i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Menolak Gabung, Anak Eks ISIS: Mereka Memotong Tangan dan Kaki Saya


Menolak Gabung, Anak Eks ISIS: Mereka Memotong Tangan dan Kaki Saya

Suara.com - Ketika pemerintah Indonesia masih mempertimbangkan pemulangan anak-anak WNI eks ISIS, video lama yang menceritakan anak rekrutan ISIS kembali jadi sorotan. Video tersebut dibuat oleh Journeyman Pictures, perusahaan distribusi film asal Inggris.

Rekaman berdurasi 12.20 menit itu diunggah ke YouTube pada 15 Oktober 2015 dengan judul "The Children Brainwashed To Become Jihadis".

Dalam video tersebut dijelaskan bahwa ISIS merekrut anak-anak untuk menjadi tentara dan pelaku bom bunuh diri sejak berusia 8 tahun.

Kontributor Journeyman, Evan Williams telah mewawancara beberapa anak mantan kombatan ISIS. Seperti seorang remaja mantan anggota ISIS, Abu Ibrahim, nama samaran, yang memberikan pengakuan mengejutkan.

"Mereka (ISIS) meminta memberikan apapun kepadanya, termasuk mengorbankan diri," kata Abu Ibrahim.

Anak lain, Hamude, yang melarikan diri dari ISIS juga menceritakan pengalamannya ketika direkrut kelompok teroris tersebut.

"Mereka menunjukkan cara mengisi peluru ke pistol dan memperlihatkan posisi menembak. Jadi kami melucuti, merakit, dan menembakkan peluru itu ke tembok," ujar Hamude.

Video tersebut juga menunjukkan berbagai doktrin yang diberikan kepada anak-anak agar mau menjadi anggota ISIS. Misalnya, iming-iming masuk surga jika mau "berjihad".

Selain janji-janji, ISIS juga memberikan ancaman kepada anak-anak jika mereka tidak mau bergabung.

Bahkan remaja yang telah berusia 16 tahun akan dibunuh jika menolak bergabung dengan kelompok teroris itu. Kematian bukan hanya hukuman jika menolak bergabung dengan ISIS, menurut Journeyman.

"Mereka mengumpulkan orang-orang, mereka mengikat tangan dan kaki saya. Mereka meletakkan tangan saya di atas papan kayu. Dan memotong tangan saya dengan pisau, lalu memotong kaki saya dan meletakkan keduanya di depan agar saya dapat melihat," kata Omar, nama samaran, anak mantan anggota ISIS.

Kejadian ini menyebabkan Omar mengalami cacat permanen pada usia muda. Ia telah dipaksa masuk ISIS selama lebih dari satu bulan.

Bahkan peristiwa keji itu terjadi tiga minggu sebelum Journeyman bertemu dengan Omar untuk wawancara tersebut.

Video Journeyman ini diunggah ulang oleh warganet di Twitter. Mereka mengaitkannya dengan polemik pemulangan anak-anak Indonesia mantan kombatan ISIS.

Polemik pemulangan anak WNI eks ISIS



Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melihat perlu adanya kajian dengan mempertimbangkan perspektif keamanan hingga tingkat global.

Komisioner Bidang Trafficking Dan Eksploitasi KPAI Ai Maryati Solihah mengatakan bahwa pertimbangan pemerintah itu perlu dikaji secara mendalam karena unsur-unsur keamanan.

"Kalau pun KPAI bicara untuk menegakan hak anak, kan kita tidak boleh diskriminatif, namun kajian ini tentu tidak lepas dari pertahanan dan keamanan (hankam), perspektif keamanan global, securities system," kata Maryati saat ditemui di Gedung Ombudsman, Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2020).

"Dan negara kita juga diplomasi dan saat ini situasi ekonomi politik sosial global dan antarnegara, regional, itu juga tidak bisa lepas," sambungnya.

Meski begitu, KPAI kini masih bersikap menunggu hasil dari Kemenkopolhukam terkait keputusan pemerintah apakah akan memulangkan anak-anak WNI eks ISIS tersebut ke tanah air atau tidak. Jika jadi dipulangkan, Maryati meminta harus ada perlindungan khusus.

"Artinya negara harus hadir dalam memberikan perlindungan bagi mereka, rehabilitasi, deradikalisasi dan tentu saja memastikan hak-haknya, pendidikan dan sebagainya," tuturnya.

Senada dengan KPAI, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo juga meminta pemerintah menyiapkan program deradikalisasi yang matang seiring rencana memulangkan anak-anak WNI eks ISIS di Timur Tengah.

"Meminta kepada pemerintah, apabila memutuskan untuk memulangkan anak-anak eks WNI tersebut, maka diperlukan strategi serta persiapan secara matang, mulai dari pihak-pihak yang akan bertanggung jawab dalam pemulangan tersebut maupun kebutuhan yang diperlukan untuk deradikalisasi bagi anak-anak eks WNI, dan melakukan upaya-upaya sesuai prosedur peraturan yang berlaku untuk memulangkan para anak-anak tersebut, guna mencegah masuknya paham radikalisme atau terorisme di Indonesia," kata Bamsoet melalui keterangan pers, Jumat (14/2/2020)
sumber

☆☆☆☆☆

Jangan pernah mempersalahkan negaramu yang sudah menjaga dengan begitu kuat semua agama agar bisa tetap ada disini. Jangan pernah juga mempersalahkan agamamu yang mengajarimu tentang jihad. Salahkan orangtuamu yang mudah terbuai janji-janji palsu tentang kesenangan duniawi dan hidup mudah tanpa bekerja. Salahkan juga mereka yang mendoktrinmu dengan menyelewengkan agama, mengerdilkan arti jihad hanya sebagai peperangan dan berkorban nyawa.

Seharusnya orangtuamu banyak-banyak mempelajari pepatah-pepatah leluhurmu di negeri ini, yang banyak memberi pelajaran tentang hidup. Bukan justru mempelajari budaya negeri sana yang jauh berbeda dengan negerimu.

Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri. Sudahkah kau rasakan arti sebenarnya nak? Emas yang kau harapkan jatuh dari langit, nyatanya yang berjatuhan adalah bom. Burung-burung besar yang beterbangan dilangit dalam mimpimu, nyatanya pesawat tempur yang lalu lalang dilangit sana. Harapan kupu-kupu yang beterbangan diatas kepalamu, nyatanya hanya peluru yang berdesingan dimana-mana. Nikmat apa lagi yang akan kalian ingkari dari negerimu Indonesia?

Disini, kayu kau tancapkan ke tanah, pohon yang akan tumbuh. Disana, kayu kau tancapkan ketanah, bisa jadi ranjau darat yang akan kau dapatkan.

Tapi maaf. Beribu penyesalan kau dendangkan. Beribu ratapan kau hibakan, hati kami telah membatu. Kami lebih mencintai negeri ini. Kami tak menginginkan negeri yang indah ini porak poranda. Puing dimana-mana. Mayat dimana-mana.

Justru kami lebih suka jika semua yang mendukungmu dan keluargamu ada disana, ikut jalan keluargamu dan kelompokmu untuk pergi kesana. Pergilah semuanya dan jangan pernah kembali lagi.

Kami sudah muak. Terlalu lelah kami menyaksikan ketololan sekelompok orang yang selalu mengatasnamakan agama. Mereka bagi kami cuma anjing-anjing lapar yang butuh makan. Demo disana, deno disini. Ancam kesana, ancam kesini. Begitu jatah sudah diterima, mendadak diam.

Panggillah mereka agar mengikuti jalanmu. Panggil. Kami justru senang. Karena kami tak butuh manusia-manusia pandir seperti itu. Seperti keluargamu.

Indonesia terlalu besar dan terlalu berharga jika harus berkorban bagimu dan bagi keluargamu disana, bahkan jika ratusan ribu yang sepertimu disana.

Disini, di negeri ini. Banyak anak yatim piatu. Banyak yang cacat tubuhnya. Banyak anak yang miskin tak punya apa-apa. Yang sulit sekolah. Yang mungkin sulit untuk makan. Lantas buat apa kami memikirkan dirimu dan semua teman-temanmu disana, jika yang sepertimu saja banyak disini dan lebih membutuhkan pertolongan kami?

Justru kami takut jika kalian disini, kalian tak bisa makan dan hidup enak. Bukankah kalian termasuk bagian mereka yang tidak makan infrastruktur?

Nikmati saja hidup kalian disana.
Salam dari kami rakyat Indonesia, yang masih berpikir waras demi negeri kami.
Diubah oleh i.am.legend. 15-02-2020 11:28
bendolpeang
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 29 lainnya memberi reputasi
30
6.3K
60
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Tampilkan semua post
tukangbecak1Avatar border
tukangbecak1
#1
Quote:




apa ente salah satu dari rombongan pertama dari ratusan orang ex isis yg udah balik ke indonesia taun2 kmrn??
getol bener ente maksa mulangin para pengkianat isis ex wni itu??
mo rentan mo kagak, mo anak2 kek, mo perempuan kek, mo ortu kek, yg jelas harus dilarang dan ditolak kembali ke indonesia

apa perlu video anak2 indonesia yg dijadikan sbg pasukan isis ditampilin dimari??
extreme78
raafirastania26
Madthink
Madthink dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.