zatilmutie
TS
zatilmutie
'Pohon Duit' Siapa Yang Tak Tergiur Menanam Tanaman Ini
Porang Pohon Uang



Agan, sista. Di masa pandemi ini mau tak mau kita harus mengencangkan ikat pinggang alias berhemat. Banyak pekerja yang di-PHK atau dirumahkan. Bahkan tanpa pesangon sama sekali. Sudah terbayang bagaimana defisit keuangan melanda. Mata pencaharian yang biasanya tergantung pada perusahaan alias menjadi karyawan atau buruh seketika lumpuh. 


Banyak orang banting setir mencari sumber penghasilan baru misalnya dagang online atau wirausaha lainnya. Walau tak begitu signifikan penjualannya. Namun, sedikit banyak bisa membantu ekonomi keluarga.


Angin segar berembus bagi agan dan sista yang mau menghasilkan uang yang bisa dinikmati secara kontinyu. Kali ini terobosan budidaya tanaman yang lagi hits di kalangan petani dan masyarakat. Tanaman yang mudah untuk dibudidayakan dan rentan terserang hama. 




Porang atau dikenal juga Iles-Iles (Amorphophallus muelleri Bl.) adalah tanaman penghasil umbi yang dapat dimakan, anggota marga Amorphophallus.


Karena masih sekerabat dan mirip penampilan dan manfaatnya dengan suweg dan walur, iles-iles sering kali dirancukan dengan kedua tanaman tersebut.


Tahap vegetatif tumbuhan Porang tampak sebagai daun bercabang-cabang dengan "batang" lunak. Batang sejati tidak ada, hanya berupa umbi yang selalu berada di bawah permukaan tanah. Umbi tunggal, tidak membentuk anakan umbi, mengandung pati yang komposisinya didominasi oleh "mannan"; warna umbi kuning cerah, menjadi penciri yang membedakannya dari suweg yang warna umbinya putih.


Tangkai daun tunggal utama yang seringkali dianggap "batang" oleh awam, tumbuh tegak, lunak, halus permukaannya bila diraba, dan berwarna hijau atau hitam berbelang-belang putih.


Tangkai daun tunggal pada ketinggian tertentu (dapat mencapai 1,5 m) menjadi tiga cabang sekunder dan akan mencabang lagi sekaligus menjadi tangkai helai daun.


Pada setiap pertemuan batang akan tampak tonjolan berwarna cokelat kehitam-hitaman yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif (disebut bulbil atau katak). Adanya bintil ini menjadi pembeda penting iles-iles dari suweg.


Bunga muncul apabila simpanan energi berupa tepung di umbi sudah mencukupi untuk pembungaan. Sebelum bunga muncul, seluruh daun termasuk tangkainya akan layu. Bunga tersusun majemuk berupa struktur khas talas-talasan, yaitu bunga-bunga tumbuh pada tongkol yang dilindungi oleh seludang bunga.


Kuntum bunga tidak sempurna, berumah satu, berkumpul di sisi tongkol, dengan bunga jantan terletak di bagian distal (lebih tinggi) daripada bunga betina. Struktur generatif ini pada saat mekar mengeluarkan bau bangkai yang memikat lalat untuk membantu penyerbukannya. Pemekarannya berlangsung sekitar tiga hari( Source: Wikipedia).


√Cara Budidaya Tanaman Porang


 Dibawah ini saya akan membahas materi tentang Cara Budidaya Tanaman Porang, berikut dikutip dari web Rumah Budidaya


Budidaya porang sedang banyak dibicarakan dikarenakan memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Karena umbi tanaman porang mengandung zat Glucomanan yang memiliki banyak manfaat di bidang industri dan juga kesehatan. Glukomanan adalah serat alami yang larut dalam air, digunakan sebagai aditif makanan sebagai pengemulsi dan pengental, dan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat perekat ramah lingkungan dan komponen pesawat.


Sebelum lanjut kepada cara menanam porang, alangkah baik nya kita siapkan apa saja yang perlu diperhatikan dalam menanam dan merawat porang sampai nantinya dapat dipanen.


Agar budidaya porang mencapai hasil maksimal, dulur harus memperhatikan kondisi berikut untuk budidaya tanaman porang:


A. Jenis dan pH tanah

Tanaman porang dapat tumbuh di segala jenis tanah. Tetapi untuk hasil yang baik, siapkan dan  tanah yang gembur dan subur. Pastikan juga keasaman tanah adalah pH 6-7


B. Kondisi Lingkungan

Tanaman porang membutuhkan naungan untuk pertumbuhan yang baik. Kepadatan bayangan minimum 40%. Nuansa yang cocok untuk tanaman porang adalah pohon jati, mahono dan sono.


C. Iklim atau Suhu

Tanaman porang memiliki sifat khusus dengan daya tahan sangat tinggi terhadap tempat teduh atau naungan. Tanaman ini bisa tumbuh di ketinggian 0-700 mdpl. Tetapi ketinggian terbaik untuk budidaya porang adalah pada ketinggian 100-600 meter di atas permukaan laut.


Perkembangbiakan Porang

Reproduksi tanaman porang dapat dilakukan secara vegetatif atau reproduktif. Secara umum, teknik perkembangbiakan porang dapat dilakukan dengan cara berikut:


Perkembangbiakan dengan Bintil atau Katak

Katak adalah bintil coklat gelap yang muncul di bagian bawah atau tangkai daun tanaman porang. Satu buah katak seberat 1 kg mengandung sekitar 100 bintil. Katak atau bintil dikumpulkan pada saat panen, kemudian disimpan sampai memasuki musim hujan dan ditanam langsung di lahan yang sudah disiapkan.


Benih atau Buah Pembibitan

Setiap empat tahun, porang menghasilkan bunga yang akan menjadi buah atau biji. Satu buah porang dapat menghasilkan hingga 250 biji, yang dapat ditaburkan pertama dan digunakan sebagai bibit anakan.


Berkembang biak dengan umbi

Untuk umbi yang berukuran kecil, diperoleh dari umbi yang terlalu rapat dan hal ini perlu dikurangi saat menanam untuk mendapatkan hasil terbaik. Hasil reduksi ini dikumpulkan dan digunakan sebagai benih. Sedangkan, Untuk umbi yang berukuran besar, umbi dibongkar dengan ukuran yang diinginkan, lalu ditanam di tanah yang sudah disiapkan.


Lokasi terbaik untuk budidaya porang adalah keteduhan pohon yaitu kelembapan tanah. Namun, bahkan di lapangan terbuka, porang dapat tumbuh dengan baik, dan secara umum, nuansa seperti paranet disediakan sehingga intensitas sinar matahari tidak terlalu tinggi.



Lahan dipersiapkan dalam bentuk bedengan atau parit. Buat jalur menggunakan cangkul selebar 0,5 m, untuk bibit yang menggunakan katak yang ditanam pada jalur yang sudah dicangkul.

Pembuatan lubang tanam untuk bibit yang menggunakan umbi dengan ukuran lubang sekitar 20x20x20 cm.


Pemberian pupuk dasar dilakukan sebelum umbi ditanam dengan pupuk bokashi sebanyak 0,5 kg/lubang yang dicampur dengn top soil, sedngkan untuk katak pupuk bokashi dicampur pada tanah sekitar ajir.


Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umurnya mencapai 2 tahun. Umbi yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 1 kg/umbi, sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya.


Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya.


Ciri-ciri porang yang siap panen adalah jika daunnya telah kering dan jatuh ke tanah. Satu pohon porang bisa menghasilkan umbi sekitar 2 kg dan dari sekitar 40 ribu tanaman dalam satu hektar bisa dipanen 80 ton umbi pada periode pemanenan tahun kedua.



Untuk penjualan hasil panen bisa langsung umbi atau melalui pengolahan setengah jadi berupa gaplek atau umbi yang sudah dibuat potongan kecil dan dijemur hingga kering. Variasi harga untuk umbi Rp. 7000,00/kg sedangkan gaplek Rp. 20.000,00-23.000,00/kg. Bayangkan 80 ton umbi x 7000,00 =Rp 560.000.000,00. 


So, agan dan sista tertarik? Yuk dicoba, dijamin tak akan nyesel, deh. Untuk budidaya bisa dilakukan secara berkelompok melalui kelompok tani atau kelompok yang agan dan sista bentuk. Seperti kelompok tani di tempat saya Agrabinta Cianjur selatan yang sudah berhasil membudidayakan tanaman ini.


Kelompok Tani Mekar Sejahtera

Sekian trit kali ini, jangan lupa mampir dan kasih cendolnya ya, gan, sis❤️

Foto: https://m.facebook.com/story.php?sto...00008542595450

Sumber: Opini pribadi
Referensi:
gdm.id
wikipedia
Diubah oleh zatilmutie 30-05-2020 13:49
nunu403chisaatien212700
tien212700 dan 30 lainnya memberi reputasi
31
6K
102
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Inspirasi
Inspirasi
icon
10.5KThread6.6KAnggota
Tampilkan semua post
zatilmutie
TS
zatilmutie
#1
ini harus diproses dulu jadi gaplek
miniadila
miniadila memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.