Film yang mengangkat upaya kabur dari penjara bukan hal baru. Sebelumnya sudah ada film Escape Plan, Escape from Alcatraz, dan paling diingat adalah The Shawshank Redemptions. Dalam film Escape from Pretoria yang merupakan kisah nyata dari Tim Jenkins bersama rekannya Stephen Lee dimana mereka merupakan aktivis anti-apartheid. Keduanya adalah warga Afrika Selatan berkulit putih dengan maksud menentang politik Apartheid melalui operasi rahasia ANC (Kongres Nasional Afrika).



Keduanya bermaksud membagikan selebaran penting kepada khalayak ramai untuk menentang politik apartheid yang terjadi di Afrika Selatan pada tahun 1978. Teknik mereka dalam menyebarkan selebaran menggunakan bom berdaya ledak kecil tanpa memakan korban jiwa. Tapi rencana mereka sayangnya gagal setelah ledakan selebaran terjadi, aksi keduanya diketahui oleh pihak keamanan setempat. Ledakan yang menghempaskan banyaknya selebaran tersebut dinilai sebagai aksi teroris.

Tim Jenkins didakwa hukuman penjara selama 12 tahun sebagai dalang pengeboman dan Stephen Lee 8 tahun. Pada film Escape from Pretoria, aktor Daniel Radcliffe yang dulunya memerankan karakter Harry Potter dalam film ini memerankan tokoh Tim Jenkins sedangkan Stephen Lee diperankan oleh aktor Daniel Webber.



Keduanya dibawa ke Penjara Tahanan Politik Khusus Pria dengan pengamanan ketat dari pihak kepolisian Pretoria menelusuri berbagai pintu berlapis baja hingga menuju ruang tahanan. Tim ditahan dalam ruangan berbeda dengan Lee walaupun letaknya bersebelahan. Pintu kamar tahanan memiliki keamanan berlapis sehingga hampir tidak mungkin ada upaya kabur dari tahanan tersebut.

Selama menjalani masa tahanan keduanya berkenalan dengan narapidana lain, Denis Goldberg dan Leonard. Keakraban mereka perlahan terjalin dengan baik bahkan semua hal yang berkaitan dengan aktivitas di Lapas mereka ceritakan termasuk kisah upaya kabur dari narapidana sebelumnya namun mengalami kegagalan hingga menghadapi konsekuensi yang lebih berat.



Leonard adalah tahanan yang paling berkeinginan untuk kabur tapi ia butuh bantuan Tim dan Lee. Hari demi hari mereka mempelajari rutinitas sipir lapas. Perlahan-lahan mereka menyusun rencana. Leonard merasa bahwa penjara Pretoria sangat menyiksa baginya. Bahkan untuk bertemu putranya saja butuh rentang waktu yang lama. Hal inil ternyata sejalan dengan keinginan Tim dan Lee.

Berbeda dengan Denis Goldberg yang merupakan tetua di Lapas tersebut memutuskan untuk tidak ikut rencana kabur walaupun ia memiliki banyak anggota mengingat konsekuensi yang akan diterima bagi narapidana yang mencoba kabur dari Lapas.



Rencana Tim, Lee, dan Leonard tetap berjalan, bahkan hampir setiap hari Tim melakukan uji coba kabur yang menurut ane memberikan ketegangan kala menyaksikan aksinya. Andaikata aksinya gagal sedikit saja maka akan berakibat fatal bagi dirinya dan orang-orang yang terlibat dengannya. Belum lagi sipir penjara yang begitu detail dalam mengawasi semua narapidana membuat tensi menegangkan semakin menjadi.

Buat agan dan sista yang belum menyaksikan filmnya, ane tidak ingin bercerita banyak terkait detail film ini karena khawatir menimbulkan bocoran inti cerita. Terkait bagaimana upaya kabur dari Tim dkk. Bisa agan dan sista saksikan dalam film Escape From Pretoria. 

Sekian dan Terima kasih. 

Review Agan-Agan dimari