Aku terbangun di sebuah kamar yang sangat indah dan bersih.
Lah...kok aku bisa disini? Aku bangun dan melihat sekeliling.
Kamar siapa ini...rapi, wangi dan mewah.
Kamarku kan mirip kapal pecah...
Pintu kamar terbuka, dan masuklah seorang gadis yang sangat cantik.
Tapi di mukanya terpancar kesedihan.
Setelah aku amati, ternyata gadis itu adalah Sisi. Iya...Sisi...
Dengan balutan gaun putih yang nampak elegan, dia tampak sangat cantik.
Namun kecantikannya tertutup oleh aura kesedihan.
"Mas Dewo sudah bangun?" tanya Sisi
"Iya...tapi ini kamar siapa? Aku di mana?"
"Tenang mas, ini kamarku kok. Mas Dewo sekarang ada di duniaku Mas," jawab Sisi.
"Kok aku dibawa kesini? Dewi mana?"
"Ada hal yang mau aku bicarakan dengan mas Dewo. Kalau Dewi, dia sedang ada urusan yang lain!"
"Oh....trus, apa yang akan kamu bicarakan?"
"Ayo Mas, kita keluar dulu. Nanti aku akan bercerita di luar!"
Sisi menggandengku keluar dari kamar itu. Kami berjalan melewati selasar dan sampai di sebuah taman yang sangat sangat sangat indah.....
Belum pernah aku melihat taman seindah itu.
Sisi mengajakku menuju sebuah kursi taman di dekat air mancur, dan kami duduk di sana.
"Mas...kalau boleh aku jujur, aku suka banget dengan Mas Dewo. Tapi karena dunia kita yang berbeda, aku mencoba memendam rasa itu," kata Sisi.
DEGH...apa ini? Sisi menyatakan suka sama aku?
Mau..mau..mau...
Aku cuma diam dan menantikan kelanjutan ucapannya.
"Mungkin mas ga merasakan hal yang sama, tapi aku bahagia banget bisa ada di samping Mas Dewo dan Dewi. Dan kalau mas pengin tahu, apa yang membuat aku dan Dewi bersedih...adalah karena aku sudah harus meninggalkan dunia ini.
Tapi, sebelum aku pergi, aku ingin mas tahu perasaanku!"

Whatt??? Sisi mau pergi?
"Kenapa kamu harus pergi Sisi?" tanyaku.
"Sebab, sudah tidak ada yang memberatkanku di dunia ini. Jadi sudah saatnya aku pergi dari sini.
Itulah aturan di dunia kami Mas...?" kata Sisi sambil menangis.

Aku memeluk pundak Sisi..dan membiarkan Sisi menangis di dadaku.
Aku mengelus rambut Sisi yang panjang dan harum.
Harus kuakui, Sisi sangat menarik.
Jika dia bukan dari dunia yang berbeda, aku pasti akan menyatakan cinta padanya.
Tapi, karena keadaan, aku tak mau mengungkapkan perasaanku padanya.
'Sisi, akupun punya perasaan yang sama, namun karena perbedaan kita, aku tak mengungkaplannya padamu!'
Sisi tampak mendongakkan wajahnya, bibirnya tersenyum.
"Mas...aku sudah tahu itu. Tapi ingin kudengar langsung dari mulut Mas Dewo. Ah...puas hatiku sekarang Mas....walaupun aku harus pergi."
"Apakah kita tidak bisa bertemu lagi Si?" tanyaku.
"Tenanglah Mas...biarpun aku sudah tidak lagi di dunia ini, suatu saat mas akan bertemu denganku dalam wujud nyata Mas."
"Maksudnya....?"
Sisi hanya tersenyum dan memejamkan matanya...
Aku menunduk dan mengecup bibir indah Sisi dengan penuh cinta. Sisi membalas ciumanku...