Sebelum Delia lebih banyak membahas tentang ramadhan di kota Gresik. Pertama-tama Delia mengucapkan Selamat Berpuasa! Semoga segala amal ibadah kita diterima dan menjadi keberkahan yang beranugrah untuk sebuah perbaikan kehidupan kedepannya.

Pada kesempatan yang indah ini, Delia mencoba untuk mengikuti event, yang diselenggarakan oleh Kaskus, dengan tema Ramadan Dikotaku.Dalam eventnya ini, para kaskuser diharapkan untuk menebar banyak cendol di beberapa regional untuk memenuhi gentong-gentong yang disediakan oleh Kaskus, untuk sesegera mungkin dipenuhi, kemudian disumbangkannya. Satu cendol kita saja merupakan donasi untuk covid.





So kapan lagi kita berderma kalau bukan sekarang! Hayolah hajar para junker agan dan sista juga kaskuser yang ada. Luncurkan semua akun klonenengan untuk berpesta cendolan

Mungkin bukan hanya Gresik saja yang dikala menjelang Ramadan, pemakaman umum ramai dikunjungi. Pastinya disemua wilayah TPU menjadi sesuatu yang bersifat positif untuk dilakukan sebelum berpuasa, betul apa betul?

Namun disaat menjelang Ramadan, banyak tempat-tempat pemakaman umum ramai dikunjungi oleh para penziarah. Namun untuk kali ini TPU Tlogopojok nampak begitu sepi. Hal ini dikarenakan adanya physical distancing. Bahkan para penjual bunga bersedih dikarenakan dagangannya sulit terjual. Hanya beberapa orang saja yang membelinya. Padahal biasanya pembeli banyak dan melampaui persediaan stok bunga.

Para aparat juga mencegah kerumunan saat padusan, atau biasa diartikan juga dengan penyucian diri, yang sering dilakukan sebelum ramadan.



Di kota Giri, padusan dilakukan dengan berziarah untuk membersihkan kuburan dan mendoakan sanak famili yang sudah berpulang ke Rahmatullah. Biasanya pemakaman TPU Tlogopojok begitu ramai pengunjung mulai dari penduduk daerah hingga dari luar daerah. Namun untuk tahun ini pemakaman tersebut sepi dan dijaga ketat oleh TNI-Polri, warga sekitar dan ormas. Kawasan pemakaman menjadi areal kawasan physical distancing. Sehingga pemakaman tersebut sepi pengunjung.

Menurut camat Gresik, yaitu bapak Purnomo, bahwa. Penetapan physical distancingTPU tersebut adalah usulan dari pemerintah desa yang telah disetujui. Karena menurut mereka, ritual mendoakan bisa dilakukan di rumah saja, tanpa harus berdatangan bergerombol ke pemakaman. Hal ini dikarenakan untuk mengantisipasi penyebaran virus, tersebab jumlah pasien yang terjangkit semakin hari semakin bertambah saja. Bahkan virus Corona semakin menakutkan untuk sebagian banyak orang tidak terkecuali yang berada di wilayah desa.

Ya elah Corona ini benar-benar deh! Masa tidak boleh berziarah sih.



Namun pada akhirnya para warga memahaminya dan tidak banyak perdebatan. Mereka pada akhirnya menyadari bahwa menjaga lebih baik daripada menulari.

Nah bagaimana keadaannya dikota kalian? Apakah sama? Atau berbeda-beda? Kuy kita diskusikan yuks ah...


sumber tulisan