HeniSilviaAvatar border
TS
HeniSilvia
Kisah Horror Mengharukan Lasmi si Kuntilanak Merah


Cerita berbau horror selalu punya daya tarik tersendiri ye kan gan? Termasuk ane dari kecil udah suka yang namanya cerita atau film horror dan misteri. Berkat perkembangan zaman, kini kita punya pilihan untuk menikmati konten mistis di media sosial. 

Kaya cerita horror yang satu ini, Lasmi Si Kuntilanak Merah. Bagi pengguna twitter mungkin kisah ini udah ga asing lagi, karena sempet viral gan. Diceritakan secara personal oleh seseorang yang mengalami kejadiannya secara langsung. Melalui laman Twitter pribadinya @falenzaman menceritakan pengalamannya berinteraksi dan mendengar kisah hidup sosok kuntilanak merah yang selama ini ‘menjaga’ adiknya. Serem ga tuh gan, dijaga sama sosok kunkun emoticon-Wow

Ternyata gan, kisah ini ga cuma bernuansa horror, tapi juga mengharukan. Yang gak kuat pastikan pas baca sama temen ya gan emoticon-Big Grinsama jangan lupa sediain tissue emoticon-Salam Kenal


Namanya Lasmi, seorang sinden di jaman penjajahan Belanda. Semasa hidup ia menikah dengan lelaki tampan bernama Asep, peniup seruling dari grup pengiringnya.

 Cerita ini berasal dari ‘hantu Lasmi’ sendiri. Lasmi bercerita kepada Falen tentang dirinya dengan medium adiknya sendiri.

Sebelum bergentayangan seperti sekarang, 100 tahun yang lalu Lasmi adalah seorang perempuan cantik yang hidup saat zaman penjajahan Belanda. Lasmi berprofesi sebagai sinden. Pada umur 12 tahun Lasmi menemukan belahan hatinya, seorang pria bernama Asep. 

Mereka bertemu di kebun teh di daerah Lembang dan saling jatuh cinta. Lasmi menikah dengan Asep yang bekerja sebagai peniup suling yang jadi pengiring saat ia nyinden. Di zaman itu menikah di umur 12 tahun itu hal lumrah. Pernikahan Lasmi dan Asep bahagia. Mereka hidup dan bekerja bersama.

Setelah 5 tahun pernikahan, Asep dan Lasmi belum juga dikaruniai anak. Tetangga mereka mulai bergunjing. Bergosip kalau Lasmi mandul. Teman-teman Asep juga nggak kalah sengit dengan para ibu-ibu soal bergosip. Mengetahui hal ini, Lasmi merasa sedih sebab gak mampu memberi Asep momongan. Bahkan Lasmi selalu mengusap-ngusap perut tetangganya yang sedang hamil dan berharap suatu saat ia dapat hamil jua.

Nggak sampai disitu, Lasmi pernah dirayu dan dilecehkan oleh Londo saat ia selesai pentas di acara orang-orang Belanda. Kejadian tersebut semakin membuatnya sedih dan merasa gak pantas menjadi seorang ibu. Melihat sang istri yang bersedih hati, Asep meyakinkan Lasmi kalau ia gak akan meninggalkanya meski mereka belum dikaruniai keturunan.

Di titik ini, Asep mulai sakit-sakitan. Ia memiliki penyakit gula turun-temurun dari keluarganya. Tepat saat usia pernikahan Asep dan Lasmi menginjak 10 tahun, doa dan harapan keluarga kecil tersebut terkabul. Lasmi hamil. Lasmi mengusap-ngusap perutnya dan mengatakan “Utun”. Gunjingan tetangga berhenti, semua berubah menjadi doa.

Setelah mengetahui Lasmi hamil, Asep yang kala itu sakit gulanya semakin parah mulai menemukan semangatnya kembali. Asep tetap bekerja seperti biasa dan meminta Lasmi untuk tetap berada di rumah. Namun Lasmi tetap memaksa pergi nyinden meski cepat kelelahan. Saat hamil muda Lasmi merasa nggak betah diam di rumah dan nggak tega melihat suaminya bekerja sendirian.

Suatu hari, sebuah kejadian yang nggak diduga terjadi. Malam itu, selepas kerja, Lasmi berpamitan untuk pulang lebih dulu. Ia berjalan kaki sendirian menapaki jalan Wastukencana. Di zaman itu, jalan Wastukencana masih minim penerangan. Lasmi yang kala itu sedang mengandung 3 bulan berjalan pelan menahan kantuknya sebelum sebuah mobil pengangkut tanpa lampu menabraknya.

Tragedi berdarah tersebut berjalan sangat cepat. Tubuh Lasmi terseret dan wajahnya menghantam tanah berbatu sejauh 8 meter kedepan, merobek mulut sampai ke telinganya. Supir yang menyadari menabrak seorang perempuan sempat keluar dan melihat kondisi Lasmi.

Kedua orang yang mengendarai mobil sempat berdebat soal nasib Lasmi, namun mereka akhirnya memilih untuk meninggalkannya. Lasmi mendengar perdebatan tersebut samar-samar. Ia menahan rasa sakit yang ada di perutnya, nggak ingin kehilangan anaknya. Lasmi hanya bisa melihat mobil yang menabraknya pergi, ia mengenang seluruh masa hidupnya, ia mengenang harapannya membesarkan anak dari pernikahannya dengan Asep. Perlahan, roh Lasmi meninggalkan jasadnya yang tergeletak tragis.

Setelah tragedi berdarah itu, roh Lasmi berubah menjadi sosok kuntilanak merah pendendam yang selalu menemani suaminya yang kesepian meski dunia mereka berbeda.

Tepat pukul 5 pagi, jasad Lasmi ditemukan oleh sepasang suami istri yang sedang berjalan menyusuri jalan Wastukencana. Suami istri tersebut nggak menyangka akan melihat jasad di tempat tersebut. Mereka kalut dan memanggil warga. Seorang warga yang mengetahui Lasmi lantas membawa jasadnya menggunakan andong. Asep yang juga sedang khawatir istrinya belum juga pulang terpukul mendengar kematian sang istri.

Tangisan Asep pecah saat ia melihat jasad istrinya. Ia juga melihat kaki Lasmi yang dipenuhi darah. Ia telah kehilangan dua orang yang dicintai dalam hidupnya. Lasmi yang melihat tangisan Asep ingin sekali memeluk sang suami. Di hari itu juga jasad Lasmi dimandikan. Rumah Asep yang biasanya sepi tiba-tiba dipenuhi orang yang berbela sungkawa. Sebelum dikuburkan, janin yang ada di perut Lasmi dikeluarkan. Asep begitu terpukul dan keluarganya mencoba menenangkan Asep dan memberi tahu Asep agar mengikhlaskan kepergian Lasmi dan calon anaknya.

Merasa bahwa kematiannya menyebabkan banyak kesedihan, Lasmi nggak terima dengan kematiannya tersebut. Ia dendam pada orang yang menabraknya. Dendam kesumat yang menyelimutinya membuat wujudnya berubah. Tatapan matanya yang sebelumnya teduh berubah menjadi sorotan berwarna merah darah. Wajahnya yang ramah berubah menyeramkan. Saat menyadari sosoknya berubah menjadi kuntilanak merah, ia berteriak dan tertawa melengking. Sebuah tawa yang menakutkan sekaligus memilukan.

Lasmi tetap datang menemani sang suami yang kesepian. Lasmi tahu usahanya sia-sia namun ia ingin tetap dekat dengan sang suami. Lasmi selalu menunggu di tempat dirinya meninggal. Menunggu mobil yang menabraknya melintas.

Hingga suatu hari Lasmi tau siapa orang dibalik dirinya terbunuh. Dia adalah supir pengangkut sayuran, Si Supir memiliki anak kecil berumur 4 tahun bernama Odong. Lasmi mempunyai niat jahat untuk membunuh anak tersebut. Agar Si Supir merasakan sakit yang sama seperti apa yang dia rasakan, yaitu kehilangan anaknya. 

Suatu ketika tiba waktu yang tepat untuk Lasmi melancarkan aksinya, tiba-tiba sosok yang sangat dicintainya muncul. Asep, suaminya membantu Odong. Lasmi mengurungkan niat untuk membalas dendamnya ketika Asep mengusap kepala Odong dengan penuh kasing sayang. Lasmi membayangkan hidupnya yang bahagia apabila dirinya serta anak yang didambakannya masih hidup.

Nah jadi gitu gan cerita Lasmi menjadi kuntilanak merah. Horror juga mengharukan ya, berawal dari gunjingan netizen hingga bernasib buruk harus kehilangan nyawa serta calon bayinya. Fyi gan, sekarang Lasmi masih tinggal di pohon mangga jalan Wastukencana, Bandung. Gimana ada yang minat mau mampir ke rumahnya emoticon-Request


Diubah oleh HeniSilvia 28-04-2020 07:58
ButetKeren
abellacitra
nona212
nona212 dan 101 lainnya memberi reputasi
102
6.8K
62
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.3KAnggota
Tampilkan semua post
ahmadzwdAvatar border
ahmadzwd
#23
Dongeng sebelum tidur gan... Buat kurangi suntuk sejak #Dirumahaja
ayahuik
darmawati040
tafakoer
tafakoer dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.