i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Jokowi Ungkap 5 Provinsi dengan Penanganan Corona Terbaik, Ini Daftarnya


Jokowi Ungkap 5 Provinsi dengan Penanganan Corona Terbaik, Ini Daftarnya

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi penanganan virus Corona (COVID-19) di lima provinsi di Indonesia. Kelima daerah tersebut dinilai berhasil mengendalikan virus Corona berdasarkan parameter Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
"Saya mengapresiasi kerja provinsi-provinsi, Bapak-Ibu sekalian para Gubernur, dan dalam penanganan COVID-19, ini dari seluruh parameter yang kita miliki memang DIY (DI Yogyakarta) yang paling baik, Pak Wagub, nggih. Bangka Belitung, juga masuk, ini yang, yang 5 besar yang baik. Bangka Belitung, Pak Gub Aceh juga masuk, yang ketiga. Sumbar juga masuk, Sumbar..., dan Gorontalo. Ini dengan parameter-parameter yang dimiliki oleh Gugus Tugas Pusat," kata Jokowi.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat memimpin rapat pengarahan kepada para gubernur mengenai percepatan penyerapan APBD 2020 di Istana Kepresidenan Bogor seperti dalam keterangan tertulis di situs Setkab, Rabu (15/7/2020). Jokowi juga memuji penanganan Corona di Papua Barat karena banyak pasien positif Corona yang dinyatakan sembuh.

"Tapi yang lain saya lihat juga pengendaliannya baik. Saya tadi baru berbicara misalnya dengan Pak Gubernur Mandacan-Papua Barat, pengendaliannya yang sembuh banyak dan yang meninggal 4 (orang). Ini, yang sekarang ini, target dunia itu sekarang bagaimana menekan angka kematian," ujar Jokowi.

Jokowi mengajak semua pihak untuk meningkatkan angka kesembuhan Corona. Selain itu, pemerintah terus berupaya menekan kasus positif Corona agar semakin turun.

"Yang kedua, bagaimana tingkat kesembuhannya setinggi-tingginya. Dua ini yang sekarang dikejar oleh negara-negara di dunia karena apa, mengendalikan COVID-19-nya, kasus positifnya sangat sulit, penekanannya ada di dua hal itu. Tapi kalau bisa tiga-tiganya, kasus positifnya turun, berarti positivity rate-nya..., persentasenya juga turun tetapi angka kesembuhan dinaikkan, angka kematian diturunkan serendah-rendahnya. Bukan barang yang gampang tapi sekali lagi, ini bukan barang yang gampang," ujar dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berpesan agar semua pemerintah daerah mempunyai manajemen krisis yang efektif. Selain itu, para pejabat di daerah diminta bekerja ekstra-luar biasa.

"Semuanya harus ganti channel semuanya, nggak bisa kita normal-normal, channel-nya harus ganti semuanya. Dari channel ordinary pindah channel ke extraordinary. Dari channel yang cara kerja bertele-tele, rumit ke cara-cara kerja yang cepat dan sederhana. Semuanya harus diubah seperti itu," tutur Jokowi.

Jokowi menilai situasi saat ini sangat sulit bagi seluruh negara. Karena itu, dia meminta penanganan Corona tidak cukup dengan biasa-biasa saja.

"Ini situasinya betul-betul situasi yang luar biasa sulitnya. Mengendalikan dua hal yang ini, ekonomi dan kesehatan ini, betul-betul harus terjaga dengan baik. Enggak bisa lagi kita kerja dengan SOP normal, enggak bisa. Kita harus kerja dengan SOP yang shortcut, ada terobosannya. Jadi, anak buah ajak untuk masuk ke sana, biar cepat kerja kita," ujar Jokowi.

sumber

********
Jika ada pihak atau orang yang mengatakan bahwa pernyataan Jokowi ini bernuansa politis, jelas salah besar. Nyatanya Jokowi tidak menyebut sama sekali 3 kepala daerah yang mungkin naik daun saat pandemi Corona. Ya, mungkin saja mereka benar kerja. Yang jadi masalah, bekerja untuk masyarakatnya atau bekerja untuk popularitas namanya. 3 orang ini, yang satu ahli tiktok dan aktif di twitter, yang satunya selebgram, yang satunya lagi ahli drama panggung.

Kalau masih ada yang penasaran dan kepo, apakah ucapan Jokowi ini murni berdasarkan parameter yang dibuat gugus tugas, ya silakan saja dicari-cari, apa partai asal para pemimpin daerah yang disebut Jokowi, atau minimal partai pengusungnya.

Parameter pemerintah jelas dan terarah. Semua berdasarkan penilaian gugus tugas. Bukan penilaian buzzer. Bisa saja buzzer bilang, oh pemimpin anu diwawancara majalah luar negeri. Oh pemimpin anu dibilang berhasil oleh WHO. Oh pemimpin anu dijadikan parameter penanganan Covid-19. Sah-sah aja. Bebas.

Terlepas dari banyaknya minus yang dipertontonkan oleh pejabat pusat dalam penanganan corona ini, nyatanya apa yang diucapkan oleh WHO benar adanya. Sekarang ini yang terpenting adalah upaya penyelamatan dan menghindari kematian yang tinggi ditengah gempuran jumlah positif corona yang semakin tinggi. Dan jumlah rakyat yang positif corona bisa semakin cepat tingginya juga karena upaya test swap semakin gencar, meskipun tak lepas dari pelonggaran PSBB dan interaksi masyarakat yang semakin jenuh dengan pandemi ini.

Suka atau tidak suka, harus diakui bahwa dibalik musibah wabah corona yang melanda dunia, dibalik usaha pemerintah pusat menjaga ekonomi dan kesehatan maju bersama-sama dan tetap terjaga, ada pihak-pihak yang terus merongrong dengan isu macam-macam, berharap agar negeri ini kolaps dan rusuh. Berdasar pesanan penyandang dana, mereka-mereka yang semakin jelas gonggongannya, membawa keanehan, sebab semua gonggongannya sama dan seragam. Dan terbukti berdasar fakta foto-foto dilapangan, para penyandang dananya keluar kandang menampakan diri tanpa malu-malu lagi.

Jika kedepannya Indonesia bisa keluar dari cobaan ini dengan tetap tegak berdiri, maka bukan cuma pemerintah pusat yang berhasil, akan tetapi seluruh rakyat Indonesia lah yang menjadi pemenangnya, karena mereka bisa tetap berpikir jernih demi negeri ini, tanpa mau diprovokasi oleh mereka, para penjual agama, para pendompleng jabatan di lembaga agama, para penyandang dana, hingga ke kroco-kroconya yang mirip kutu, yang selalu membuat gatal.

Terlepas dari itu semua, benar apa kata Jokowi. Sekarang ini yang diperlukan adalah kecepatan bertindak. Ibarat shortcut, maka tool itu adalah jalan pintas untuk mengeksekusi sebuah perintah yang tepat. Tidak perlu banyak kata, tidak perlu banyak kerjaan bertele-tele. Dengan shortcut, maka sebuah program dapat dieksekusi dengan kombinasi tombol yang bisa diidentikan dengan sebuah kerjasama antar lembaga atau instansi. Tak perlu juga terjebak pada istilah apapun juga yang sebenarnya hanya ingin kelihatan berbeda.

Shortcut inilah yang seharusnya digunakan untuk mengeksekusi sebuah perintah atau program dengan cepat.

Dan keahlian menggunakan shortcut jelas berbeda dengan keahlian lepas tangan atau menyembunyikan tangan, menyembunyikan diri, atau bahkan banyak bicara didepan pewarta berita.

Begitulah.






Diubah oleh i.am.legend. 15-07-2020 20:31
rinandya
ongkosas
tien212700
tien212700 dan 40 lainnya memberi reputasi
35
12K
171
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.7KThread40.1KAnggota
Tampilkan semua post
TOYIBAvatar border
TOYIB
#4
jogja terbaik ? emoticon-Big Grin

coba lihat malioboro
almunajib
galuhsuda
didit.d
didit.d dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.