Di zaman serba canggih saat ini, uang adalah hal yang banyak orang cari. Tak heran kalau kondisi di zaman sekarang anak sering dirumah bersama pembantu dibandingkan orang tua.

Biaya hidup yang tinggi memaksa Istri untuk berjibaku mencari uang, apakah hal ini salah? Secara kodrat harusnya "iya" tapi secara peradaban dimana zaman semakin berubah, hak asasi wanita sudah disejajarkan dengan lelaki hal seperti itu sudah biasa. Tak ada yang salah dan harus disalahkan, dunia berganti peradaban juga tak bisa disamakan dengan masa lalu.



Dahulu satu lelaki bisa memiliki banyak wanita, kalau sekarang punya banyak wanita bisa disebut ganjen, genit, ga tau diri, fackboy dan anggapan negatif lainnya. Saat ini tidak ada wanita yang ingin dimadu, maka poligami sudah tak relevan di abad 21. Hanya akan menjadi nyinyiran kaum tetangga, itu lelaki doyan nikah dah kaya ayam aja.

Ya serendah itu strata orang yang berpoligami, apalagi yang berganti-ganti wanita tanpa ada ikatan pernikahan. Dianggap kumpul kebo, strata hewan terus disematkan pada mereka yang suka bermain pada lebih dari satu wanita.



Maka banyak Istri di zaman modern mempunyai rezekinya sendiri, bahkan ada juga karirnya lebih tinggi dari suaminya. Hartanya lebih banyak dari sang suami, bahkan bisa terjadi rasa iri dan rendah diri oleh lelaki yang hidupnya selalu dibawah ketiak sang Istri.

Harga dirinya sebagai lelaki seperti tidak ada lagi, dan kepemimpinan rumah tangga seakan diambil alih karena gaji istri lebih besar dari sang suami.

Secara aturan menurut pendapat saya gaji istri bukan milik suami, tapi kalau si Istri memberikan secara ikhlas untuk keperluan suami maka tak jadi soal. Yang repot kalau suami memaksa gaji istri dipegang olehnya, dan suami yang mengatur keuangan. Secara tak langsung suami sudah menyalahi aturan main dalam rumah tangga.

Namun kalau secara sadar istri oke saja ya ga masalah, namun banyak istri yang ngedumel, uring-uringan ketika gaji mereka di pegang oleh suami. Kebutuhan wanita tentang alat kecantikan, shoping, dll akan terhambat dan bila masalah ini memuncak akan terjadi perselisihan.

Harta suami seharusnya untuk keluarga dan orang tua, tapi sekarang banyak lelaki pengangguran gara-gara tak ada lahan kerja. Dari Presiden sampai tukang ojek online semuanya bisa dikerjakan oleh wanita.



Lagipula wanita sekarang tak bisa disamakan seperti zaman Siti Nurbaya, perlawanan akan ada karena ia memiliki karir, gelar pendidikan, status sosial yang sudah sama derajatnya dengan lelaki. Kalau diatur-atur bisa terjadi perang barata yudha.

Untuk ini komunikasi sangat diperlukan, lelaki sekarang tidak bisa seenak jidatnya sendiri. Perlu adanya lobby-lobby politik dalam rumah tangga, itulah sebuah rumah tangga yang kerap sekali perceraian menjadi solusi ketika perselisihan kecil terjadi.



Saya anggap permasalahan sepele bisa memicu divorce, karena wanita saat ini punyak hak menentukan hidupnya sendiri. Jangan heran kalau sekarang banyak janda bertebaran, dari golongan artis hingga wong cilik. Dan rata-rata penyebabnya ekonomi, tidak ada komunikasi, atau si lelaki mata keranjang dan wanita mata duitan hingga segala cara halal untuk ditempuh, termasuk mendekati laki orang?

Lantas apa pendapatmu nih gan? Melihat fenomena yang sering terjadi di sekitar kita. Saya, c4punk see u next thread.