LET THE STORY BEGIN, GAN!

Storyline perjalanan keju sebenernya udah dimulai pada tahun 8000 BCE (Before Current Era). Kakek buyut pertama dari para petani yang hidup di zaman neolitik didaerah Fertile Crescent lah yang memulai kisah perjalanan keju didunia. Karena terjadi peningkatan sistem agricultural dizaman neolitik, para petani dizaman tersebut mulai belajar sistem peternakan sapi dan domba untuk diambil susunya. Susu yang telah dipanen ini akan ditinggalkan beberapa jam oleh para petani dan akan menghasilkan lendir-lendir halus yang dihasilkan oleh proses koagulasi protein dari asam laktat.

Setelah menemukan fenomena ini, para petani memutuskan untuk mengeringkan cairan yang tersisa sehingga hanya menyisakan endapan kental dan menyebut makanan ini sebagai WHEY. WHEYyang merupakan protein-protein susu yang mengendap ini pun dapat dikonsumsi langsung oleh para petani. Penemuan fenomena pengendapan protein susu oleh manusia dizaman neolitik memberikan banyak manfaat waktu itu karena susu mengandung banyak protein, mineral, dan lemak. Susu sayangnya juga mengandung laktosa yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan sehingga penemuan keju yang memiliki kandungan laktosa kecil memberi manfaat lebih.

Protein-protein keju yang telah dibentuk ini dapat disimpan dalam waktu yang lama shingga dapat dijadikan cadangan makanan disaat kemarau atau winter. Beberapa pot kuno dari abad ke-7 BCE yang ditemukan diturki terdeteksi masih mengandung residu dari keju dan mentega yang tersimpan didalamnya. Pada akhir zaman perunggu, keju menjadi komoditas standar pada sistem perdagangan laut didaerah Mediterania Timur. Di kota-kota padat penduduk seperti Mesopotamia, keju menjadi makanan pokok untuk beberapa ritual keagamaan. Beberapa tulisan-tulisan kuno yang ditemukan disana menyertakan jumlah dan kuota keju dalam sebuah catatan penyimpanan untuk beberapa ritual dan populasi masyarakat mesopotamia. Dizaman Romawi, susu yang dikeringkan atau biasa disebut Caseus Eredus, dikonsumsi oelh lebih dari 500 ribu pasukan penjaga perbatasan romawi. Ketika Romawi kuno runtuh, pembuatan keju diadopsi dibeberapa daerah yang sebelumnya menjadi daerah kekuasaan romawi kuno.



Pada ratusan biara-biara yang tersebar diseluruh Eropa yang sebelumnya menjadi daerah kekuasaan romawi kuno, pendeta-pendeta dari Middle Ages melakukan banyak percobaan yang berkaitan dengan produksi keju. Penelitian ini menghasilkan jenis keju baru yang populer dimasa sekarang seperti: Parmesan, Roquefort, Munster, dan beberapa jenis keju Swiss. Pada abad ke-14 keju yang diproduksi di pegunungan Alpen (daerah Gueyere di Swiss) bahkan menjadi pemicu perang karena menghasilkan profit yang sangat besar. Keju juga masih tetap eksis di zaman Reinaanse. Revolusi Industri akhirnya mengambil alih produksi keju dari biara-biara menjadi industri skala besar



Perjalanan kejupun berlanjut di masa modern dimana terdapat banyak teknologi yang dapat digunakan untuk memproduksi keju dengan beragam bentuk dan jenis olahan. Orang-orang mongolia yang hidup secara nomaden menggunakan susu dari Yak's untuk membuat Byaslag setelah susu tersebut dikeringkan dibawah sinar matahari. Orang-orang mesir lebih menyukai keju dari susu kambing yang dihasilkan dari penyaringan anyaman tikar. Di Asia selatan susu biasanya dikoagulasi menggunakan beberapa asam seperti jus lemon, vinegar, atau yoghurt, lalu dijemur untuk dikeringkan dan menghasilkan paneer. Keju yang dihasilkan nanti dapat ditambahkan kedalam kari atau saus atau bisa juga digoreng. Pecorino Romano, varietas keju yang diproduksi di Sisilia, merupakan keju yang diasinkan dan banyak dikonsumsi didaerah mediterania.

Sekarang, katanya, paling gak manusia bisa menghasilkan 22 juta kilogram keju pertahun. Tapi setelah lebih dari 10000 tahun ditemukan, para petani-petani lokal masih melakukan cara-cara dizaman neolitik untuk memproduksi keju, yaitu dengan menjemur susu dibawah sinar matahari langsung.

Begitulah dongeng tentang asal muasal keju yang bisa gue sampaikan.
sampai ketemu lagi, bye.
Sumber: youtube dan google