- Beranda
- Berita dan Politik
Anggota TGUPP Anies soal Cegah Banjir: Tangkap Air Hujan
...
TS
sikunkun
Anggota TGUPP Anies soal Cegah Banjir: Tangkap Air Hujan
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta, Muslim Muin, meminta warga DKI Jakarta menangkap air hujan untuk mencegah banjir di Jakarta. Menurutnya tindakan menangkap air itu bagian dari konsep naturalisasi sungai yang diusung Anies.
Muslim menjelaskan warga seharusnya menyediakan lahan resapan di rumah masing-masing untuk menahan air. Air hujan harus ditahan di rumah mereka hingga terserap ke dalam tanah.
"Itulah yang dibilang Gubernur Anies naturalisasi: tangkap, gunakan, resapkan, sisanya baru buang. Tangkap hujan, gunakan air hujan, resapkan air hujan, sisanya baru buang. Itu namanya naturalisasi, itu," kata dalam diskusi di posko pengungsian Bidara Cina, Jakarta, Sabtu (4/1).
Muslim mengaku sebagai orang yang menyarankan konsep naturalisasi ke Anies. Ia pun menunjukkan video ke awak media konsep itu telah berhasil ia terapkan di rumahnya sendiri.
Berdasarkan pendapat Muslim, solusi mengatasi banjir di Jakarta adalah mengurangi debit air di sungai. Sehingga konsep naturalisasi ini harus diterapkan dari hulu hingga hilir.
"Bagaimana kita mengurangi debit banjir itu? Tangkap hujannya, tidak hanya di sini, di sono tuh, di Puncak, di Bogor," ucapnya.
"Siapa yang bisa memerintahkan tangkap hujan itu? Tadi sudah jelaskan tugas siapa, tugas siapa itu? Bukan tugas Pak Anies, pusatl ah. Pemerintah pusat, Bos. Presiden," lanjutnya.
Muslim sempat menyombongkan konsepnya itu bisa membebaskan Jakarta dari banjir hanya dalam waktu enam bulan. Namun klaim itu dikuliti Wakil Ketua Komisi II DPR RI Arwani Tomafi.
"Selama kepemimpinan ini apa yang sudah dilakukan?" tanya Arwani
Diketahui, Anies memang punya pendekatan berbeda dalam menangani banjir di Jakarta. Jika pemerintah pusat mengusung normalisasi sungai, Anies memilih naturalisasi sungai.
Konsep naturalisasi sungai Anies adalah merevitalisasi sungai tanpa penggusuran, namun hanya menggeser warga.
Lewat naturalisasi, Anies mengenalkan konsep pengembangan ruang terbuka hijau dengan tetap memperhatikan kapasitas tampungan untuk mengendalikan banjir.
sumber
Gak bos gak anak buah sama2 pinter ngelawak
komenan cakep nih
Muslim menjelaskan warga seharusnya menyediakan lahan resapan di rumah masing-masing untuk menahan air. Air hujan harus ditahan di rumah mereka hingga terserap ke dalam tanah.
"Itulah yang dibilang Gubernur Anies naturalisasi: tangkap, gunakan, resapkan, sisanya baru buang. Tangkap hujan, gunakan air hujan, resapkan air hujan, sisanya baru buang. Itu namanya naturalisasi, itu," kata dalam diskusi di posko pengungsian Bidara Cina, Jakarta, Sabtu (4/1).
Muslim mengaku sebagai orang yang menyarankan konsep naturalisasi ke Anies. Ia pun menunjukkan video ke awak media konsep itu telah berhasil ia terapkan di rumahnya sendiri.
Berdasarkan pendapat Muslim, solusi mengatasi banjir di Jakarta adalah mengurangi debit air di sungai. Sehingga konsep naturalisasi ini harus diterapkan dari hulu hingga hilir.
"Bagaimana kita mengurangi debit banjir itu? Tangkap hujannya, tidak hanya di sini, di sono tuh, di Puncak, di Bogor," ucapnya.
"Siapa yang bisa memerintahkan tangkap hujan itu? Tadi sudah jelaskan tugas siapa, tugas siapa itu? Bukan tugas Pak Anies, pusatl ah. Pemerintah pusat, Bos. Presiden," lanjutnya.
Muslim sempat menyombongkan konsepnya itu bisa membebaskan Jakarta dari banjir hanya dalam waktu enam bulan. Namun klaim itu dikuliti Wakil Ketua Komisi II DPR RI Arwani Tomafi.
"Selama kepemimpinan ini apa yang sudah dilakukan?" tanya Arwani
Diketahui, Anies memang punya pendekatan berbeda dalam menangani banjir di Jakarta. Jika pemerintah pusat mengusung normalisasi sungai, Anies memilih naturalisasi sungai.
Konsep naturalisasi sungai Anies adalah merevitalisasi sungai tanpa penggusuran, namun hanya menggeser warga.
Lewat naturalisasi, Anies mengenalkan konsep pengembangan ruang terbuka hijau dengan tetap memperhatikan kapasitas tampungan untuk mengendalikan banjir.
sumber
Gak bos gak anak buah sama2 pinter ngelawak
komenan cakep nih
Quote:
Original Posted By kopaser►Imo
Konsep dasar menjadi konsep bagus kalau
sudah dilakukann pengujian konsep sehingga tingkat kegagalan penerapanya bisa di minimalisir.
Sebelum di lakukan ujicoba konsep Jangan langsung di terapkan karena yg jadi bahan percobaan adalah nyawa manusia, harta dan ekonomi negara.
Imo
Lapisan atas tanah di jakarta itu biasanya lempungan yg mana porositasnya rendah dengan tingkat penyerapan air yg terbatas dan mudah jenuh.
Sehingga konsep resapan menurut gw tiak akan banyak membantu.
Kalaupun mau menerapkan vertikal drainase perlu ngebor sampai lapisan akuifer atas.
Itupun kalau air yg masuk kapasitasnya besar Tanpa proses hitung yg benar, akan menyebabkan ketidak seimbangan dinamika pergerakan air bawah tanah yg tekananya bisa menyebabkan liquifasi , pergerakan lapisan tanah atas dan berbahaya bagi stabilitas borepile2 gedung dan bangunan lain di dki.
..
Jadi konsep paling aman menurut gw adalah konsep konvensional.
Benahi micro drainase, Normalisasi semua saluran primer sekunder tersier hitung kapasitas air, hitung kecepatan alir , minimalisasi faktir penghambat laju air dan lakukan pemompaan pada kontur2 tertentu.
...
Yg kedua.
Kaskus with freerom of argument, setiap orang boleh komen. Kalau komen bagus jadi masukan, kalau komen kurang bagus ya pass.
Gitu aja kok repot
Konsep dasar menjadi konsep bagus kalau
sudah dilakukann pengujian konsep sehingga tingkat kegagalan penerapanya bisa di minimalisir.
Sebelum di lakukan ujicoba konsep Jangan langsung di terapkan karena yg jadi bahan percobaan adalah nyawa manusia, harta dan ekonomi negara.
Imo
Lapisan atas tanah di jakarta itu biasanya lempungan yg mana porositasnya rendah dengan tingkat penyerapan air yg terbatas dan mudah jenuh.
Sehingga konsep resapan menurut gw tiak akan banyak membantu.
Kalaupun mau menerapkan vertikal drainase perlu ngebor sampai lapisan akuifer atas.
Itupun kalau air yg masuk kapasitasnya besar Tanpa proses hitung yg benar, akan menyebabkan ketidak seimbangan dinamika pergerakan air bawah tanah yg tekananya bisa menyebabkan liquifasi , pergerakan lapisan tanah atas dan berbahaya bagi stabilitas borepile2 gedung dan bangunan lain di dki.
..
Jadi konsep paling aman menurut gw adalah konsep konvensional.
Benahi micro drainase, Normalisasi semua saluran primer sekunder tersier hitung kapasitas air, hitung kecepatan alir , minimalisasi faktir penghambat laju air dan lakukan pemompaan pada kontur2 tertentu.
...
Yg kedua.
Kaskus with freerom of argument, setiap orang boleh komen. Kalau komen bagus jadi masukan, kalau komen kurang bagus ya pass.
Gitu aja kok repot
Diubah oleh sikunkun 05-01-2020 16:17
4iinch dan 34 lainnya memberi reputasi
31
10.8K
192
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
669.9KThread•40.3KAnggota
Tampilkan semua post
3120classic
#115
sebenernya ga ada yg salah dengan konsepnya, yg pernah ambil kuliah di bidang lingkungan pasti tau. malah yg ngetawain konsep tsb biasanya yg ga ngerti konsep lingkungan dan asal ngomong doang seolah2 paling paham padahal ngga.
cuma sayangnya penerapannya ga semudah itu, butuh waktu yg panjang dan ga semua lokasi bisa diterapkan. selain itu antisipasi terhadap keadaan darurat juga harus dijalankan, jangan hanya bertumpu pada satu konsep aja.
cuma sayangnya penerapannya ga semudah itu, butuh waktu yg panjang dan ga semua lokasi bisa diterapkan. selain itu antisipasi terhadap keadaan darurat juga harus dijalankan, jangan hanya bertumpu pada satu konsep aja.
0
Tutup