• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Korban Pelecehan Berubah Menjadi Pelaku Di Masa Depan, Apakah Ini Wujud Pembenaran?

sinsin2806Avatar border
TS
sinsin2806
Korban Pelecehan Berubah Menjadi Pelaku Di Masa Depan, Apakah Ini Wujud Pembenaran?


Ane tertarik membahas topik ini karena di Indonesia sebagian besar kasus SODOMI dan Pelecehan Seksual yang terjadi pada anak dibawah umur, pelakunya adalah  mereka yang masa kecilnya pernah menjadi korban kekerasan seksual. Oke ane paham, korban tindak sadis seperti ini pasti mempunyai tingat trauma yang tinggi. Tapi apakah harus seperti ini jalannya? Ketika mereka diserang monster, apakah mereka juga harus berubah menjadi monster untuk balas dendam? Lalu kenapa balas dendamnya bukan kepada si pelaku pelecehan, malah mencari mangsa anak-anak kecil lugu yang masih polos dan belum tau apa-apa. Apa mungkin jenis balas dendam nya adalah agar anak kecil lain merasakan rasa sakit, seperti rasa sakit penderitaan-dia dulu?

Ataukah tindak sodomi dan pelecehan seksual pada anak itu seperti penyakit menular? Yang jika sudah menjadi korban dimasa lalu, maka dimasa depan dia akan cenderung menjadi pelaku?

Entahlah, ane cuma ga habis pikir dengan pola pikir, perilaku dan tindakan mereka. Sebagai manusia yang sehat secara akal dan nalar, seharusnya ketika diri sendiri menjadi korban tentu tidak ingin orang lain mengalami hal pahit serupa. Tapi setelah ane search beberapa sumber, ada yang menyatakan bahwa korban jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat pasti setelah dewasa nanti cenderung akan menjadi pelaku, oleh karena itu :

Quote:


Berikut beberapa list kasus sodomi dan pelecehan seksual di Indonesia, yang menggambarkan korban berbah menjadi pelaku :

1. Babe (Baekuni)

Ada yang familiar dengan namanya? Babe berusia 49 tahun saat ditangkap oleh kepolisian pada tahun 2010 karena kasus sodomi, pembunuhan dan mutilasi anak-anak yang berlangsung belasan tahun lamanya. Total ada 7 korban, dan usianya masih dibawah 12 tahun, 4 mayat korban sengaja dimutilasi untuk menghilangkan jejak. Semua korbannya adalah anak jalanan yang tidak mempunyai pengawasan orang tua. Usut punya usut Babe ini merupakan korban sodomi ketika usianya masih 12 tahun.

2. Zainal (Kasus JIS)

Ane paling familiar sama kasus satu ini, karena dulu ane ngikutin banget perkembangannya. Betapa mirisnya, TK JIS (Jakarta International School) yang seharusnya menjadi tempat belajar yang aman dan nyaman untuk anak didiknya justru menjadi wadah kekerasan seksual yang dilakukan oleh guru dan karyawan sekolah. Kasus ini terjadi pada April 2004, awalnya hanya 1 orang tua yang melaporkan sekolah ini, namun seiring berjalannya waktu bermunculan beberapa orang tua lain yang mengaku anaknya juga mengalami pelecehan seksual di sekolah, tersangka awal mengarah ke beberapa petugas kebersihan, namun kemudian menyeret 2 orang nama guru. Ane rasa di kasus ini ga semua fakta bisa terkuak, pasti ada konspirasi lebih besar didalamnya yang tidak bisa dibuka ke publik. 

Fakta mirisnya, pengakuan dari salah satu tersangka yaitu Zainal. Dia mengaku kalau diwaktu usianya menginjak 5 tahun, dia telah menjadi korban sodomi di lingkungannya, kejadian serupa terulang saat dia berumur 14 tahu, dia dicabuli oleh warga asing dengan hanya diberi imbalan 20.000. Orang asing itu ternyata adalah guru JIS yang juga terlibat pelecehan pada anak didiknya. Miris sekali ya, sodomi seperti lubang gelap yang jika sudah tercebur walaupun kita menjadi korban, akan sulit untuk keluar dari lubang gelap itu.

3. Emon

Emon berumur 24 tahun ketika tertangkap polisi setelah mencabuli ratusan bocah. Tidak tanggung-tanggung tercatat 114 anak pernah menjadi korbannya. Rentan usia korban antara 6-13 tahun, yang sebagian besar tinggal dekat dengan tersangka. Sadis! Sama seperti kasus sebelumnya, Emon juga mengaku semasa SMP dirinya pernah menjadi korban sodomi. 

Dari kasus menjijikan diatas, ada pelajaran penting yang bisa kita ambil. Korban pelecehan seksual harus mendapatkan penanganan sebaik mungkin, semisal masuk ke rehabilitas atau sebagainya, dengan tujuan apa? Agar dilakukan pemulihan traumatik, sehingga korban tidak dendam dan mampu bersosialisasi. Lingkungan juga jangan sampai mengucilkan korban pelecehan seksual, karena ketika hal itu terjadi, korban pasti akan sangat terbebani secara mental. 

Dan poinnya, korban pelecehan yang dimasa depan berubah menjadi pelaku pelecehan TIDAK BISA DIBENARKAN! Tidak ada alasan dibalik kejahatan! Ingat, KEJAHATAN tetaplah KEJAHATAN! Dan pelakunya wajib mendapatkan hukuman yang setimpal !

sumber  : 1, 2 

kakangprabu99
anasabila
sebelahblog
sebelahblog dan 19 lainnya memberi reputasi
20
4.1K
74
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Tampilkan semua post
putranto1718Avatar border
putranto1718
#3
laki-laki lemah, gabisa ngontrol otong sendiri ! ,
tempatkan otong pada tempatnya cong !
sinsin2806
neWMeal
snailconnection
snailconnection dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.