuatku sedih adalah ketika kami tidak dapat diterima oleh orang-orang (pada saat itu). Sekarang, aku selalu bilang kepada anak muda, bahwa kamu tidak akan tahu seperti apa rasanya benar-benar dicintai," ungkap Jake. 

"Ketika aku tiba di Inggris aku mengalami pelecehan setiap hari. Aku ingat seorang pria menggosokan tangannya di leherku hanya untuk mengetahui apakah kotoran (warna hitam) di leherku bisa hilang atau tidak." 



Spoiler for Mary dan Jake:


Ia juga mengingat masa-masanya tidak bisa bekerja di kantor karena dianggap sebagai ancaman terhadap beberapa wanita kulit putih. 

Beberapa tahun lalu mereka merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-70. Mereka pun hidup bahagia dan saling mencintai satu sama lain. Seperti kata William Shakspeare, "cinta menaklukkan semua." emoticon-Wowcantik



Makasih ya sudah baca thread ini!


emoticon-2 Jempolemoticon-Cipokemoticon-2 Jempol


Spoiler for Sumber:






andretarina
chachocha
lsenseyel
lsenseyel dan 63 lainnya memberi reputasi
62
10.5K
168
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Tampilkan semua post
marywiguna13Avatar border
marywiguna13 
#41
Cinta menaklukkan semua? E*ek lah..

Gw pernah CINTA dengan tiga orang laki-laki yang ketiganya ngajak ke pelaminan. Tapi kenyataannya CINTA tersebut justru ditaklukkan oleh orangtua yang tidak memberikan restu gegara beda agama.

emoticon-Ngakak

Kalo cinta menaklukkan semua, mestinya perbedaan agama juga ga jadi halangan dong.
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.